dirgahayu

Sudah bukan seumuran jagung lagi, sudah beberapa generasi tepatnya apalagi ketika rata-rata umur kehidupan di negeri ini yang lumayan tidak panjang-panjang. Mengisi sesuatu demi orang banyak memang sulit, bukan semudah yang biasa diomongkan di gardu-gardu ronda ataupun di angkringan-angkringan pinggir jalan. Rumit bin ajaib plus ditambah dengan bumbu-bumbu pedas kekerasan ataupun belut permasalahan yang tentu saja sangat sulit untuk dipegang apalagi dimasak sebagaimana yang biasa jadi kulakan di pasar Godean. Dinasti demi dinasti akan di lahirkan, mewarnai peta politik, untuk saling menguasai ataupun untuk saling mendepak demi kemaujudan keinginan kelompoknya atau keyakinan yang menjadi aras perjuangannya. Kadang hanya sekotak, sepotong ataupun remah-remah, sulit mencapai yang bisa dipakai untuk bersama, terkecuali harus dipaksakan. Toh memang perbedaan masih menjadi belenggu yang seharusnya adalah rangkaian indah apabila bisa dipetakan bersama bersumbu pada kesadaran dan kesabaran.

Bukankah jembatan menuju pintu gerbang yang dijanjikan dan diimpikan bersama adalah sebuah keniscayaan yang sedemikian mudah ketika terbayang. Mengapa harus sulit dilakukan apabila tanpa keinginan dan kebersihan mencapai tujuan bersama. Mengapa juga harus membunuh dan memenjarakan pihak-pihak yang memiliki cita-cita yang juga mengarah pada tujuan yang sama dengan proses yang lain. Bagaimanapun terimakasih tuhan, telah kau antarkan sesuatu yang indah meski terasa pahit bila didetilkan. Dirgahayu.


Paman Doblang | Kantata Takwa

Komentar

  1. Dirgahayu negeriku... eh salah ding! negaraku...

    BalasHapus
  2. merdeka !!!!!

    mohon komennya di http://prasutan.blogspot.com/2010/08/65-tahun-indonesia-merdeka-ya-sudahlah.html

    BalasHapus
  3. (Maaf) izin mengamankan KELIMAAAX dulu. Boleh, kan?!
    Merdekalah Bangsaku, Merdekalah Negeriku, Merdekalah Indonesia...!
    *semoga

    BalasHapus
  4. Dulu kita dijajah bongso walondo, usai pekik merdeka rakyat dijajah oleh bangsa sendiri..,kepiye jal.

    BalasHapus
  5. ketoke wis ora musim ngibarke bendera nang tiap umah...ternyata romadlon mempengaruhi hari kemerdekaan

    BalasHapus
  6. kere merdeka yang berdaulat....kakakakakaa....menjadi kaum merdeka yang difabel nurani...hauhahaha...

    BalasHapus
  7. Ah biarkan saja, biar mereka tau arti kemerdekaan yang sebenarnya!!

    BalasHapus
  8. assalamu'alaikum...mas boleh nyusahin antum kagak? he...he...ajari cara bikin webnya KAMIL dung.... ato udah ada yang dulu gitu?

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

asyura

Tattoo

tes otak, apakah masih logis atau tidak :-)

Gunung Raung

Selaput dara dan gangguannya

Permintaan Maaf yang tak akan diterima

Kumpulan Artikel Tentang ASI

larut