Bersinggungan dalam dunia ini adalah hal biasa, maka untuk tersinggun memang bukan jamannya lagi, karena memang bersinggungan, bersenggolan, berhimpit-himpitan, berdesak-desakan dan bahasa jawanya 'epet-epetan' entah bahasa daerah lain.. saya kurang tahu...
Bumi memang bulat, mau lari kemana ya muter saja, tidak ketemu, ah itu hanya nasib, mungkin suatu saat akan ketemu kembali. Jadi jangan menyerah untuk mencarinya, kalo sudah cinta bumi akan terasa gepeng... nggak ada itu laut, pulau dan gunung, apalagi hutan .. loh kok malah ke sini [lost focus] ... :-)
Apa yang terjadi biarlah terjadi, apalah kuasa diri akan nasib dan kejadian yang akan terjadi. Orang bijak mengatakan dan menasehati untuk berdoa, berdoa pada siapa, untuk siapa, untuk apa... ah itu masalah pribadi masing-masing. Tidak ada yang salah, dipersalahkan bahkan menjadi lucu untuk dipergunjingkan. Tuhanmu ya milikmu, tuhan di sini ya di sana pun mungkin namanya sama. Siapa yang percaya dan tekun memujanya maka daya ciptanyalah yang akan mewujudkannya, tentu saja ini pandangan cipta, bukan pandangan rahsa, pandangan rahsa pasti beda lagi... apalagi bila di bumbui dengan emosi.
Banyak pengalaman para pendahulu kita yang dirangkum menjadi sebuah kebudayaan, dimana kita sejak kecil hidup dengannya, dituturkan melalui mulut-mulut orang yang kita percaya, itulah warna kita. Setiap orang memiliki warna sendiri, punya rahsa, punya cipta bahkan jiwa yang menjadi karakternya. Setiap manusia berbeda, dan perbedaan tak perlu di kedepankan. Wajar saja, toh ketika mengaku beda jangan-jangan hanya 'copy paste', karena 'tiada kepandaian tanpa meniru'. Siapa idola kita?, siapa patron kita?.
Mirror mirror on the wall...
Kita tidak merdeka seratus persen, ada bayang-bayang di belakang, dan terus memberi warna, siapa itu? barangkali mungkin setiap detik bisa berbeda, pun bisa juga di depan kita... dalam rangkaian huruf yang bisa menyulut mulut anda untuk menghaturkan caci, caci yang berkembang menjadi makian, seterusnya menjadi kutukan... namun jangan salah, hal itu bisa berbalik ke muka sendiri loh...
Ingatlah kesengsaraan, karena kesengsaraan akan membawa ke hal yang baik, untuk melawan, bukan untuk bertahan dan mempertahankan kenyamanan.
Like father like son Not flesh nor fish nor bone A red rag hangs from an open mouth Alive at both ends but a little dead in the middle A tumbling and a bumbling he will go All the King's horses and all the King's men Could never put a smile on that face He's a shy one, he's a sly one, wouldn't you be too? Scared to be left all on his own He hasn't a, hasn't a friend to play with the ugly duckling The pressure on, the bubble will burst before our eyes And all the while in perfect time His tears are falling on the ground But if you don't stand up, you don't stand a chance You don't stand a chance Go a little faster now You might get there in time Mirror mirror on the wall His heart was broken long before he ever came to you Stop your tears from falling The trail they leave is very clear for all to see at night All to see at night They come out at night In season of season Oh, what's the difference when you don't know the reason In one hand bread, the other a stone, no, no, no The hunter enters the forest But all are not huntsmen who blow the huntsman's horn And by the look of this one you've not got much to fear Here I am, I'm very fierce and frightening I come to match my skill to yours Now listen here, listen to me, don't you run away now I am a friend, I'd really like to play with you Making noises my little furry friend would make I'll trick him, I'll kick him into my sack You better watch out, you better watch out, hey I've got you, I've got you You'll never get away Walking home that night The sack across my back The sound of sobbing on my shoulder When suddenly it stopped I opened up the sack, all that I had A pool of bubbles and tears, just a pool of tears Just a pool of tears All in all you are a very dying race Placing trust upon a cruel world You never had the things you thought you should've had And you'll not get them now And all the while in perfect time Your tears are falling on the ground Oh, no, no, no, no, no
bkata empet-empetan itu bukan bakhasa jawa melainkan bahasa sunda
ReplyDeletewah posingan yg bagus
makasih gan
hasil dari kebudayaan itu hanyalah dari perjalanan kehidupan para manusia yang kemudia di rangkum menjadi sebuah kisah yang banyak sekali mengandung nilai dan makna tersembunyi,... cipta itu berasal dari perjalanan,.. intinya itu ya,.. salam kenal "makasih.."
ReplyDelete:)
ReplyDeletehahah kalau saya ketika berada di puncak gunung rasanya pingin menjatuhkan badan ke bawah,heheh,,otomatis rasanya dunia terasa milik q
ReplyDeletebukan saat naik gunung kang, tapi saat berduaan
ReplyDeletedunia serasa milik kita berdua
Ayeey ayeey... suka suka dg postingannya kali ini, bahasannya kemana-mana tapi tembakannya Passss kena hatiku. hahaha
ReplyDeletebagus postingannya
ReplyDeletesalam kenal ya sesama blogger :)
cipta itu mang tidak bisa di rubah namun bisa untuk di rasakan
ReplyDeletepostingan yang menarik gan...
ReplyDeletegak ada yang namanya kebahagiaan tanpa adanya kesengsaraan, kita dapat mengukur kebahagiaan jika kita memahami kesengsaraan dan pemahaman bisa didapat jika kita pernah ada di dalamnya...
ya jika seseorang senang terus pasti akan merasakan kesulitan
ReplyDeletedan sebaliknya jika kita sengsara
akan senang
Tapi benar Abot tenan tulisan iki.. butuh waktu mencernannya...
ReplyDeleteinfo yg bgus, slm kenal
ReplyDeleteizin buat nitip link ny y sob
Om sundul om :D
ReplyDeleteLink sampun terpasang :p
nice post gan..
ReplyDeletekeliatannya beraat yaa..
hhehehe