Message from the green side

Kau datang dari belahan bumi yang jauh, teramat jauh dari tanah tempatku berpijak sejak dilahirkan oleh perempuan mulia berjejuluk bunda, perangkat tuhan yang mengantarkan roh dan ragaku ke dunia fana, sebuah dunia alam kehidupan yang nantinya akan berisi cita-cita, mimpi, perjuangan dan cinta. Entah apa yang sudah digariskan oleh kuasa pada sebuah pohon di arsy yang berdiri kokoh dengan rimbun daun yang bertuliskan nama, nasib dan takdir bahkan mungkin secara detail detik demi detik, alunan hembus nafas hingga detak jantung permili detik. Sebuah pohon kehidupan dengan tautan pada kelangsungan hidup insan yang diberi kebebasan untuk memilih, memiliki, mencintai hingga menyembah dan menemukan tuhan dalam diri maupun tuhan besar penguasa alam raya. Masih sangat terasa indahnya hingga hari dan detik ini bahkan kapanpun semenjak kehadiranmu yang mengisi kehampaan jiwa, sebuah jiwa kering kerontang akan hembusan dan tetesan embun kasih, entah mengapa kau hadir membawa sumber mata air, mat...

No matter what they say, bukannya tak peduli dengan lingkungan sekitar, sok apatis, bukan namun bagaimanapun juga diri sendiri adalah barang titipan dari yang memiliki kehidupan sekaligus pembuatnya, akankah tidak peduli dengan diri pribadi, ngikut slogan penyesatan mendahulukan kepentingan umum, bwahaha... bukankah yang membuat slogan itu juga dilandasi oleh kepentingannya sendiri untuk menyamankan dirinya pula, bagi yang bermobil agar tidak maen klakson dan misuhi serta mengumpat becak yang digenjot sopirnya dengan lapar serta lemas karena kurang tidur, kelaparan dan bingung mengerjakan teka-teki mau makan apa keluarganya dua jam nanti. Beda jauh dong dengan para beliau yang duduk di kursi empuk dan mampu membayar ratusan ribu demi coretan seseorang pada fotonya di kartu suara yang lalu, pada puluhan ribu orang di dapelnya, cih... Sekarang malahan saling serang dengan keanehan masing-masing, ada yang mencurigai dengan keyword kekayaan trilyunan rupiah, menjudge bahwa yang sekolahnya ...

Tidak semua insan kan mengalami hal sama, dalam mengejawantahkan dan memberikan perwujudan lahirnya atas nama cinta dan semua yang mesra-mesra, meski sudah puluhan tahun memendam dan menyimpan dalam lemari yang sangat dirahasiakanya. Dalam sebuah ruang nurani terdalam, tersimpan tanpa karat meskipun tak pernah dilap, namun senantiasa bercahaya bagai wajah para bijak bestari yang selalu menerangi wajah dunia, meski perang dan bencana sudah meluluhlantakkan seluruhnya, harus dibangun, harus iklas, harus rela berbagi, harus mencintai alam, harus patuh pada umarah, dan lebih banyak lagi, itulah mereka para bijak dengan kehebatan dan jeratannya telah merontokkan dan menjinakkan hasrat-hasrat kritis murni dengan arahan yang entah asal damai dan demokratis begitulah...

Janganlah meninabobokkan kami dengan dengan ocehan dan pidato tentang kesejahteraan, karena sesungguhnya kami semua sudah sejahtera baik secara takdir maupun nasib, semua sudah menjadi kehendak DIA, bahwa kesejahteraan dan kedamaian selalu di bumi ini. Hanya orang-orang yang membacot untuk mensejaterakan dan memberikan pertolonganlah sebenarnya sang penghancur kehidupan. Mengakui atau tidak kesejahteraan tidak harus dijadikan partai atau platform perjuangan karena kesejahteraan itu sudah instan, dan keinginan serta mimpi-mimpi untuk menguasai dan memilikinyalah yang menghancurkan keinstanan itu. Pohon, sayuran, buah-buahan, padi, sungai, gunung dan lautan sudah ada dan tumbuh dengan sendirinya tanpa harus diperintah, dipupuk maupun diintensifikasi. Semua sudha berjalan apa adanya, tidak lain dan tidak lebih. Orang makan hanya 3 kali sehari dengan porsi yang secukupnya, buat apa berkeinginan makan 10 piring sekali hantam, atau menabung untuk masih bisa disediakan makan ketika sudah mati...

Entah sebuah mahluk nyata ataukah hanya sebuah kartun yang muncul dari bayangan benda yang bisa memiliki pikiran, bukan di kepala namun di dalam dada, entah bagian yang mana, namun bisa memerintahkan otak untuk membuat nafas menjadi sengal, jantung berdebar, pipi memerah, hingga raut muka yang berubah ceria, bahkan seluruh tubuh menjadi segar meski dua hari tidak tidur ketika mendengar, melihat, ataupun hanya sekedar bertemu melalui gambar ataupun tulisan di kaca LCD berbentuk kotak lebar, yang sebentar lagi akan diharamkan. Kotak kaca beserta para sahabatnya didalamnya yang memiliki otak buatan, ingatan buatan dan kabel-kabel aneh, serta alat vital untuk menangkap gelombang frekuensi entah HDSPA, HSUPA, ataukah 2,4 GHz, bahkan mungkin malah paket panjangl yang berisi delapan kabel yang terhubung dengan konektor RJ 45 itu melalui sebuah ether penerjemah mengakrabi sebuah HUB yang menuju server dan router untuk membagi jalinan kasih yang terpisah bermil-mil jauhnya, jalinan kasih dan ...

Seseorang bernama Bima telah dinyatakan mati. Namun, tiada yang menyangka bahwa kemudian Bima bangun dan hidup kembali. Prosesi pemakaman yang sudah dikemas sedemikian rupa pun menjadi ajang huru-hara yang tidak terkendali. Bima menginginkan hidupnya kembali, tetapi ternyata keluarganya tetap menginginkan kematiannya, keluarganya tega mempreteli harta bendanya, bahkan sang istri pun telah menyiapkan pernikahan dengan calon suami barunya yang tak lain adalah sahabatnya sendiri, Koko. Dalam keadaan yang sangat menderita, Bima memperjuangkan hidupnya kembali. Keluarga Rapat Sebuah Teater presents: “GERR” Karya: Putu Wijaya Sutradara : Hendi Kukuh Baskoro Rabu, 20 Mei 2009 pukul 19.30 WIB Societet Militer, Taman Budaya Yogyakarta HTM : Rp. 10.000,00 Ticket box : Fak.Psikologi UGM (10.00-13.00 WIB) & on the spot Cp : Ani (085640149143)

Entah berapa jarak antara Jogloabang menuju Kota Suci Ponorogo alias kota Reyog, tidak pernah terpikir hanya biasanya bisa ditempuh dalam waktu sekitar 3 jam, kalo malam hari, namun hari itu kami berangkat rencananya jam 8 pagi kamis 14 mei 2009, namun prakteknya jam 11 lebih baru memulai start dari daerah Piyungan Jogja yang sudah memakan waktu 20an menit. Untuk sekedar memberi isi perut karena ternyata cacing di perut belum sarapan semua. Rencana berangkat sekitar 12 orang pada waktunya ternyata hanya empat orang saja yang nongol, karena kesibukan dan kebetulan hari Kamis memang bukan hari libur. Berangkatlah bersama Tony , Senoaji , dan Ciwir ke Ponorogo untuk menyaksikan dan mangayubagyo acara Blogger Warok kota Reyog yang sudah pernah ketemu ketika acara Ziarah Blogger Timur Tengah di Gunungkelir dengan roadshow komunitas TPC Surabaya ke kota-kota yang dilewatinya pada awal tahun 2009 ini, diantaranya adalah kota reyog juga. Acara berlangsung meriah di sebuah gedung m...

Bukan untuk menandingi postingan mas Mahendra yang berceloteh tentang pemilu dan terbukanya kotak pandora , dimana malah lebih menarik yang membukanya daripada kotaknya menurut saya, jiahaha..., yang dikatakan dalam kata-kata yang lugas dimana sebuah unsur positifnya hanya sedikit saja, dan berjejuluk asa. Mungkin negeri ini adalah negeri dengan ego demokrasi yang sintal kalo dipikirkan ada berapa pemilihan dan pesta demokrasi disini dengan merasiokan hari dalam setahun dibagi jumlah propinsi, kabupaten, desa, bahkan hingga ke tingkat RT dan RW, mungkin bisa ada pesta demokrasi dua atau tiga kali dalam sehari. Saling membuka kotak pandora juga terjadi ketika banyaknya lokasi pemukiman yang digusur, pemerintah juga membuka kotak pandoranya sendiri yaitu kesalahan dalam perencanaan tata kota mungkin, dan warga juga membuka kotak yang isinya penderitaan dan sedikit harapan adanya ganti untung eh... mana ada ganti rugi adannya kok ya... Disini juga akan membuka kotak pandora yang i...

Graha Watoe Dhakon STAIN Ponorogo, Kamis (14/05) pukul 14.00 WIB - selesai akan menjadi saksi peperangan antara siluman melawan gentayangan (semoga gajahpesing tidak membawa buldozernya), entah apa jadinya nanti, yang jelas para gentayangan sudah mulai mengasah pedang dan molotov yang akan meramaikan pesta jadi-jadian dengan mengundang pementasan blogger nasional sekaligus budayawan BNTH. Andy M, SE (blogger nasional yang terhormat) yang akhir-akhir ini postingannya malah tentang makanan dan jembatan serta stasiun kereta yang udah nggak kepake, mungkin karena kekurangan sarana transportasi untuk mencari makanan sehat. Aktivis sosial sekaligus pendemen linux, sebuah sistem operasi komputer opensource ini sebenarnya profesinya adalah bidang ngitung duit, entah mengapa malah menclok mabur ke politikana dan lain sebagainya. Kalo untuk berlinux ria saya pikir nyambung karena memang linux lebih indah dan enak untuk digunakan serta dapat di customisasi sedemikian rupa sehingga bisa mencermi...

Pertarungan itu semakin dekat, semakin sengit gerakan para intelijen di grassroot, berebutan simpati untuk mengisi database perolehan serta maraknya perkiraan-perkiraan jumlah maupun munculnya juru ramal yang tiba-tiba saja menjadi pengamat politik yang handal hingga permasalahan celebrities yang menjadi menu masakan layar kaca sehari-hari bahkan dala hitungan detik, seakan semua mata menunggu menu tersebut yang baunya tak sedap namun selalu saja disuguhkan kepada khalayak ramai, seakan menu busuk itu adalah sebuah hidangan elegan bagi para konsumer kotak kaca yang sebenarnya merasa terpaksa karena untuk berlangganan tivi kabel harus mengeluarkan ekstra dari kocek yang semakin hari semakin sulit untuk diisi, terkecuali jika mau ikut dalam kontes besar yang akan datang. Rinjani, Merapi sampai Slamet menunjukkan gejala keaktifannya, ah.. itu nggak ada hubungannya dengan gejolak politik maupun ekonomi, itu hanyalah fenomena alam biasa yang terjadi dan tidak ada kaitannya dengan suhu peman...