kita, petani dan pensiun
Table of Contents

Selamatkan petani Indonesia, memang menjadi jargon salah satu parte, memang benar harus diselamatkan namun mereka tidak pernah bicara bagaimana caranya, bagaimana mewujudkannya dan mengapa harus diselamatkan, omong kosong seperti itu pun sudah cukup menghibur sementara yang harus diselamatkan harus antri panjang sekali... kapan mereka akan selamat, ketika banjir dan sawah mereka direndam air... mending buka laundry aja kali... hahaha...
Mengapa tidak ada sistem asuransi penjaminan nasional yang bisa di menej dengan baik dan transparan, ketika pak tani tidak bisa panen, ketika pak tani kesamber petir ketika di sawah, atau kecakot ular, atau ketika bingung mau menyekolahkan yuniornya, mengapa mereka dibiarkan saja hidup syukur, kere dan melarat adalah bukan urusan pemerintah atau tetangga, sakit ya harus berobat di rumah sakit negeri yang biayanya swasta, harga beras dan hasil panen ditekan serendah mungkin sementara pupuk harganya dipacu naik, bahkan sampe menghilang di pasaran... mengapa dan bagaimana mereka akan terselamatkan...
Jika tidak ada political will (kemauan politik) dari atas untuk mengatasi ini semua niscaya tidak akan pernah selesai, mengapa tidak melihat negara-negara maju lain yang jelas-jelas memproteksi hasil buminya demi tabungan rakyatnya dan kemakmuran negerinya, mengapa harus dijual murah dan diobral di pasar modal sementara kita menjadi buruh di rumah kita sendiri. Berdagang dengan sesama saudara kita namun hasilnya adalah bos di luarnegeri sono yang menengguk labanya, sementara kalo rugi sedikit kita di PHK dan harus mencari lowongan menjadi buruh di tempat lain dengan kondisi dan resiko yang sama pula. Kita mungkin sudah sedemikian terpuruk dan lupa sudah berada di dalam jurang penistaan kita sendiri, wallahualam...

Sudahkah terbersit bagaimana caranya pak tani dengan sawahnya dan kita yang tidak memiliki sawah mendapatkan pensiun dan jaminan dari kesepakatan demokrasi di rumah besar kita ini... akankah kalian menjadi orang kaya dan asing dengan rumah sendiri...
baidewei eniwei buswei hikzzz saya mo pulang ke desa aja kang, uhuyyyy enakan...ndak sumpek bisa jadi petani ngurus kebo ama sawah...
di kota jadi petani internet...hehehehe
ngacirrrr...
"kenapa kita harus ekspor beras?... sawah jadi pabrik... "
sawah kerendam lumpur....
ujung aspal pondok gede - iwan fals....
"DUKUNG KANG SURYADEN NYALEG "
ikut dukung bang.. ^^
padahal beli beras sudahlumayan mahal. LHa, para petaninya dapat apa ya?
disni ajah mas.......lama kelaman sawah kagak ada lagi so dah dibangunkan rumah and ruko.....
sawah..pak tani dan kerbau...
kemana istilah sejahtera itu petani?..
Yup !
mungkin barangkali karena pemilu ini ada yang menjumput isu petani. Padahal dari tangan-tangan mereka inilah kita makan. Kita dari yang swasembada pangan terpuruk menjadi pengimpor beras.
Masalah pertanian, kalau disini banyak dipegang oleh petani-petani berdasi (moderat), yang bahasa ingrisnya nyas nyis nyus karena kebanyakan para tuan tanah ini menyekolahkan anak2 mereke ke UK dan sebangsanya. Masih muda2 dan ganteng2, rapi2 pula..
Saya ingat ketika suami saya berkunjung ke centra perkebunan jeruk, bagaimana proses packing jeruk itu sedemikian rupa agar selama shipping tidak rusak dijalan. Yang kesemuanya itu untuk menunjang komoditas ekport buah.
Beras juga demikian, centra beras ada dikawasan Gujranwala, yang disana mereka mempunyai laboratorium pangan tersendiri untuk memonitor kualitas berasnya.
Mungkin saatnya orang INA makan nasi 2 kali aja ya..hehehe pengehematan..
Saya kira harus ada Ikatan Pertanian Indonesia biar suara petani di dengar.
@ senoaaji: creeets...
@ gdenarayana: asyem, nggak nyaleg gue...
@ perlawanan hati : bang iwan lebih peka dulu daripada sekarang...
@ fanny: lah wong bulog belinya semurah-murahnya...
@ katobengke: rumah dan ruko gak masalah... cuman petaninya itu loh di urusin...
@ awan_clickerz : selama diskriminasi ini masih ada... bisa-bisa nanti senayan diratakan jadi sawah....
@ mama hilda : yang gurem, buruh tani mungkin masih nangis juga mbak ... tapi salut memang disana masih lebih baik...
@ Abiagi Smith : janji surga tarararammm...
@ seno : wong udah tuli je mereka itu bang...
@ tukang Nggunem : itu parte "ngeri enggak" begitu dapet kaos langsun jadi lap sepeda...
@ Erik : bukan itu masalahnya mas... tapi kan kemauan politik negara ini, kalo ke bank sih... tralalla...
@ Pencerah : hidup dan sejahterakan mereka...
Saya pribadi sih hanya bisa ikut mendukung dengan cara; ndak merubah sawah menjadi rumah. Agar lahan persawahan tdk tambah menyempit.
Komunitas terbesar warga Indonesia adalah petani..
Saya juga dari keluarga petani pak.. ndeso.. :)
gak repot ngurusi kpk, cuma akan repot nabur npk...hi hi
yang diurusi secara politis
bukan secara praktisis
maka yang ada hanyalah tangis
ego sektoral departemen yang banyak dimajukan
sehingga tidak tercapai keinginan bangsa untuk menjadi lebih maju
*krik-krik iklan SMS*
heleh asuransi petani, rugi bandar wwakakakaka
enakan garap "sawah" Bini masing2, keringetan dikit tapi enyaak2.... wakakakaka
baidewei, kok dari waktu ene kita jadi ngomongin CD mulu kang...wakakakak, awas lohhh jadi mesum...hikzzz :(
kaboerrrrr dah ntar dijitakin :))
otonomi daerah menurut saya, memberi ruang yang sangat longgar bagi penguasa lokal untuk membuktikan keberpihakan kepada petani.
gorontalo, sebuah provinsi baru begitu bersinar dengan jagungnya. kebijakan harga dasar benar-benar dijaga. pemprov mensubsidi harga jika hrga pasar sampai anjlok dibawah harga dasar. tak salah jika JK takut dengan [prestasi] FM. 80 persen lebih suara pada pilkada berhasil diraihnya, wujud kepercayaan rakyat.
sebuah kabupaten juga cukup inovatif. PBB lahan pertanian disubsidi oleh pemkab. tujuannya adalah mengurangi biaya produksi dan tentu saja mencegah alih fungsi lahan.
sebenarnya masih banyak celah untuk menyelamatkan petani kita. tinggal MAU atau TIDAK!
**tumben komenku kok nggenah yo, opo aku mendem toak?**
nice thinking !
Nuwun...
Pertama : aku mau bilang..blognya bagus, apik dan oke. Baru kali ini saya lihat Blogspot tapi tampilannya kaya wordpress. Sederhana tapi yang penting contensnya
Kedua : Petani kadang nasibnya ditentukan bukan dari kuantitas atau kualitas hasil panennya
Tapi terombang-ambing oleh kebijakan yang sering berganti
harga pupuk yang semakin mahal dan keberadaannya yang raib entah kemana (mungkin jadi setan kali ya mas..) membuat nasib petani kian sengsara
Tapi percayalah dengan caleg2 kaya kita (halahhhh!!)
Harga pupuk akan turun seturun2nya
kaya terjun bebas gitu
cuman gak pake payung, jadi langsung koit!!
he..he
@ abdee : supportnya yang penting kalo itu mah pelestarian lingkungan aja...
@ Susy Ella : cieee... pengin mudik ya...
@ sibaho : iya pak... aneh ya...
@ azaxs : bantulah mereka mas...
@ awie : dibalang pupuk organik segar mas... dibilang pahlawan kesianyan juga percuma...kakakaka...
@ bahtiarian : sama mas...
@ attayaya : pendidikan yang salah arah seh...
@ fuda : wahaha.. nyang baru mao palentin... kakakka...
@ nara: gakpapa mas... enjoy ajalah...
@ kyai slamet : wusyet... tengkyu masukane kyaine... kamsia...
@ stainly : iya dan paradigmanya juga masih repot...
@ seno: sayang mereka nggak punya kekuatan untuk gitu mas...
@ ammadis : penghargaan kepada kaum tani dari bidang pendidikan harus ditanamkan sejak dini...
@ itempoeti : oke referensine dulur... seneng aku...
@ Cebong Ipiet : waha... piye statistik pertaniane bong...
@ Brigadista : iya mas... kecian sekali, nggak dimanusiakan...
@ MATA HATI : wuah... bisa repot nanti...
@ Itik Bali : makaseh... wauahahha...
Disaat para penguasa lagi terlena dan sibuk dalam merancang trik dan intrik politik untuk mencapai dan merenggut jabatan yang setinggi-tingginya serta kekuasaan yang sebesar-sebarnya di pemilu 2009 yang tentu sajs tak sempat memikirkan nasib petani,pensiunan dan kita yang bagi mereka TIDAK PENTING BANGET ....tak disangka BANG SURYADEN masih sempat mengangkat cerita tentang nasib para petani dan pensiunan
Semoga posting ini di lihat dan dibaca oleh para pemangku kekuasaan dinegeri terkorup ini dan hatinya terenyuh dan tersentuh untuk masa depan nasib petani dan pensiunan
Hanya sebuah slogan/Jargon...
slogan tetaplah sebuah slogan/Jargon
"SELAMATKAN PETANI INDONESIA" sebagai salah satu slogan untuk membuka jalan ke puncak popularitas dengan memamfaatkan komunitas terbesar di Indonesia ini untuk mencapai puncak kekuasaan...dan setelah hasrat penguasa tercapai slogan ini dicampakkan hidup dalam tong atau di TPA bersama sampah2 lainnya Tu menjadi debu oleh keganasan api
Nasib petani tetap takkan berubah....yang berubah nasib penguasa
Semoga Jargon diatas benar benar dipraktekkan atau dijalankan setelah para penguasa mencapai ambisinya dan mudah2an nasib petani kedepan lebih baik dan tambah makmur.
eh, tahun 2008 indonesia swasembada beras, kan?
jadi mo nyaleg nih kang... sok atuh ah
Industri yang menghasilkan keuntungan dalam bentuk uang tidak akan berjalan dengan mulus bila pertanian itus endiri tersendat...
kebanyakan petani jaman sekarang juga cuma petani garap, tanahnya tetep punya yang bermodal. hiks!
Katanya mo ada bantuan benih padi tapi hingga musim tanam selesai belum turun juga, penyuluhnya juga ikut puyeng karena ujung2nya nunggu proses tender pengadaan benih. Trus waktu mo ada bantuan pupuk kayak tahun kemrin datangnya telat udah gitu bertahap dan tdk merata utk petani dan parahnya stok yg datang cuma Urea, pupuk lainnya nyaris tdk ada. Padahal urea hanya mengandung nitrogen yang sebetulnya tdak boleh terlalu banyak utk padi.
Janjinya sih taun depan (tahun ini sih)sistemnya mo dibaiki, tp. janjinya......:-(
salam
pongpet
terima kasih telah menempatkan link saya di kangen update; saya hari ini obral link untuk link exchange dengan sahabat blogger semua termasuk sampaian mas, sebagai salah satu top komentator blog saya. jangan bosan berkunjung yaaahhh.
Politik uang dimana mana, kalo kayak gini terus.. asli.. mungkin warga Indonesia bisa mengeluarkan mosi tidak percaya pada pemerintah
:(
gimana penjualan hari ini publisher?sudahkah meloroti CD - CD JUPE...hehehehe
silihkinnnn...monggiiiiii
ngaciriiiiiiiiii
@ abang : iya... jadi sedih bang...
@ nita : semoga, sepertinya tiap tahun juga suasembada, nggak tahu kok repot-repot impor segala...
@ bunda : politik pertanian memang tidak bergerak kemana-mana, dari penanaman hingga model penguasaannya...
@ lindung : yah.. semoga..
@ joe : iya, tanah kalo didiemin saja kan cuman tumbuh rumput dowang ya...
@ Fitriansyah : sep.. tengkyu...
@ wewarna : tinggal sebiji nasipun harus dihabiskan semua untuk mengingat pak tani menanamnya dengan usaha dan kegigihannya siang dan malam hari... mungkin ya... intinya beras itu tidak jatuh dari langit tapi dari usaha keras pak tani...
@ zoel : weks... hahaha... bukaaan...
@ tiyo : gandumnya yang nanam siapa lagi? kalo bukan petani juga...
@ Elistadyon : memang suratan takdir kali ya... suratan atau emailan ato smsan ya.. kakakka...
@ omiyan : wah.. sama-sama penggemar AOE nich...
@ srex aswinto : betul, betul dobol tenaan...
@ tony : lah iya, harusnya negara kan yang mikir...
@ Linda Belle : yang kaya nggak bagi-bagi seh...
@ Bunda : pertanda akan ada ontran-ontran bun...
@ ipanks : waks...
@ priandhani : celaka seratus tiga belas wis...
@ mas8nur : pengalaman yang berguna mas... harus cari sendiri juga kan akhirnya... pancen asyem...
@ pongpet : bahan pokok naik kalo memang dari bawah sih gpp, tapi ...
@ Lyla : met coming aja mbak...
@ yumaima : salam kenal mbak...
@ munawar am : beris mas...
@ Medan Blogger : weh.. lama tak jumpo kito...
@ Danta : dalam hati sih udah nggak percaya semuwa...
@ debrian : pasti ada kerja paksa ya...
@ mama hilda : plesetan sepiring ma...
@ easy : generasi yang hilang nih.. kikiki...
@ HeLL-dA : kasihan emmang...
@ nara: yuk.. kakakka...
Salam kenal Mas Suryaden..
Petani nasibmu kini...
tp sekarang sawahnya jadi perumahan....
hiks,,,hiks,,,, hiks,,,,,
kenapa sihhh semua partai yang beriklan,
pasti ada gambar petani-nya???????
tapi liat aja, kalo dah pada kepilih, nasib petani boro-boro dipikirin.
geuleuh.
ini lagi diketik bedtime storiesnyahh hahahah
mudah2an..caleg2 kita semakin memikirkan petani2 ini...dan bukan menjadikan mereka ajang mencari popularitas dan kemenangan..setelah itu dicampakkan..
nice posting bang surya...*maaf nih..baru Ol..suibukkk banget didarat hehehehe*
maap yah mengecewakan. Soalnya itu cerita buat anak kecil.
mampir yah mas.
Anehnya... koq yaa survive wae ya... sampe anak2 mentas... ajep dan hebak tenan biapakku.