Postingan

Menampilkan postingan dengan label tanpa akhir

perih

Manusia tanpa harga, hanya menjalani hari demi hari tanpa tahu apakah kan terjadi. Tulus atau bodoh mungkin hanya sesuatu yang berbeda huruf dalam perkataannya. Tiada asa bahkan ketika patah pun tak berasa, hanya sekerat roti sakit, rasa hampa nan perih, dan tak layak untuk di pahami, bahkan. Tiada patahan kata bisa lagi terungkap, hanya bisu, sekerat bisu dalam adonan tembaga tak berharga, karat tanpa luka. Berpacu dalam angan yang tentu saja tanpa broadcasting, apalagi seonggok irama pelipur, bukan hanya untuk lara, namun demi kebisuan dan tulinya bathin dalam ranumnya anyir terusan tumpukan nadi patahan asa.

as usual....

Gambar
sekejap datang makro itu membentang, luas bak terkira, dalam alunan senyap berbuai semilir angin tiba-tiba tanpa arah, berputar mengitari untuk kemudian menari-nari seakan membawa sebuah hentak yang lain, hentak pertama, hentak kedua, ketiga dan seterusnya, as usual ketika berada pada titik terendah ketidak tahuan akan apa makna ketika semua sudah tergoncang tak berbagi alasan ataupun makna. debu-debu terbawa angin itu pun as usual menari-nari membawa ejek atau puji yang tak tentu harap, kosong tiada benah apapun untuk dibawa, as usual hanya jujur yang terpukul oleh sesuatu diluar harap, tanpa makna ataupun bunyi saron nang ning nong neng nung....

spending my time

untunglah kau tak terlalu memperhatikan ataupun merasakan ketika diri ini berada pada titik terendah, titik yang sangat memalukan, tiada diri tiada mau tiada harap, atau apapun yang membuat diri bersinar bagaikan cahaya diluar sana yang berbinar bak memberi ejek, ejek terdalam namun tak terasa apapun bahkan panas mentari di siang bolong pun tak bisa mengubah ejek itu menjadi semacam penggerak semangat untuk keluar mencumbu cahaya, berasyik masyuk melalui kehidupan yang sudah jauh dari biasa ini. ketakberdayaan itu telah membunuh apapun ketika tiada binar wajah yang selalu diidam.

bengis

bukan manipulasi ataupun rekayasa seperti para punggawa diatas sana yang katanya mendewakan keadilan namun ternyata dipersempit bahwa itu hanyalah untuk dirinya sendiri. bukan itu sebab memang disini bukanlah masalah punggawa munafikin yang demi dirinya sendiri harus mengorbankan dan menisbikan hal lain yang menyangkut kepentingan banyak orang. jelas bukan karena ini hanya kepentingan diri saya sendiri saja tanpa menyenggol siapapun apalagi kepentingan umum yang katanya sudah tidak perlu diumumkan lagi.

titik nol koma nol

mereka akan menyadari betapa telah dipermainkan demi sesuatu, ketika semuanya terbuka menghilangkan segala ketertutupan yang sama sekali tak bermakna, saat mengetahui telah banyak hal yang dimilikinya dimanfaatkan. meski itu untuk kesatuan ataupun apa yang menghilangkan keniscayaannya sebagai pribadi. pribadi yang memiliki segala potensi untuk berkembang. berilah jalan untuk mereka agar bisa mengembangkan apa yang ada dalam otak dan hatinya betapapun apa motivasi yang ada. pembelajaran demi pembelajaran atas nama refleksi pribadinya dengan lingkungannya pastilah akan menjadikan semuanya baik. tanpa perlu siapapun yang kadang malah mengotori dan menilai niat bersih sebagai suatu keinginan kuasa karena mengganggu kuasanya akan sesuatu.

nafas terakhir

semakin ku sadari segala kesalahan saat itu yang tiada pernah termaafkan bahkan oleh diri ini menjunjung semua rahsa semakin tak menentu menjadikan segala setan kemarahan menjalar di nadi-nadi yang bersemayam dalam dagingku. tiada siapapun dapat memahami apa arti yang pernah terjadi bahkan diri sendiri tak menyadari mengapa bisa terjadi, meski bukan hanya kesombongan saat itu, namun angkara yang membelenggu dan membangkitkan berbagai bentuk iblis untuk selalu menuju ke titik yang bernama kesalahan fatal. tiada dimaafkan bahkan untuk diulangpun tiada pernah bisa dialami oleh siapapun yang bisa berkata untuk menguasai waktu betapapun positif apa yang keluar dari mulutnya, ya.. tiada pernah bisa terlepas sekian berat dosa dan hanya harap untuk bisa memperbaiki kembali, nafas terakhir mungkin dapat memberikanmu suasana yang bisa memahamkan betapa aku mencintaimu, tanpa harap dan semua mimpi yang memang sudah tertepis meski tiada henti kumenangisinya.

just for you

Kau datang dari belahan bumi yang jauh, teramat jauh dari tanah tempatku berpijak sejak dilahirkan oleh perempuan mulia berjejuluk bunda, perangkat tuhan yang mengantarkan roh dan ragaku ke dunia fana, sebuah dunia alam kehidupan yang nantinya akan berisi cita-cita, mimpi, perjuangan dan cinta. Entah apa yang sudah digariskan oleh kuasa pada sebuah pohon di arsy yang berdiri kokoh dengan rimbun daun yang bertuliskan nama, nasib dan takdir bahkan mungkin secara detail detik demi detik, alunan hembus nafas hingga detak jantung permili detik. Sebuah pohon kehidupan dengan tautan pada kelangsungan hidup insan yang diberi kebebasan untuk memilih, memiliki, mencintai hingga menyembah dan menemukan tuhan dalam diri maupun tuhan besar penguasa alam raya. Masih sangat terasa indahnya hingga hari dan detik ini bahkan kapanpun semenjak kehadiranmu yang mengisi kehampaan jiwa, sebuah jiwa kering kerontang akan hembusan dan tetesan embun kasih, entah mengapa kau hadir membawa sumber mata air, mat

Postingan populer dari blog ini

asyura

Tattoo

tes otak, apakah masih logis atau tidak :-)

Gunung Raung

Selaput dara dan gangguannya

Permintaan Maaf yang tak akan diterima

Kumpulan Artikel Tentang ASI

larut