Postingan

Menampilkan postingan dengan label getir

kebebasan berekspresi internet

Kebebasan berekspresi internet? Apa iya memang ada, bagaimana mungkin ketika untuk mengakses internet pun harus membayar ini itu, berlangganan, punya komputer atau gadget, apanya yang bisa dikatakan bebas, berekspresi? ekspresinya?. atau mungkin dikatakan bebas ketika siapapun bisa menggunakannya dengan catatan, bisa menggerakkan mouse, mata bisa melihat, dan sebagainya menurut batasan masing-masing?.

semesta rasa

Gambar
Ketahuilah, hadirmu di tiap-tiap detik yang berlalu mengawali, mengisi hingga mengakhiri hari bukanlah sebuah hal yang aneh. Mengapa? bahkan pertanyaan itu sudah tidak ada lagi, lama sekali. Betapa bayang cahaya atas nama dirimu tersebut selalu setia menemani. Ada banyak kemungkinan yang mewujudkan hal itu terjadi, pertama adalah harapan dari jiwa yang mendamba, kedua adalah betapa damba mewujud menjadi angan, untuk kemudian mengakar dan menempel dalam inderawi lahiriah dan dikenali pikiranku sebagai sebuah bentuk imaji kehadiran yang tak kenal waktu, masa, lelah dan jemu.

spending my time

untunglah kau tak terlalu memperhatikan ataupun merasakan ketika diri ini berada pada titik terendah, titik yang sangat memalukan, tiada diri tiada mau tiada harap, atau apapun yang membuat diri bersinar bagaikan cahaya diluar sana yang berbinar bak memberi ejek, ejek terdalam namun tak terasa apapun bahkan panas mentari di siang bolong pun tak bisa mengubah ejek itu menjadi semacam penggerak semangat untuk keluar mencumbu cahaya, berasyik masyuk melalui kehidupan yang sudah jauh dari biasa ini. ketakberdayaan itu telah membunuh apapun ketika tiada binar wajah yang selalu diidam.

robek

ksatria tersebut berpakaian seragam kebesaran dengan senyum dan wajah sendunya yang membuat rasa welas dan kasihan atas derita serta perjuangannya, terlihat sangat meyakinkan, cerdas, tulus dan tidak banyak memiliki kata untuk diucapkan selain janji yang melambung setinggi langit namun betapapun para bijak bestari dan cendekia membuat peringatan atas apa yang akan terjadi toh... sang ibu memilihnya untuk menjadi pangeran untuk bersama melampaui badai angin penuh kekuatan menghadang di depan. dengan imbalan tinggi dan betatapun apa semua harus dijalani meski sudah diketahui kekejaman dan kelicikannya namun apa daya tiada yang mampu menyentuhnya.

selalu

tlah tertanamkan dalam nadi-nadi yang mengalir bahkan sebelum degup pertama kedua ketiga dan seterusnya, dalam desah hirup nafas satu dua tiga hingga nanti ketika semuanya terhenti. dari diri tak ada lagi alasan untuk tidak melakukannya. betapa pun miring dan dalamnya jurang yang telah terlewati meski ketika lelah dalam kekalahan yang tiada henti selalu mengikuti namun bagaimanapun kekalahan itupun sudah menjadi bagian yang tak terpisahkan untuk menjadi sebuah tangga menuju ke sesuatu yang ternyata harus menelan dahulu pahit getir serta tiada keindahan ketika semua di berikan dalam kemenangan yang katanya selalu menjemukan.

getir

Gambar
kemana hati ini akan berteduh, kemana bisa mencari tempat belajar lagi, dimana semua yang pernah ada dalam mimpi ini pergi, kemanakah asal muasal cahaya itu bersembunyi, hati yang teguh tanpa prasangka, ditunggu yang ditunggu. mengapa juga harus mencari, mencari dan mencari sesuatu yang tak mudah. semakin dicari semakin banyak jurang dan belukar yang tak luput dari duri yang mematikan, dan adalah pahit dan getir untuk mendapatkannya.

frozen

masih sanggupkah untuk selalu membunuh, mematikan hanya untuk memainkan apa yang sudah tertatto di benak sebagai sebuah cita. semua yang mengganggu jalannya pencapaian dari segala angan yang selalu terukur dengan indikator yang nyata-nyata diangkakan bahkan menjadi sebuah batasan atas berjalannya keinginan atas keteguhan untuk selalu digapai dan digapai. sebagai sebuah frasa cinta diri untuk selanjutnya sebagai landmark atas apa tercipta dari sebuah semesta yang sebenarnya adalah sebuah kotak kecil, ranum memang, dan menggoda untuk selalu diniscayakan sebagai sebuah keluhuran atas nama pencitraan diri sebagai ejawantah kepada sehelai daun yang sebenarnya adalah bagian dari pohon besar dengan penuh dedaunan dan bunga untuk terlihat betapa subur dan kokohnya pohon tersebut menaungi tanah di bawahnya.

Postingan populer dari blog ini

asyura

Tattoo

tes otak, apakah masih logis atau tidak :-)

Gunung Raung

Selaput dara dan gangguannya

Permintaan Maaf yang tak akan diterima

Kumpulan Artikel Tentang ASI

larut