nyopetnomics dan ngaritnomics

Table of Contents
nyopetnomics dan ngaritnomics

Dunia perbuzeran sedang memanas. Karena seorang ketua buzer Nowel Ebenezer yang juga Wamen Ketenagakerjaan tertangkap tangan KPK dan terbukalah harta kekayaannya semenjak menjadi Buzer Jokowi hingga menjadi Buzer Prabowo. Dari kejadian inilah kita dapat mengetahui selain adanya garongnomics, tamaknomics, serakahnomics juga ada nyopetnomics dan juga ngaritnomics.

Apa itu Nyopetnomics?

Nyopetnomics didapatkan dari sebuah podcast si wamen ini yang mengatakan bahwa gaji seorang menteri sekitar 11 juta rupiah ditambah tunjangan dan lain-lain jadinya sekitar 40 jutaan. Memang tidak sebanding dengan gaji-gaji dan pendapatan pegawai BUMN maupun komisarisnya.

Dari situ kemudian si nowel ini ngomong jika harus pintar-pintar nyopet. Nyopet dalam artian bagaimana mendapatkan penghasilan dari apa yang menjadi kegiatan dan kekuasaan dalam kementeriannya. Atau bahkan akses-akses yang dimilikinya. Jelas saja ini adalah akses elite kekuasaan yang tidak main-main.

Hasil Nyopetnomics

Bukti nyopetnomicsnya tersebut adalah harta kekayaannya yang naudzubillah. Alasannya bukan hanya untuk menumpuk kekayaan saja namun juga untuk ngurusi para pendukungnya yaitu anggota-anggota jokowimania yang berubah menjadi parabowomania tersebut.

Memang orang yang dulunya beraktivitas sebagai ojol ini sukses mendirikan Jokowimania untuk mendukung presiden Jokowi pada masanya. Kemudian berubah menjadi buzer untuk kemenangan Prabowo dan mengubah namanya menjadi Prabowo Mania 08. Hingga kemudian diangkat menjadi Wakil Menteri Ketenagakerjaan pada masa Kepresidenan Prabowo Subianto ini.

Ngaritnomics

Selain nyopetnomics ada juga peristiwa yang sedang hangat pada yakni tunjangan-tunjangan yang didapatkan anggota DPR. DPR sepertinya sedang melakukan ngaritnomics yakni berasal dari kata ngarit yang artinya mencari rumput dengan arit untuk memberi makan hewan ternaknya.

Ngaritnomics di DPR ini dilakukan tidak besar-besaran memang namun seperti tunjangan-tunjangan uang kos sebesar 3 juta perhari hingga tunjangan duit beras. Hal-hal kecil seperti yang dilakukan petani ketika mencari rumput untuk ternaknya. Tak banyak namun setiap hari bisa dilakukan.

In this economy yang sangat amburadul. Kabar seperti itu membakar semangat para aktivis medya sosyal menyebarkan meme-meme yang berisikan pembandingan kondisi para penguasa dan pejabat dengan kondisi masyarakat yang hidupnya sudah jatuh tertimpa tangga.

Akun-akun kecil

Para protester memang terdiri dari akun-akun yang tidak besar, jika tidak bisa dikatakan akun-akun kecil. Namun mereka bertebaran dan menyuarakan kegelisahan. Rakyat kecil tak sempat merasakan kegelisahan terhadap kebijakan orang-orang besar. Karena mereka telah sangat sibuk dan hilang rasanya dalam menghadapi hari-hari yang berat.

Generasi muda sekarang labih disibukkan dengan main game bareng. Main game ini terjadi di mana-mana juga. Sepulang dari sekolah para generasi muda z ini lebih memilih mengurung diri di kamar dan bersosialisasi dengan teman-temannya melalui gadget dengan media game.

Fenomena-fenomena seperti ini mungkin akan terus berlangsung lama. Sudah tak ada lagi kepedulian sosial yang masif. Namun ini hanyalah anggapan orang pesimis seperti saya saja mungkin. Semoga saja memang begitu.

Solusinya apa?

Tak ada yang bisa mengatakan dan mungkin mau memberi ide untuk memberikan solusi apa dalam situasi carut marut saat ini. Pemerintah tetap berada pada posisinya untuk mengamankan keuangan negara. Tanpa peduli masyarakat seperti apa. Hutang tetap digiatkan untuk menyelamatkan muka demi pandemi baru yakni pandemi MBG.

Pemerintah melakukan solusi dengan efisiensi besar-besaran untuk menyelamatkan mulut dan mukanya sendiri karena janji kampanyenya tentang pandemi MBG yang nilai positifnya adalah untuk memberi makan anak-anak, lansia dan ibu hamil.

Sebuah program yang sulit sekali dicerna oleh logika normal. Karena biayanya yang sangat tinggi, apalagi diberikan dalam bentuk makan siang gratis. Hal tercepat untuk mendapatkan profit dan keuntungan pengembalian logistik kampanye pemenanganannya dahulu.

Dan masyarakat tidak bisa berbuat apa-apa.

Posting Komentar