shine

beberapa generasi nenek moyang kami memang sudah meringis kesakita dalam ketidakberdayaan dan penghancuran budayanya yang sangat adiluhung meski kadang bertolak belakang dengan apa yang dinamakan tehnologi modern karena bertumpu pada keharmonisan semesta, tidak memimpikan persilangan keserakahan yang dibalut dengan seragam coklat apalagi mengumpulkan angka-angka bersimbol curency yang berasal dari keringat dan darah saudara atau tetangga sendiri. bukannya bodoh tak mampu menyerap pembaruan karena toh semuanya hanya perlambang yang tidak masuk di akal karena cukup dengan 3 piring nasi lauk sehari pun hidup akan terasa menyenangkan ketika bisa berinteraksi dengan sesama dan lingkungan sekitar dengan nyaman tanpa perlu mengusik kekayaan alam ataupun menyulut masalah dan aib orang lain.


memang sangat sederhana dan kelihatan tolol, yah.. karena penjajahan dan interaksi dunia luar yang membawa banyak sekali anasir aneh, sehingga menjadikan dna-dna yang aneh pun bermunculan, dimana rasa saling menghormati dan percaya akan terkikis habis ketika pada masanya harus menyesuaikan diri dengan tata aturan dunia baru yang sama sekali hanya keinginan dari orang-orang diluar sana yang memiliki latar belakang kekuasaan, budaya, kekerasan, perbudakan bahkan penghargaan kepada bumi yang sangat jauh berbeda.

tak ayal, semua kepala yang mengarah ke arah luar itupun menjadi pentolan-pentolan cerdas, dengan mampu membawa tehnologi yang ketika itu dianggap sihir, untuk kemudian menjadi alat kekuasaan, kekuasaan informasi yang merambah ke segala sendi kehidupan. menjadikan kumpulan harta-harta yang memang tersedia demi masa ini dimana manusia berjumlah belipat ganda dengan sedemikian cepatnya.

demikianlah semua menjadi berjumpalitan menuju tatanan baru yang lebih manusiawi dan menduniawi katanya. meskipun banyak kepala dengan hasrat penguasaan yang lebih semakin banyak bermunculan bahkan seringkali membuat seragam uniform sendiri demi bukti keampuhan sekte maupun kekroniannya. begitupun terjadi semua menjadi ingin bersaing dan eksis. tak bisa dihindari berbagai bentuk konflik dan benturan yang menjadikan semuanya semakin cerdas, halus namun beringas di lain sisi.

sosial dan lain sebagainya akan demikian berubah dinamis dan tumbuh subur bagai tanaman di rimba raya yang memiliki seleksi alamnya sendiri untuk memilih mana yang bisa bertahan dan mana yang akan hancur. dan kekuatan demi kekuatan akan tumbuh seiring kepentingan-kepentingan baru yang tentunya harus disadari bahwa menang dan kalah akan semakin berubah aturannya.







Collective Soul - Shine


Give me a word
Give me a sign
Show me where to look
Tell me what will I find.
What will I find?

Lay me on the ground
Or fly me in the sky
Show me where to look
Tell me what will I find.
What will I find?

Yeah ... Yeah ... Yeah ... Yeah.

Woah , Heaven let your light shine down (x4)

Love is in the water
Love is in the air
Show me where to look
Tell me will love be there.
Will love be there?

Teach me how to speak
Teach me how to share
Teach me where to go
Tell me will love be there.
Will love be there?

Yeah ... Yeah ... Yeah ... Yeah.

Woah , Heaven let your light shine down (x4)

(Best Guitar Solo Ever)

Give me a word
Give me a sign
Show me where to look
Tell me what will I find.
What will I find?

Lay me on the ground
Or fly me in the sky
Show me where to look
Tell me what will I find.
What will I find?

Yeah ... Yeah ... Yeah ...Yeah

Woah , Heaven let your light shine down (x4)

I'm gonna let it shine,
I'm gonna let it shine,
Heaven, let your light shine on me.
Oh, Yeah, Yeah
Heaven, let your light shine on me.

Shine.....
Shine on me, yeah
Shine.....
C'mon and shine.

Komentar

  1. Bingung Harus koment apa, apa aku yang kurang baca ya. hehehehe

    BalasHapus
  2. Kalimat "tak bisa dihindari berbagai bentuk konflik dan benturan yang menjadikan semuanya semakin cerdas, halus namun beringas di lain sisi" terasa 'nendang' sekali mas.. I like this post

    BalasHapus
  3. budaya lokal yang tergusur budaya luar dan teknologi. Orang sebih suka membangun rumah gaya barat daripada rumah adat, misalnya. Kira-kira gitu menurut tafsirku untuk tulisan ini.

    BalasHapus
  4. Yeaaaa,... Collective soul.

    Lets do it kang.

    BalasHapus
  5. salam sukses kang.....
    Terus berkarya ya, ini bagus untuk di baca....

    BalasHapus
  6. Pedang bermata dua, menebas keluar, mengiris ke dalam ya mas...
    Harusnya seperti kisah si pembunuh Kojiro...memaknai pedang bukan sebagai alat, tetapi falsafah hidup.

    (Youtube.Musashi vs. Kojiro in Samurai III, Duel at Ganryu Island ).

    tetap tersenyum dalam kematian

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

asyura

Tattoo

tes otak, apakah masih logis atau tidak :-)

Gunung Raung

Selaput dara dan gangguannya

Permintaan Maaf yang tak akan diterima

Kumpulan Artikel Tentang ASI

larut