memahami tahapan dan replikasi proses berpikir kreatif
Kadang kita beranggapan bahwa berpikir kreatif itu kebetulan dan tidak terencana. Ide kreatif juga kadang dianggap sebagai bukan hasil berpikir keras namun sebagai intuisi yang datang dari langit. Bisa begitu bisa pula tidak. Ide cemerlang dan berpikir kreatif ternyata adalah hasil dari proses belajar. Sejak berusia dini kita diajari di sekolah untuk mengembangkan logika berbasis bahasa, kemampuan rasional dari belahan otak kiri dengan orientasi tujuan dan kecepatan untuk mencapai kesimpulan.
Hemisphere kiri biasanya menandai suatu objek untuk mengecilkan dan menyederhanakannya menjadi sebuah simbol yang disimpan di memori. Ketika dibutuhkan maka simbol tersebut akan dipanggil dan direproduksi kembali. Sebaliknya pada hemisphere kanan lebih mengedepankan visual daripada verbal, hemisphere kanan atau bagian otak kanan dapat melihat secara lebih dalam dan detail dibandingkan otak kiri, untuk kemudian masuk dan melihat ada apa dan lebih rinci.
Dari hal tersebut jika dilatih. Seorang Tony Schwartz, pimpinan The Energy Project, penulis buku Be Excellent at Anything: The Four Keys To Transforming the Way We Work and Live percaya bahwa ketika kita berpikir secara kreatif adalah hasil dari rangkaian kejadian-kejadian dan kemudian setelah kita engetahui rangkaian tersebut, maka kita bisa mereplikasikan hal tersebut dan berpikir secara kreatif dimana dan kapanpun diperlukan.
Lebih dari seratusan tahun, para peneliti telah mencapai konsensus pada tingkat mengejutkan tentang 'the predictable stages of creative thinking' tahap-tahap berpikir kreatif yang bisa diperkirakan. Betty Edwards penulis buku Drawing on the Right Side of the Brain menerangkan bahwa ada tahapan yang bergerak bolak-balik antara dominasi otak kiri dan otak kanan, dalam pelatihan berpikir kreatif:
Jika berada di depan meja, maka pergilah menjauh dan pergi sesuka hati, cari suasana baru. Mungkin ini adalah inti dari berpikir kreatif. Berpikir kreatif tidak muncul dalam kondisi diam dan stagnan. Jadi biarkan anda bisa begerak kemanapun bahkan pikiran yang bebas kemanapun karena itu akan menghasilkan sesuatu yang baik.
Percaya atau tidak konsep tahapan berpikir kreatif ini adalah hasil dari riset. Apakah pendidikan kelas di sekolah-sekolah yang mentereng itu menghasilkan siswa yang memiliki pikiran kreatif, saya pikir memang tidak. Pabrik memang hanya mencipta sesuatu yang kaku, standard dan sesuai pesanan. So, apa iya?
Steve Vai | Tender Surrender
Via Creative Thinking Is a Specific Process That Can Be Replicated | LifeHacker
Hemisphere kiri biasanya menandai suatu objek untuk mengecilkan dan menyederhanakannya menjadi sebuah simbol yang disimpan di memori. Ketika dibutuhkan maka simbol tersebut akan dipanggil dan direproduksi kembali. Sebaliknya pada hemisphere kanan lebih mengedepankan visual daripada verbal, hemisphere kanan atau bagian otak kanan dapat melihat secara lebih dalam dan detail dibandingkan otak kiri, untuk kemudian masuk dan melihat ada apa dan lebih rinci.
Dari hal tersebut jika dilatih. Seorang Tony Schwartz, pimpinan The Energy Project, penulis buku Be Excellent at Anything: The Four Keys To Transforming the Way We Work and Live percaya bahwa ketika kita berpikir secara kreatif adalah hasil dari rangkaian kejadian-kejadian dan kemudian setelah kita engetahui rangkaian tersebut, maka kita bisa mereplikasikan hal tersebut dan berpikir secara kreatif dimana dan kapanpun diperlukan.
Lebih dari seratusan tahun, para peneliti telah mencapai konsensus pada tingkat mengejutkan tentang 'the predictable stages of creative thinking' tahap-tahap berpikir kreatif yang bisa diperkirakan. Betty Edwards penulis buku Drawing on the Right Side of the Brain menerangkan bahwa ada tahapan yang bergerak bolak-balik antara dominasi otak kiri dan otak kanan, dalam pelatihan berpikir kreatif:
Saturasi dimana setelah mengetahui ada tugas kreatif yang harus digarap, selalu libatkan diri kedalam tugas-tugas seperti itu yang sama diberikan oleh guru dan mempelajarinya. Inkubasi, mengambil jarak dari tugas dan membiarkan hal tersebut singgah di kepala agar otak kanan dapat memproses pemikiran-pemikiran secara kreatif. Iluminasi, lakukan sesuatu untuk membuat hari berjalan santai, jika sedang berada di depan meja, menjauhlah dan berjalan-jalan untuk menenangkan hati dan pikiran kemanapun yang disukai. Biasanya, anda mungkin mendapatkan ide-ide cemerlang ketika dalam situasi yang baru untuk menyambut 'a-ha' yang ditunggu. Verifikas, uji inspirasi yang ada dan ciptakan.
- Saturation: Once the problem or creative challenge has been defined, the next stage of creativity is a left hemisphere activity that paradoxically requires absorbing one's self in what's already known. Any creative breakthrough inevitably rests on the shoulders of all that came before it. For a painter, that might mean studying the masters. For me, it involves reading widely and deeply, and then sorting, evaluating, organizing, outlining, and prioritizing.
- Incubation: The second stage of creativity begins when we walk away from a problem, typically because our left hemisphere can't seem to solve it. Incubation involves mulling over information, often unconsciously. Intense exercise can be a great way to shift into right hemisphere in order to access new ideas and solutions. After writing for 90 minutes, for example, the best thing I can do to jog my brain, is take a run.
- Illumination: Ah-ha moments - spontaneous, intuitive, unbidden - characterize the third stage of creativity. Where are you when you get your best ideas? I'm guessing it's not when you're sitting at your desk, or consciously trying to think creatively. Rather it's when you've given your left hemisphere a rest, and you're doing something else, whether it's exercising, taking a shower, driving or even sleeping.
- Verification: In the final stage of creativity, the left hemisphere reasserts its dominance. This stage is about challenging and testing the creative breakthrough you've had. Scientists do this in a laboratory. Painters do it on a canvas. Writers do it by translating a vision into words.
Jika berada di depan meja, maka pergilah menjauh dan pergi sesuka hati, cari suasana baru. Mungkin ini adalah inti dari berpikir kreatif. Berpikir kreatif tidak muncul dalam kondisi diam dan stagnan. Jadi biarkan anda bisa begerak kemanapun bahkan pikiran yang bebas kemanapun karena itu akan menghasilkan sesuatu yang baik.
Percaya atau tidak konsep tahapan berpikir kreatif ini adalah hasil dari riset. Apakah pendidikan kelas di sekolah-sekolah yang mentereng itu menghasilkan siswa yang memiliki pikiran kreatif, saya pikir memang tidak. Pabrik memang hanya mencipta sesuatu yang kaku, standard dan sesuai pesanan. So, apa iya?
Steve Vai | Tender Surrender
wah info bagus nc............. hehehe visit me back on my blog............ PIEBIE-TECHNO
BalasHapushmmmm ternyata otak orang itu seperti itu ya,, , ,
BalasHapusmakasih buat infonya, , ,
BalasHapuskadang kreatifitas seseorang dapat menjadikan ide yang luar biasa,makasih gan atas infonya.
BalasHapusbagus gan infonya thankss...
BalasHapusArtikel yg sngat menarik...
BalasHapusMakasih bnyak infonya...!!!
berfikir kreatif itu berasal dari pikiran kita sendiri.
BalasHapusterimakasih atas info nya....
BalasHapuscukup bermanfaat juga buat saya.
kalo bicara tentang otak saya tidak begitu faham.
BalasHapusmantap gan infonya... thx
BalasHapusmakasih infonya sngat bermanfaat bgt
BalasHapusSakiki kok serius terus to neng kene?
BalasHapuspokoknya,keren tuh artikelnya..!!
BalasHapusOtak kanan memang lebih mantab.
BalasHapuslebih baik mengasah otak kanan dibanding otak kiri
great post :D
Sepakat masbro, ide kreatif bisa didapatkan dg beraktivitas. Karena otak akan merecord apapun yang dilihat dan dirasa menarik. Jika terpaku pada satu tempat, akan membuat otak lebih cepat jenuh. Artikelnya menarik :)
BalasHapussetuju masbro,,,sekolah bukan tempat yang tepat untuk mengembangkan diri,,karena yang membuat berkembang adalah kehiduapn diluar sekolah atau pada saat sudah tidak sekolahg lagi,karena memang kehidupan nyata yang ditemui bukan sekedar permasalah statis soal dalam buku namun persoalan kehidupan yang nyata dan dinamis.itulah yang membentuk pola pikir seseorang menjadi lebih kreatif
BalasHapussemakin sering berfikir dan melatih otak, maka akan semakin hebat dia dalam melakasanakan tugas pemikiran, hehe sip infonya
BalasHapusmakaish infonya sobat, nambah nih ilmu saya
BalasHapusjadi intinya,,,,
BalasHapusbukan hanya materi tetapi praktek yang sangat peting,,,,
sekolah ada kelebihannya dan ada juga kelemahannya, tergantung diri pribadi untuk mengembangkannya, semangat!
BalasHapusterkadang manusia hanya mengmbangkan otak kirinya tanpa mengetahui potensi otak kanannya ,,
BalasHapusbanyak yang berkata manusia tak ada yang bdoh,,
BalasHapushanya punya rasa malas yang tinggi,,
yang menyebabkan bodoh,,,
kreatif sllu ada pada orang yang tertentu,,,
BalasHapuskreatif dalam semua hal,,,
wahhh bagus gan artikelnya,,,
BalasHapusmakasih gan,,,
sangat signivikan gan,,,
BalasHapuskerennn,,
woww siklus kerja otak yang informatif...
BalasHapusdipadukan dengan video Steve Vai, my favorit guitar player selain Joe Satriani ama John Petrucci...
MANTAAPP...
saya rasa orang yang mampu menuangkan ide kreatif adalah orang yang banya pengalaman, banyak pergaulan dan banyak pengetahuannya
BalasHapuswah ternyata seperti itu yaa. . .
BalasHapusbaru tau nich. . .
mksh buat infonya. . .
semoga ada keseimbangan yang terdapat pad aotak kanakn dan kiri kita ..
BalasHapus"Apakah pendidikan kelas di sekolah-sekolah yang mentereng itu menghasilkan siswa yang memiliki pikiran kreatif, saya pikir memang tidak" saya sangat setuju penggelan diatas
BalasHapusinfo yang bagus gan sangat bermanfaat
BalasHapuslam kenal gan
dont forget to follow back
yups, betul sekali, cara berbikir memng bisa dikembangkan ke level yang lebih tinggi lagi..
BalasHapusYups, seringkali kita memahami kreatifitas hanya sebatas hasil yang telah diperoleh seseorang, padahal dibalik hasil itu ada usaha (kerja keras) dalam menciptakan kreatifitas. Setuju dengan artikel diatas!
BalasHapusSalam
olivia dewi
trimakasih info
BalasHapus