terucap dan selesailah sudah
Apa yang telah terjadi biarlah begitu dan tidak akan pernah disesali kembali meski kejatuhan yang meruntuhhkan dan meluluhlantakkan segenap jiwa dan nuansa yang mengelilinginya. Tak mungkin akan seperti ini selamanya sebab jiwa dan hati ini laksana pamor keris prambanan yang ketika hancur pun akan segera menyatu dan membentuk sendiri keindahannya, seperti semula tanpa cacat dan cela.
Meski kau merasa menang dan berdiri di atas angin namun masa lalu sudah sangat berbeda dengan keadaan sekarangmu, bukannya ku tidak bisa membaca namun semuanya terasa dan rem-rem yang seakan menghantam bagai bumerang itu hari demi hari semakin menyadarkan diri bahwa kumasih terjaga dalam kesucian sebagaimana yang dijanjikannya untuk dapat kembali dalam keadaan lebih bercahaya dibandingkan ketika kudilahirkan meski semua harus melalui padang ilalang dan lumpur yang mengotori namun itu semua tidak pernah menempel sebagaimana keimanan yang selalu terasah dan menuntun dalam rimba kegelapan yang beberapa saat memang harus dilalui sebagai ruang-ruang penghambat untuk menuju kehancuran yang jelas tak boleh lagi kusentuh.
Meski kepala tertunduk menangis tak bisa bertemu untuk menjelaskan dan menjernihkan segala sesuatunya, tingkah polah reaksi itupun justru mengatakan bahwa semuanya telah terkatakan dan selesai sebagaimana telah digambarkan dalam cerita panjang yang jelas sudah kita baca berdua dengan rintihanku dan ketawa kemenanganmu. Seakan aku hanyalah tumbal atas kehancuran yang kau ciptakan, memang bagaimanapun tidak harus ada rasa terimakasih karena semuanya adalah kewajiban untuk saling mendorong menghindar dari kehancuran yang lebih dalam lagi.
Rela dalam cahaya kesadaran ini bahwa tak ada lagi keterkaitan yang harus dijadikan alasan untuk saling bertemu adalah garis terakhir setelah kejatuhan diri ini sebagai tumbal untuk mengembalikan cahayamu. Kesadaran adalah kekejaman hati untuk menuju sesuatu agar tidak ada rasa sakit lagi diantara kita. Jelas bagimu jalanmu dan bagiku jalanku pilihanku, cukup sampai disini semoga tidak ada lagi rasa salah yang dapat kau lempar dari bathinmu kepadaku, karena ketrkaitan hanya sampai disini, seperti ketika kucumbu malam dan harus menceraikannya ketika fajar datang menghilangkan gelap hitam pekat yang indah.
Dengan kejam dan sadar pula sang waktu menceraikanku pada kejatuhan dan rasa sakit untuk kembali menjadi damai meski telah terkuras semua energi dan tenaga namun memang itulah bayaran untuk melihat dan lebih berani menantang kehidupan berbelenggu waktu serta maut yang tak jemu membuntuti demi sebuah cita-cita dan cinta yang masing-masing kita cipta dan pelihara, entah benar atau tidak, sekali lagi hanya diri juga yang membenarkan dan menyalahkan perjalanan kemauan kita.
Meski kau merasa menang dan berdiri di atas angin namun masa lalu sudah sangat berbeda dengan keadaan sekarangmu, bukannya ku tidak bisa membaca namun semuanya terasa dan rem-rem yang seakan menghantam bagai bumerang itu hari demi hari semakin menyadarkan diri bahwa kumasih terjaga dalam kesucian sebagaimana yang dijanjikannya untuk dapat kembali dalam keadaan lebih bercahaya dibandingkan ketika kudilahirkan meski semua harus melalui padang ilalang dan lumpur yang mengotori namun itu semua tidak pernah menempel sebagaimana keimanan yang selalu terasah dan menuntun dalam rimba kegelapan yang beberapa saat memang harus dilalui sebagai ruang-ruang penghambat untuk menuju kehancuran yang jelas tak boleh lagi kusentuh.
Meski kepala tertunduk menangis tak bisa bertemu untuk menjelaskan dan menjernihkan segala sesuatunya, tingkah polah reaksi itupun justru mengatakan bahwa semuanya telah terkatakan dan selesai sebagaimana telah digambarkan dalam cerita panjang yang jelas sudah kita baca berdua dengan rintihanku dan ketawa kemenanganmu. Seakan aku hanyalah tumbal atas kehancuran yang kau ciptakan, memang bagaimanapun tidak harus ada rasa terimakasih karena semuanya adalah kewajiban untuk saling mendorong menghindar dari kehancuran yang lebih dalam lagi.
Rela dalam cahaya kesadaran ini bahwa tak ada lagi keterkaitan yang harus dijadikan alasan untuk saling bertemu adalah garis terakhir setelah kejatuhan diri ini sebagai tumbal untuk mengembalikan cahayamu. Kesadaran adalah kekejaman hati untuk menuju sesuatu agar tidak ada rasa sakit lagi diantara kita. Jelas bagimu jalanmu dan bagiku jalanku pilihanku, cukup sampai disini semoga tidak ada lagi rasa salah yang dapat kau lempar dari bathinmu kepadaku, karena ketrkaitan hanya sampai disini, seperti ketika kucumbu malam dan harus menceraikannya ketika fajar datang menghilangkan gelap hitam pekat yang indah.
Dengan kejam dan sadar pula sang waktu menceraikanku pada kejatuhan dan rasa sakit untuk kembali menjadi damai meski telah terkuras semua energi dan tenaga namun memang itulah bayaran untuk melihat dan lebih berani menantang kehidupan berbelenggu waktu serta maut yang tak jemu membuntuti demi sebuah cita-cita dan cinta yang masing-masing kita cipta dan pelihara, entah benar atau tidak, sekali lagi hanya diri juga yang membenarkan dan menyalahkan perjalanan kemauan kita.
(maaf) izin mengamankan PERTAMA dulu. Boleh kan?!
BalasHapusAMAN?
(maaf) izin mengamankan KEDUA dulu. Boleh kan?!
BalasHapusaman ternyata.
(maaf) izin mengamankan KETIGA dulu. Boleh kan?!
BalasHapus(maaf) izin mengamankan KEEMPAT dulu. Boleh kan?!
BalasHapusYang pasti gak ada guna menyesali. Lakukan saja dan nikmati.
*ngomong apa pula ini?
(maaf) izin mengamankan KELIMAAAAXXXZ dulu. Boleh kan?!
BalasHapusweissz...bahasanya!! bener kang...let it gone be by gone, yg lalu biarlah berlalu...menatap masa depan dan mensyukuri apa yang ada pada diri kita adalah yang terbaik! bahasanya tinggi banget kang, aku perlu ngernyit2kan alis dulu buat memahaminya...:D
BalasHapuskapan ya bisa nulis kayak gini...:(
@alamendah: welleh ke6nya ga diamankan (thinking)
BalasHapushingga akhir perjalanan itu membuat kita berdua saling mengerti tentang arti permintaan dari yang lebih dari kita. menghindar tiada guna, menuruti mengakhiri guna.
BalasHapusKalimat terakhir kurang setuju :P, karena sampai saat ini saya tidak tau apakah saya salah atau salah ketika saya mengambil sebuah keputusan yang ternyata berdampak sampai sekarang sejak 2 tahun yang lalu :D.
BalasHapusKompiku habis disamber gledek Mas Sur.
seperti biasa aku moco tapi mumet.. carane nulis piye to iki
BalasHapus"....semua harus melalui padang ilalang dan lumpur yang mengotori namun itu semua tidak pernah menempel sebagaimana keimanan yang selalu terasah...."
BalasHapusGak kotor yo gak belajar.....
halooo
BalasHapussalam kenal ini kunjungan pertamax...
yup...dunia hanya tiga hari....
BalasHapusselesai bukan berarti berakhir....masih bisa dimulai lagi dari awal
BalasHapusMelangkah dari keterpurukan... adalah realita yang sangat menantang.. setidaknya, walau harus terbebani oleh rasa bersalah akan dosa-dosa usang.
BalasHapus"memang itulah bayaran untuk melihat dan lebih berani menantang kehidupan berbelenggu waktu serta maut yang tak jemu membuntuti"
wakh aku ikutan ajah akh kang....., wedew ada yang kelebihan hatrik ntuh
BalasHapusKesadaran diri akan hal nya kehidupan yang selalu berjalan dan meroda membuat semangat tetap terjaga, kang Suryaden.... mampir yaa
BalasHapusck..ck..ck.. bahasanya berats hehehehe :)) lagi gloomy ya kang, hehehe :p
BalasHapusHmmm, Bahasanya tingkat tinggi :D
BalasHapusHm......
BalasHapusBahasanya mengiris hati....
Duh ....
Ada kesal ...
Ada pasrah...
Ada amarah...
Ada sendu...
hebat deh
kalimatnya bagus banget kang hehehe....
BalasHapusmenengok kebelakang demi langkah ke depan neh critanya.
BalasHapusMas,kenapa setiap baca postingannya selalu butuh 2 kali untuk bisa mencerna maknanya yach? Itu pun kadang belum nemu juga (halah malah curhat..)
BalasHapusPikiranku Tak dapat kumengerti, Kaki dikepala Kepala dikaki
BalasHapusPikiranku Patutnya menyadari
Siapa yang harus Dan tak harus kucari
Smakin aku mengerti dan memahami ketika aku selalu bersamamu... hehehe.. Sungguh bahasa yang menyentu hati..
BalasHapushanya satu saran kang Serahkan semuanya kepada Sang Khaliq
BalasHapusMaaf lama ndak mampir, sedang konsen link building untuk membangun beberapa blog dummy, agar pd bulan januari dapat PR...
salam hangat kang
bagiku yang terpenting jalani hidup dengan tenang dan tanpa mengeluh.
BalasHapusmampir kang, ora komen sik
BalasHapusHmmm... Sulit dicerna
BalasHapuskalau sudah selesai ya selesai.
BalasHapusEntah mengapa aku selalu merasa menang dengan dirimu Kang. Selalu dan selalu wahai Pojok Beteng..
BalasHapussekali terucap tak bisa ditarik lagi...
BalasHapus*ngeleg idu*
ada apa mas'e?
BalasHapuskok bahasanya...dewww.... :D
apapun itu tetap semangat ya ;)
lagi melow kang?
BalasHapuspenyesalan memang sering datang terlambat. namun, itu masih jauh lebih baik ketimbang tdk melakukannya sama sekali.
BalasHapusmendingan menyesal sekarang daripada gak pernah menyesali kesalahan. :D
BalasHapusPikir dahulu pendapatan, sesal kemudian tiada guna
BalasHapushihihihi.. *jo nesu yo kang*
situs mu sijine kenopo kang?
BalasHapusmantab kang Surya
BalasHapusbisa dengan bahasa yang lebih ringan mas?
BalasHapusblog khusus dewasa, ki
BalasHapusaku sing jek belia ra mudeng
Tinggi sekali bahasamu kang,,,salam..maaf baru berkunjung kembali...
BalasHapusSekarang ga pake captha tho kang..salam
BalasHapusmelu-melu sedih
BalasHapusra nyandak...
BalasHapuskelewat sastra...
pram wae kalah...
ahhhhh kirain mo brenti ngeblog
BalasHapussemangat bro
terucap dan terselesaikanlah sudah karena kita pelupa,,, atas apa yg apa yang kita katakan...
BalasHapuspenyesalan memang sering datang terlambat dan di akhir.
BalasHapusHebat Kang... Kalimatnya sangat menyentuh kalbu, hehehe..
BalasHapusPerpaduan kalimat yang sangat bagus...
Apa yang kita lakukan kemaren adalah jalan setapak yang kita siapkan buat melangkah kedepan *halahhh nyambung gak Sur hue he
BalasHapusaku menyesal, kenapa harus tertinggal.... :D
BalasHapus"...the waiting is just kills me...."
BalasHapuspostingan ini pas banget dgn pengalaman hidupku...
"r u tired of holding up the sky?"
duh.. aduhh... bahasanya.. ammppuuunnn...
BalasHapusotak saya yang dangkal ini ndak sanggup mencerna..
meskipun pointnya masih dapet.. hehehe
top bangett... salut to mas Sur..
buka privat nggak mas? saya mau daftar dongg... jd muridnya..hehe
Kata-katanya mantap :)
BalasHapussemua itu tiada yang sempurna
BalasHapusYup.. Selesailah sudah
BalasHapusartikel yang menarik
BalasHapussetuju..setuju...
BalasHapusjangan terlalu sering menginagt2 masa lalu...
akuur deh mas Surya
BalasHapusgreat article :)
BalasHapussetuju sekali...., jangan suka mengungkit2 permasalahan...
BalasHapusya sudahlah
BalasHapusinformasi yang menarik mas
BalasHapusdan selesailah sudah
BalasHapusgreat info
BalasHapusselesai ya mas surya?
BalasHapusthx mas
BalasHapussalam kenal ya gan
BalasHapusmakasih buat infonya
BalasHapusmaksudnya gimana...
BalasHapusartikel yang bagus
BalasHapus