Demo Semarak Kemerdekaan
Kita mengalami lagi deretan aksi demonstrasi mahasiswa di bulan semarak kemerdekaan yang ke 80. Deretan aksi bergelombang dan dimana-mana ini cukup mencengangkan. Ada semacam pemicu memang karena adanya tunjangan anggota DPR serta aksi arogan para wakil rakyat dan pejabat. Ada apa dengan rentetan demo kemerdekaan yang juga merenggut puluhan jiwa, dan aksi penculikan yang dilakukan?.
https://t.co/bAZlO7Uzwk pic.twitter.com/0D5Ge6fc8X
— Aliansi Supporter Surakarta (@ASSurakarta1923) August 29, 2025
Wisma MPR yang berlokasi depan kantor DPRD Provinsi Jawa Barat dibakar massa. Pada pukul 17.17 WIB kondisi api kian membara.
— Pikiran Rakyat (@pikiran_rakyat) August 29, 2025
.#DPRD #MPR #Demo #Ojol pic.twitter.com/F72hsEncbF
Spekulasi Info Demo Semarak Kemerdekaan
Baiklah kita sebut saja rentetan aksi demo kemarin itu sebagai aksi demo semarak kemerdekaan. Aksi yang heboh hingga terjadi pembakaran gedung DPR di Makassar. Pembakaran-pembakaran pos polisi.
Awal dari aksi besar ini didahului dengan aksi demo masyarakat Kabupaten Pati tentang naiknya pajak bumi dan bangunan. Meski pandangan saya pastinya tidak benar. Namun pemicu awal maraknya aksi didahului dari Pati yang akhirnya bisa diredam dengan pimpinan aksi demo yang tidak jadi melanjutkannya.
Namun aksi serupa juga terjadi di daerah lain karena isu yang hampir sama. Pemberitaan dari aksi-aksi demo semarak kemerdekaan benar-benar dibungkam oleh pemerintah pusat. Entah apa maksudnya.
Aksi Demo Semarak Kemerdekaan akhirnya makin meriah dengan adanya aksi demo buruh, demo dari ojol dan aksi-aksi dari pejabat dan wakil rakyat yang suka pamer kekayaan dengan statemen-statemennya tentang adanya tunjangan 3 juta perhari untuk tunjangan fasilitas perumahan/kost anggota dewan.
Hal ini dilanjutkan warganet dengan membandingkan penghasilan anggota dewan dengan gaji anggota dewan negara lain, bahkan ada yang melakukan riset perbandingan dengan PDB dari negara-negara kaya lain. Ternyata perbandingan gaji anggota dewan kita dengan PDB kita jauh sekali diatas dari perbadingan dengan negara-negara lainnya. Bagaimana rakyat tidak marah?.
Persaingan pendukung rejim
Ada pula spekulasi tentang adanya persaingan antara pihak militer dengan kepolisian. Di mana militer mendapatkan kesejahteraan yang berbading jauh dengan kepolisian. Selain itu juga menghubungkan bahwa militer adalah pendukung rejim saat ini, sementara kepolisian adalah pendukung rejim kemrin yang juga masih menancapkan kuku kekuasaannya.
Mana yang benar, susah sekali kita melihatnya sebagai masyarakat awam.
Polisi Tangkap Provokator Demo di Pejompongan Jakarta, Ternyata Intel TNI
— PANDUGA.ID (@Pandugaid) August 30, 2025
Provokator demo di Jakarta pada Jumat 29 Agustus 2025 ditangkap personel polisi yang sedang mengawal aksi.
Provokator berbaju hijau dan celana panjang abu-abu tersebut ternyata anggota Badan Intelijen… pic.twitter.com/cgrUaFv2TJ
semua orang harus lihat pic.twitter.com/5Ia5zBrbeE
— tito alba (@groobaag) August 28, 2025
Trauma demo 1998
Trauma aksi demo dan kekerasan yang terjadi pada tahun 1998 masih ada. Ketika adanya sweeping di daerah-daerah tertentu, meningkatnya eskalasi protes dan kekerasan aparat. Terlebih setelah adanya perintah tembak di tempat dari Presiden. Terlihat salah satu pimpinan yang mengurusi ini dalam hatinya terlihat girang.
Masyarakat akhirnya lebih mencintai kedamaian. Para aktivis aksi demo semarak kemerdekaan pun mencoba menghitung untung ruginya. Karena pemerintah. militer dan kepolisian pun dapat menggunakan warga untuk menjadi tameng pencegahan kerusakan selanjutnya.
Kerusakan dari demo aksi semarak kemerdekaan inipun dihitung oleh Mendagri yang beliau adalah mantan kapolri dengan hitungan jumlah yang fantastis.
bukannya 11.000 trilyun pak, jangan irit-irit lah, kan tinggal utang sama narik pajak aja https://t.co/vLPMMJfyBW
— tito alba (@groobaag) September 3, 2025
Indonesia’s President Prabowo Subianto has called for calm after police ran over and killed a man during anti-gov't protests.
— Al Jazeera English (@AJEnglish) August 29, 2025
Demonstrators took to the streets of Jakarta after finding out lawmakers receive benefits totalling almost 20 times the average monthly salary. pic.twitter.com/Rn9QmgKAgQ
Aksi demo kemudian meredup dengan tuntutan 17+8 yang diberikan kepada DPR.
— Ariel Heryanto (@ariel_heryanto) September 7, 2025
Bukan cuma DPR, anggota DPRD juga dapat tunjangan perumahan. Angkanya bervariasi, tapi semua berkali-kali lipat penghasilan masyarakatnya. pic.twitter.com/U8vaHo4Ubp
— perupadata (@perupadata) September 6, 2025
Posting Komentar