Postingan

Menampilkan postingan dari Februari, 2010

wonderful

Apa kabarmu kawan, aku mencintaimu, budaya seperti ini mungkin tidak ada disini. Meski secara beberapa sudah melakukannya, namun tetep saja ini dunia timur, bukan barat, sebuah dunia keindahan yang agak berlainan tentunya. Entah mengapa bisa begitu, bukan karena kekayaan alam tentunya, dan mungkin sesuatu yang tidak penting seperti ungkapan cinta hanyalah dilakukan ketika memang benar-benar dibutuhkan bukan sebagai pengobat luka atau penebar pesona, atau mungkin cukup sekali seumur hidup tanpa perlu diulang-ulang lagi. Hmm.. mungkin saja ketika alam masih ramah dan selalu memberikan apa yang dibutuhkan penghuninya, namun ketika saat ini dimana alam memang sudah harus dikampanyekan untuk dapat disadari bahwa kita hidup didalamnya. Dan gedung-gedung tinggi itu adalah bagian dari alam semesta, meski harus berkorban milyaran rupiah untuk mewujudkannya. Pada awalannya memang uang digunakan sebagai perantara untuk memudahkan pembayaraan atau pertukaran sesuatu, dalam perkembangannya perant...

when a blind man cries

Kegelapan itu memang tidak akan pernah bisa pergi dari diri ini, tidak pernah dia akan rela meninggalkan diriku dalam keadaan penuh cahaya. Selalu dan ada-ada saja perbuatan perilakunya yang meninggalkan bekas tapak hitam pekat di dalam hati dan pikiran. Semua memang sudah tersetup secara default untuk hitam pekat gelap kelam tak bercahaya sama sekali. Meninggalkan dan menambah parah luka yang mungkin memang tidak akan pernah disembuhkan sekalipun diri ini harus menyuapnya dengan rayuan gombal, uang bahkan dengan bukti yang memang sama sekali hanya mengikuti trend pasar saja. Tidak lain tidak bukan lama kelamaan meskipun dalam kegelapan dan kebutaan inipun sosok lakon penjahat yang selalu saja merusak tatanan kehidupanku akan muncul dan tinggal menunggu waktu saja sedikit demi sedikit untuk bisa membunuhnya sepuasku. Meski derita selalu saja membuat tubuh di malam hari menjadi dingin dan berkeringat saking dinginnya, namun deep down inside, dalam hati ada semacam energi yang tak akan...

made of tears

Wis gak jelas, makin aja gak jelas, mau ngapain. Rupanya memang energi yang dikeluarkan dahulu lumayan memeras harta benda untuk mencapai sebuah kenikmatan yang mungkin tak lama lagi memang harus layu dan musnah, maka dengan segala cara apapun kue itupun harus tetap hangat, enak dimakan dan tentu saja masing-masing dapat bagian dengan adil. Bukankah begitu ketika mereka iklas mengikrarkan cinta untuk berkoalisi bersama, merenggut kenikmatan bersama, meski harus tebal telinga dan wajah.. ah itu sudah biasa dan cuma omongan orang yang tidak kebagian roti saja. Airmata orang kecil yang tiap hari harus keluar tenaga dan keringat tanpa pernah tahu sampai kapan bisa bertahan hidup, kesana-kemari tanpa ada asuransi, jangankan asuransi, jatuh lecet aja mau cari obat merah harus bingung ngutang kesana-kemari. Mungkin kemiskinan karena kurang bagian dari komisi-komisi itu sudah hal biasa dan salah sendiri kenapa miskin, wis mlarat, kesrakat ra entek-entek, ra uwis-uwis, modar yo kubur pinggir ...

now we run

Gila bahagia apakah beda, yang jelas gak bisa tidur berhari-hari ya jadinya gila agak ngantuk gitu, ngatuk lemes gak punya niatan apa-apa keluar rumah hujan, kalo ndak ujan panas, resiko demam berdarah tinggi apalagi penyakit kebangsaan yang namanya masuk angin kemudian flu terus batuk terus harus ke dokter ke apotik beli obat, kemudian harus makan, minum obat yang rasanya aja nggak enak dan hasilnya lemes ngantuk dan kek orang fly. Ngantuk bener tapi mata tetep pengin melek hasilnya ya badan kurus mirip orang gak keurus untung aja masih mau ngeliat siang, coba kalo penginnya yang gelap-gelap wah bisa jadi monitor komputer ini dimatiin aja biar gelap dan gak bisa bikin kerjaan apa-apa, entah apa yang ada dipikiran dan otak orang lemas tak berdaya, mungkin hanya mimpi, mimpi pun sambil ngantuk, lah kok kantuk kenapa karena tidak tidur, dan hidup lebih efisien ketika melek, kalo tidur mau apa lagi selain ngorok, dan itupun bangunnya juga lemes dan lapar. Kenapa gak ada kerjaan yang har...

inovasi radikal

Dunia pendidikan di negeri begajul, bergerak sangat bahkan supercepat. Terlihat dengan bermunculannya gedung-gedung sekolah yang megah, apalagi universitas yang jika gedungnya tidak beton mungkin saat ini tidak lagi dianggap sekolahan, bahkan pondok-pondok pesantren pun tidak ketinggalan berhias, bergincu hingga menarik sahwat untuk menyekolahkan anak para orangtua yang juga memiliki pertimbangan tertentu, tentunya juga misi tertentu untuk anak tercintanya. Belum lagi perkembangan metode hingga materi pendukung kurikulum yang sangat fantastis kalo tidak bisa dikatakan radikal dalam arti yang kurang baik. Berbagai pembenahan dilakukan bahkan hingga yang detil-detil, berbagai bentuk standarisasi, laksana membuat produk elektronik yang bisa diinstalkan apapun. Semuanya menjadi berat dan mungkinkah hanya dengan rata-rata umur manusia yang 65 tahunan masa beredarnya itu harus melalui perjuangan berat dalam bersekolah, bahkan kemudian untuk mempertahankan hidupnya. Hitung saja sendiri bera...

Postingan populer dari blog ini

asyura

Tattoo

tes otak, apakah masih logis atau tidak :-)

Gunung Raung

Selaput dara dan gangguannya

Permintaan Maaf yang tak akan diterima

Kumpulan Artikel Tentang ASI

larut