kang kombor, back to #ndeso
Namanya sebenarnya bukan Kombor, itu hanyalah julukan panggilan dari kakeknya, jika ingin mengenal Kang Kombor silahkan berkenalan sendiri, orangnya sederhana dan jujur apa adanya, namun memiliki keshalehan sosial yang dapat di verifikasi dengan keterlibatannya pada Komunitas Blogger Benteng dan keluasan jejaringnya hingga kepeduliannya dengan pribadi tempaan sekolah Taruna Nusantara yang istimewa tersebut.
Bukan kombor namanya kalo endak cinta dengan apa yang dinamakan #ndeso, tapi ah belum cukup lama berkenalan sudah berinterpretasi macam-macam, bisa berabe kalo salah tulis, karena pasal-pasal di UU ITE yang legendaris busuknya masih mengancam. Namun ya kebangeten banget kalo sampai memasukkan sesama blogger ke penjara hanya karena postingan yang bahkan di blognya sendiri, sebuah wahana kesayangannya untuk menumpahkan isi hati dan pikiran dalam kadarnya masing-masing.
Bermula dari saling kunjung blog, komen kemudian mention twit, add bbm kontak dan sepertinya ada dorongan dari Gempur juga, akhirnya kami ketemu juga di Jogloabang. Ngobrol sana sini sana sampe larut malam dari cerita tentang kerja, cita-cita, berkomunitas hingga kaos. Menarik dan sebagai sesama trah ndeso tentu sedikit banyak ada kemistri yang tersambung dan dapat di follow up dalam obrolan selanjutnya entah menguap atau hanya menjadi wacana, namun bagaimanapun itu silaturahmi adalah hal yang tidak ternilai.
Bisa dikatakan bahwa blogger seperti kang Kombor ini adalah blogger dengan segmentasi dan kepercayaan yang berbeda terhadap dunia eksistensial online jadi bukan mengada-ada ketika memang tidak suka dengan warna-warni glamour yang sengaja diciptakan tentang internet, pekerja ataupun pegiatnya. Jumlah manusia yang banyaknya minta ampun jelas memiliki sifat dan preferensi yang minta ampun juga banyaknya. Jadi semakin banyak komunitas ataupun kotak-kotak yang ada adalah keindahan yang tidak perlu untuk dipertentangkan apalagi digunjingkan.
Tidak ada yang lebih penting lagi selain beginilah wajahnya agar nanti jika ketemu tidak salah sapa :)).
.
begitulah sepotong saat bersama kang Kombor
Bukan kombor namanya kalo endak cinta dengan apa yang dinamakan #ndeso, tapi ah belum cukup lama berkenalan sudah berinterpretasi macam-macam, bisa berabe kalo salah tulis, karena pasal-pasal di UU ITE yang legendaris busuknya masih mengancam. Namun ya kebangeten banget kalo sampai memasukkan sesama blogger ke penjara hanya karena postingan yang bahkan di blognya sendiri, sebuah wahana kesayangannya untuk menumpahkan isi hati dan pikiran dalam kadarnya masing-masing.
Bermula dari saling kunjung blog, komen kemudian mention twit, add bbm kontak dan sepertinya ada dorongan dari Gempur juga, akhirnya kami ketemu juga di Jogloabang. Ngobrol sana sini sana sampe larut malam dari cerita tentang kerja, cita-cita, berkomunitas hingga kaos. Menarik dan sebagai sesama trah ndeso tentu sedikit banyak ada kemistri yang tersambung dan dapat di follow up dalam obrolan selanjutnya entah menguap atau hanya menjadi wacana, namun bagaimanapun itu silaturahmi adalah hal yang tidak ternilai.
Bisa dikatakan bahwa blogger seperti kang Kombor ini adalah blogger dengan segmentasi dan kepercayaan yang berbeda terhadap dunia eksistensial online jadi bukan mengada-ada ketika memang tidak suka dengan warna-warni glamour yang sengaja diciptakan tentang internet, pekerja ataupun pegiatnya. Jumlah manusia yang banyaknya minta ampun jelas memiliki sifat dan preferensi yang minta ampun juga banyaknya. Jadi semakin banyak komunitas ataupun kotak-kotak yang ada adalah keindahan yang tidak perlu untuk dipertentangkan apalagi digunjingkan.
Tidak ada yang lebih penting lagi selain beginilah wajahnya agar nanti jika ketemu tidak salah sapa :)).
.
begitulah sepotong saat bersama kang Kombor
hehehhe...
BalasHapusAkhire ya padha njournale....
sip-sip sip...
melu seneng wiss....
salam kenal ya sama kang kombor ..
BalasHapussalut nih sama kepercayaan yang berbeda terhadap dunia eksistensial online
hahaha..enak ya kalo bisa ketemu dan ngobrol dengan yg trahnya sama..
BalasHapusDaeng kita berdekatan, sebelah jokteng kulon itu ada kampung Bugisan, dan sebelah selatannya daerah namanya Daengan. Trah Solowesi itu pasti dulunya :D
BalasHapuswah,,,enak mas kalo tinggal di desso,,,udaranya masih bersih,,,kagak kaya di sini,,,semuanya racun...
BalasHapussalut dengan kang Kombor yang back to #ndeso :)
BalasHapussalam kenal ya kan kombor,kunjungin blog kami juga ya kang kombor
BalasHapusWeh... saya kok ketinggalan ke sininya. Terimakasih Kang Suryaden yang sudah mau menerima kunjungan blogger ndeso seperti saya.
BalasHapusKarena dasarnya saya ini orang ndesa yang semestinya penuh kesederhanaan seperti apa adanya desa yang sungainya sederhana, udaranya sederhana, sawahnya sederhana, orang-orangnya sederhana, maka ya semestinya pula saya punya pola pikir dan pola tindak yang sederhana. Saya yakin kita semua setuju bahwa yang sederhana (simple) mudah diterima siapa saja.
Mudah-mudahan ke depan obrolan bisa berlanjut. Kita tidak perlu mengumbar kata-kata untuk menggambarkan siapa kita tetapi lebih baik kita menjelaskan semuanya dengan perbuatan. Jangan seperti kaos itu, Kang, menyakiti hati kita.
Untuk Kawan-Kawan semua, salam kenal ya. Mas Arif Rahmawan, nanti kalau Ki Demang Suryaden dan saya ke Kendal mengunjungi Pak Sawali, marilah bergabung.
Salam kenal sobat. Saya sendiri merindukan udara desa. Sejuk sekali di pagi hari. Sukses terus ya.
BalasHapusKalo berkenan berkunjung juga ke web saya ya.
Pabrik Tas Murah