noktah merah
All that we can do is just survive
All that we can do to help ourselves
Is stay alive...
Apa yang kau lakukan demi menghancurkan semua yang ada dan natural, menjadi segalanya terarah hanya untuk menundukkan dan melemahkan kami yang kau anggap hanya berfikir melalui syahwat. Aturan-aturan semakin memuakan saja, mengapa muak, karena itu hanya aturan, dan bahkan para pelanggar yang kau hukum disana, malah enak-enak karena melanggar aturan itu, atau karena dia adalah besanmu. Memalukan sekali apalagi dengan entah kau sudah pikun atau memang sudah tak waras lagi ketika membagi-bagikan buku anakmu yang bukan hanya jelek tapi memang tak patut dipublikasikan.
Beragam upayamu hanyalah mengeluarkan dan mendidihkan darah kami saja. Dasar pemerintah tak tahu diri. Bahkan gonggongan anjing untuk menjadikanmu presiden ketiga pun hanya dianggap lelucon belaka, betapa sudah akut kau anggap negeri ini sebagai bagian acak adul dari sandiwara dan skenariomu yang bertubi-tubi dan saling menumpuk lupa. Emangnya kami semua disini nggak punya jurnal atau harga yang kau naikkan tinggi itu tak bisa kami ikuti. Emang kami nggak paham kemana uang hasil inflasi itu berada dan betapa ruginya kamu kalo negeri ini tidak inflasi.
Mungkin tak lama lagi karena kami pun tahu para serdadumu yang tak bernyali untuk perang keluar itu hanya berani berasyik masyuk di dalam karena pasti benar dan dilindungi undang-undang yang karena saking banyaknya hingga kami tak peduli lagi. Memang bagaimanapun kami harus menangis darah demi menghargai kepekokan-kepekokanmu yang bukan hanya lucu namun sangat menyedihkan sekali. Survive hanya begitulah menjawabnya, sebisa kami semampu kami mempertahankan kewarasan sendiri-sendiri, demi menunggu tanpa harus terjadi pertumpahan darah, ataukah memang itu sudah ada dalam skenario terburukmu.
Sebaik-baik pemerintah sebuah negara adalah yang bisa menciptakan dan menjamin kebebasan berekspresi warganegaranya bukannya dengan membuat filter atau apapun arahnya demi pembungkaman suara-suara yang seharusnya bervisi sama saling membangun. Diatas langit masih ada langit, dan bukan begitu caranya ketika harus menyisihkan minoritas atau bahkan mengambil keuntungan dari mayoritas. Salah kedaden apakah hingga seperti ini, atau memang benar, harus ada semacam nabi baru demi memperbaiki roda-roda yang memang sudah berkarat dan tak bisa lagi dibenahi dengan logika kewarasan tingkat normal.
All that we can do is just survive All that we can do to help ourselves Is stay alive... Ragged lines of ragged grey Skeletons, they shuffle away Shouting guards and smoking guns Will cut down the unlucky ones I clutch the wire fence Until my fingers bleed A wound that will not heal- A heart that cannot feel- Hoping that the horror will recede Hoping that tomorrow- We`ll all be freed Sickness to insanity Prayer to profanity Days and weeks and months go by Don`t feel the hunger-too weak to cry I hear the sound of gunfire At the prison gate Are the liberators here- Do I hope or do I fear? For my father and my brother-it`s too late But I must help my mother Stand up straight... Are we the last ones left alive? Are we the only human beings To survive
:(( Presidenku Pekok poolll..
BalasHapusApapun keburukan itu, mrk para pemimpin bangsa, kl peran mrk kita gantikan , mampukah kita ????
BalasHapusmereka telah membelinya....
BalasHapusthnks infonya sob..
BalasHapusnegara pow kerajaan?
BalasHapusbila ada pemimpin pekok kok masih dipilih lagi, pemilihnya ikutan pekok nggak ya?
BalasHapus*judulnya mengingatkan pada malam pertama* haks...
sing milih mbiyen sing pekok!!!!
BalasHapusKita belum pernah merasakan, bagaimana memimpin ratusan juta jiwa?
BalasHapusisiiinn dadi warga negara...
BalasHapusInilah dia cerita negri kita terlalu banyak yang menjadi korbanya. Apakah ini hanya akal2an yang dibuat oleh birokrasi sialan! (thinking)
BalasHapusbegitulah pemerintah kita
BalasHapusnegeri kita ada yang memimpin. Para pemimpin kita ada yang memilih. Siapa ayo yang milih?
BalasHapussemoga kedepannya tidak ada belenggu dalam birokrasi pemerintahan kita.....
BalasHapusdan pemimpin kita dapat bertinda setegas-tegasnya...
Pemimpin kita siapa yaa? Lali aku..(lmao)
BalasHapusHayo percoyo po ora? Indonesa ki asline ra nduwe “PEMIMPIN” nduwene “PENGUASA”
BalasHapusgek-gek aku yo pekok !:-)
BalasHapusthnks atas sharingnya sob..happy blogging
BalasHapusmampir ajah Mas Surya...
BalasHapusMerdeka..........
BalasHapusSalam kenal Mas Surya
(Русский)
Sebaik-baik pemerintah sebuah negara adalah yang bisa menciptakan dan menjamin kebebasan berekspresi warganegaranya..
BalasHapussetuju abeees mas..!
my blessings and wishings with u.... u will succeed!
BalasHapusHa dengar tu. Ko kata nak quit job tapi tak tau bila kan? Aku rasa ni lah masa yang paling manTOP untuk ko quit
BalasHapusjadi teringat dengan judul sinetron noktah merah perkawinan
BalasHapussalamkenal sahabat
semoga menjadi erat tali silaturahmi
jika berkenan saya ingin tukar link dengan anda
semua kembali ke diri kita masing2 agar tetap dpt menjadi pribadi yg lebih baik dan mengalami renovasi diri trs agar dpt mendekati sempurna..
BalasHapus