tricky
Bagaimana mau bersusah atau memberi, ketika semua hal yang sudah ada sudah semakin tak berarti. Dibalik gemuruh ombak dan riuhnya gelombang global, mengikis rasa-rasa penat yang pernah dialami leluhur. Ketika menimba ilmu dan segala referensi berasal dari sesuatu yang bukan milik sendiri. Saatnyalah membangun kontaminasi akan kebersamaan dalam derita, dan dengan mudahnya memutuskan untuk tak bertindak bodoh, dalam keyakinan retorika buatan yang hanya diimaji karena kekalahan moneter dan kesejahteraan.
Lebih mudah memang memukul rakyat sendiri, daripada harus dipermalu ketika kalah berdiplomasi, harga diri lebih penting, daripada kalah disana, diejek disini, untuk kemudian diturunkan tanpa penghormatan. Bukan pilihan yang menyenangkan ketika kalah diluar hancur di dalam. Ego itu mengalahkan segalanya, dimana kuberkuasa maka disitulah sesuatunya harus dipertahankan, peduli setan berapapun biaya dihabiskan atau menjual pulau sekalipun.
Semakin sulit ketika bermain dengan kecerdasan dan retorika. Bukan perbuatan salah memang ketika semua dijadikan aturan tertulis yang harus dipatuhi bahkan yang belum bisa membaca sekalipun. Memang harus ada, namun mengapa hanya itu dan itu, tidak ada lagi tindakan untuk membuat sesuatunya menjadi lebih baik. Toh dengan begitupun tak ada yang berani otak-atik kuasamu.
Sejauh apa yang harus bisa dikorbankan lagi oleh orang banyak. Memang mereka mampu membeli apapun atau berusaha apapun demi kepemilikan pribadinya, namun hanya berapa prosen yang mampu membeli komoditi, masih terlalu banyak yang harus memeras otak dan keringat demi sesuap di besok hari.
Tak tahukah dirimu ketika semakin banyak gejolak bara untuk berperang. Bukan anarkis, namun betapa kawulamu sudah jengah akan hidup dan mungkin lebih memilih jalan pintas daripada cara pikirmu yang berputar dan kadang salah arah. Bukan syak wasangka akan kesulitan itu, namun memang rasanya sudah tak mampu lagi kepandaianmu untuk membuat bangsa karatan ini mengkilap kembali, dalam lautan emosi cinta dan kerelaan demi sesama dan tumpah darahnya.
Semakin tak ada lagi ruang eksis untuk mengeksplorasi cinta pada tanah leluhur, hanya ada ruang untuk bekerja dan bekerja dan bekerja lagi seterusnya untuk dan demi jika beruntung adalah tabungan untuk seminggu ke depan. Entah karena terlalu pandai atau memang semuanya sudah kerasukan setan, sehingga tak ada lagi sungai jernih yang bisa menyejukkan mata dan memuaskan dahaga. Semakin banyak saja ruang yang kan tertutup, terkunci, tak terbuka, penuh tipu daya, beresiko teror, bahkan untuk kami .. sang pemilik.
Your Latest Trick | Dire Straits
Lebih mudah memang memukul rakyat sendiri, daripada harus dipermalu ketika kalah berdiplomasi, harga diri lebih penting, daripada kalah disana, diejek disini, untuk kemudian diturunkan tanpa penghormatan. Bukan pilihan yang menyenangkan ketika kalah diluar hancur di dalam. Ego itu mengalahkan segalanya, dimana kuberkuasa maka disitulah sesuatunya harus dipertahankan, peduli setan berapapun biaya dihabiskan atau menjual pulau sekalipun.
Semakin sulit ketika bermain dengan kecerdasan dan retorika. Bukan perbuatan salah memang ketika semua dijadikan aturan tertulis yang harus dipatuhi bahkan yang belum bisa membaca sekalipun. Memang harus ada, namun mengapa hanya itu dan itu, tidak ada lagi tindakan untuk membuat sesuatunya menjadi lebih baik. Toh dengan begitupun tak ada yang berani otak-atik kuasamu.
Sejauh apa yang harus bisa dikorbankan lagi oleh orang banyak. Memang mereka mampu membeli apapun atau berusaha apapun demi kepemilikan pribadinya, namun hanya berapa prosen yang mampu membeli komoditi, masih terlalu banyak yang harus memeras otak dan keringat demi sesuap di besok hari.
Tak tahukah dirimu ketika semakin banyak gejolak bara untuk berperang. Bukan anarkis, namun betapa kawulamu sudah jengah akan hidup dan mungkin lebih memilih jalan pintas daripada cara pikirmu yang berputar dan kadang salah arah. Bukan syak wasangka akan kesulitan itu, namun memang rasanya sudah tak mampu lagi kepandaianmu untuk membuat bangsa karatan ini mengkilap kembali, dalam lautan emosi cinta dan kerelaan demi sesama dan tumpah darahnya.
Semakin tak ada lagi ruang eksis untuk mengeksplorasi cinta pada tanah leluhur, hanya ada ruang untuk bekerja dan bekerja dan bekerja lagi seterusnya untuk dan demi jika beruntung adalah tabungan untuk seminggu ke depan. Entah karena terlalu pandai atau memang semuanya sudah kerasukan setan, sehingga tak ada lagi sungai jernih yang bisa menyejukkan mata dan memuaskan dahaga. Semakin banyak saja ruang yang kan tertutup, terkunci, tak terbuka, penuh tipu daya, beresiko teror, bahkan untuk kami .. sang pemilik.
All the late night bargains have been struck Between the satin beaus and their belles Prehistoric garbage trucks Have the city to themselves Echoes and roars, dinosaurs They're all doing the monster mash And most of the taxis, most of the whores Are only taking calls for cash I don't know how it happened It all took place so quick But all I can do is hand it to you And your latest trick Well, now, my door was standing open Security was laid back and lax But it was only my heart got a-broken You must have had a pass key made out of wax You played robbery with insolence And I played the blues in twelve bars down on Lover's Lane And you never did have the intelligence to use The twelve keys hanging off of my chain I don't know how it happened It all took place so quick But all I can do is hand it to you And your latest trick Well, now, it's past last call for alcohol Past recall has been here and gone The landlord he finally paid us all The satin jazzmen have put away their horns And we're standing outside of this wonderland Looking so bereaved and so bereft Like a Bowery bum when he finally understands The bottle's empty and there's nothing left I don't know how it happened It was faster than the eye could flick But all I can do is hand it to you And your latest trick
dibutakan dan membutakan
BalasHapusnyindir alus...
BalasHapussaya belum begitu tahu mengenai tricky ini
BalasHapustricky apaan yah.....
BalasHapusdududznya kumat
aneh memang..!
BalasHapusterkadang sang pemilik menjadi maling buat miliknya sendiri..!
nguyuh sek
BalasHapusAhh...bukankah "saya" lebih pintar...."saya" lebih berkuasa....? Kamu kan cuma rakyat Jelata...yg bisanya cuma jelalatan dan ngumbar bacot...udah terima aja...kalo nggak ntar "saya" hapus subsidi buat kaum "kere"...baru nyaho kamu....Ggrrrrr......
BalasHapuspinter ming nggolek utang negoro liyo ae... huahha.. hidup kereee...
BalasHapuskayak yang nulis?
BalasHapusReally wonder, why trickster-rogue is precisely in the most respectable/honorable places.
BalasHapusmangtafff kang
BalasHapusopoan sih? gak paham aq...
BalasHapusAstaghfirulloh....
BalasHapusberpikir sejenak...
BalasHapusIni nyindir pemerintahan kita yg nggak tegas kan?
BalasHapus*bego*
Semoga hal itu dapat menjadi kajian bagi yg merasa..
BalasHapus