Beralas teguh, dibingkai pelangi bersandar pada cahaya ketika menapak demi setapak karunia cerah hari demi hari, tanpa harus berkaca meski remuk tulang yang dipaksa berlari dan lari dari nyata hasrat selalu saja tak dirasa, hanya lari dan lari sejauh-jauhnya mencari nyata dari harap tipis nan semakin tipis berselimut palsu. Palsu, ya teguh, pelangi dan cahaya itu palsu, bukan aslinya, itu hanyalah buatan demi memanjangkan jarak berlari ini.
Sepeda Bambu
2 hours ago