Menghargai Sungai
Sungai di percaya menjadi lingkaran pusat-pusat kebudayaan, karena banyak kerajaan masa silam yang beribukota di dekat-dekat dengan sungai. Sebagai sarana transportasi karena tidak perlu membedah alam untuk dijadikan jalan. Secara alamiah air membedahnya dari atas ke bawah dan tentu saja bisa dilalui dengan perangkat transportasi. Dengan syarat sungai tersebut layak dan bisa untuk dilalui dengan aman.
Secara naluriah pun kita menghargai sungai sebagaiman fungsi dan konteks dengan keperluan kita. Namun tentu tak sebatas hal itu, kepentingan manusia memiliki tingkatan dan dari olah budaya pikir yang berbeda-beda. Dan sungai sejak jaman purba tetap saja seperti itu, dengan sifat-sifat alamiah yang tak lekang di lunturi zaman.
Sungai menyediakan teramat banyak yang bisa digunakan manusia untuk bergantung, terutama sungai-sungai besar yang hingga manusia pun menghargainya sebagai 'aliran' dalam arti kata yang bisa diperluas maupun dipersempit.
Sangat jauh rasanya memang untuk menghargai apa yang ada di depan mata, apalagi sungai yang membentang dan menjulur jauh sampai badan lemas jika akan menyusurinya. Serta beragam pula manusia memberikan apresiasi terhadapnya. Ada yang berlantarkan sejarah mistis hingga digunakan untuk sarana berolah raga, baik arus tenang maupun arus liar. Jelas tampak sungai tak akan lepas dari perhatian dan mata baik pemerintah, pengusaha maupun pengeksplornya, baik untuk hiburan maupun mencukupi kehidupan.
Di sekitar kita di Jawa Tengah, ada sebuah aktivitas untuk menghargai sungai namun masih terlalu jauh dari apa yang semestinya, seperti Festival Serayu, yang dapat dikembangkan menjadi bermacam kategori untuk menghargai keberadaan sungai yang Legendaris dan memiliki banyak cerita, dan pernah menenggelamkan kota Banyumas sehingga harus berpindah ke Purwokerto untuk menjadi kandang penguasa wilayah.
Banyak mimpi untuk menjadikan 'Festival Serayu' sebagai ajang yang dapat mengajak berbagai komunitas air, maupun daratan di sekitar sungai untuk menjadi acuan bagaimana menghargai sungai dari berbagai sudut pandang dan keperluan.
Keindahan Sungai Serayu, yang pernah pada suatu waktu dalam bagian nasib ini, setiap minggunya rela untuk menggotong perahu dan dayung guna menikmati sekaligus merenungkan bagaimana cara menghargai sungai.
Tak terbayangkan, Serayu tersebut bukan seluas 'padang tandus' di jidatmu.
Secara naluriah pun kita menghargai sungai sebagaiman fungsi dan konteks dengan keperluan kita. Namun tentu tak sebatas hal itu, kepentingan manusia memiliki tingkatan dan dari olah budaya pikir yang berbeda-beda. Dan sungai sejak jaman purba tetap saja seperti itu, dengan sifat-sifat alamiah yang tak lekang di lunturi zaman.
Sungai menyediakan teramat banyak yang bisa digunakan manusia untuk bergantung, terutama sungai-sungai besar yang hingga manusia pun menghargainya sebagai 'aliran' dalam arti kata yang bisa diperluas maupun dipersempit.
Sangat jauh rasanya memang untuk menghargai apa yang ada di depan mata, apalagi sungai yang membentang dan menjulur jauh sampai badan lemas jika akan menyusurinya. Serta beragam pula manusia memberikan apresiasi terhadapnya. Ada yang berlantarkan sejarah mistis hingga digunakan untuk sarana berolah raga, baik arus tenang maupun arus liar. Jelas tampak sungai tak akan lepas dari perhatian dan mata baik pemerintah, pengusaha maupun pengeksplornya, baik untuk hiburan maupun mencukupi kehidupan.
Di sekitar kita di Jawa Tengah, ada sebuah aktivitas untuk menghargai sungai namun masih terlalu jauh dari apa yang semestinya, seperti Festival Serayu, yang dapat dikembangkan menjadi bermacam kategori untuk menghargai keberadaan sungai yang Legendaris dan memiliki banyak cerita, dan pernah menenggelamkan kota Banyumas sehingga harus berpindah ke Purwokerto untuk menjadi kandang penguasa wilayah.
Banyak mimpi untuk menjadikan 'Festival Serayu' sebagai ajang yang dapat mengajak berbagai komunitas air, maupun daratan di sekitar sungai untuk menjadi acuan bagaimana menghargai sungai dari berbagai sudut pandang dan keperluan.
Keindahan Sungai Serayu, yang pernah pada suatu waktu dalam bagian nasib ini, setiap minggunya rela untuk menggotong perahu dan dayung guna menikmati sekaligus merenungkan bagaimana cara menghargai sungai.
Tak terbayangkan, Serayu tersebut bukan seluas 'padang tandus' di jidatmu.
Spandau Ballet - True
So true funny how it seems Always in time, but never in line for dreams. Head over heels when toe to toe. This is the sound of my soul, This is the sound I bought a ticket to the world, But now I've come back again Why do I find it hard to write the next line? Oh I want the truth to be said Huh huh huh hu-uh huh I know this much is true Huh huh huh hu-uh huh I know this much is true. With a thrill in my head and a pill on my tongue Dissolve the nerves that have just begun Listening to Marvin (all night long) This is the sound of my soul, This is the sound... Always slipping from my hands, Sands a time of it's own Take your seaside arms and write the next line Oh I want the truth to be known Huh huh huh hu-uh huh I know this much is true Huh huh huh hu-uh huh I know this much is true I bought a ticket to the world, But now I've come back again Why do I find it hard to write the next line? Oh I want the truth to be said Huh huh huh hu-uh huh I know this much is true Huh huh huh hu-uh huh I know this much is true This much is true I know, I know, I know this much is true
Terima kasih atas info yang sangat bermanfaat nya gan
BalasHapusberita terbaik
Kasus Pemilu Berujung Sama Orang Sipit Dari China
Keindahan tak terhingga
Situs Judi Online - Permainan Judi | DOMINOHALO
Daftar Yuk Sayang
masya Allah makasih loh min buat artikelnya. kami sebagai produsen paper bag makanan ingin menawarkan berbagai macam variasi paper bag. silahkan kunjungi kami di website resmi Temapack.co.id
BalasHapus