Differently abled People
Table of Contents

Kadang hati kita terhanyut dan kasihan melihat seseorang, teman, keluarga atau kenalan baru kita yang buta, tuli, berkursi roda atau pakai alat bantu lainnya. Dari hal sepele ini - rasa kasihan -, ternyata malah membuat perasaan mereka itu tidak enak dan menciptakan sebuah jurang atau anggapan bahwa kita harus menolong atau lebih parah lagi menempatkan mereka sebagai individu yang berbeda dengan kita yang normal dan sehat -menurut kacamata kita- sehingga menciptakan sebuah kondisi untuk pembedaan terhadapnya, dan acapkali memang menganggap mereka itu CACAT, hal itu sangat menyakitkan sekali, terlebih dengan kata-kata yang diperhalus seperti tuna netra, tuna rungu dan lain sebagainya yang memberikan address kepada kondisi tertentu secara sepihak.
Perlu digarisbawahi memang kalo tuhan pada awal penciptaannya tidak menginginkan hal seperti ini terjadi, namun dalam perjalanannya (pembuahan, kesempurnaan kromosom dan kondisi kesehatan, kecelakaan, maupun kondisi lingkungan lainnya setelah lahir) yang menjadikan pendengaran bisa hilang, kebutaan dan lain sebagainya mengenai saudara-saudara kita itu. Namun bagaimanapun juga mereka tetap seorang manusia yang memiliki kemampuan dan hak-hak sebagaimana layaknya manusia yang lain, dan mereka sempurna pada kesempurnaannya sendiri.
Berangkat dari itulah maka seorang Mansour Fakih dalam memberikan istilah maha dahsyat bagi perjuangan mereka dalam merengkuh persamaan kemanusiaan yaitu DIFABEL (bukan disabled) sebagai singkatan dari Differently Abled People (orang dengan kemampuan yang berbeda), meskipun diantara para pejuang itupun ada dialog yang terus menerus terjadi namun para intelektual muda dari kalangan itu lebih setuju dengan kata-kata ini, sebagai orang dengan kemampuan yang berbeda, dan sekali lagi bukan orang sakit atau cacat. Termasuk dalam difabel ini adalah orang-orang tua, ibu hamil hingga anak-anak yang memerlukan perlakuan khusus.
Perjuangan memang sangat panjang dan saat ini sudah menghasilkan banyak difabel yang mandiri bahkan sekolah hingga tinggi sekali, bagi yang buta pun mendapat kehormatan dari nokia dengan kemampuan HP yang aksesibel, komputer dengan JAWS, dan penerimaan dari institusi pendidikan dengan pendidikan inklusif (inclusive education), dimana sekolah-sekolah biasa harus bisa menerima difabel dengan memberikan tambahan pelayanan khusus, tidak seperti SLB yang merupakan penjara bagi mereka yang sebenarnya pintar namun dianggap sebagai pesakitan. Tidak terbayangkan kemarahan mereka terhadap SLB yang selalu kekurangan dalam layanannya dan hanya menghabiskan dana depsos saja.
Meskipun begitu banyak orang masih tidak memahami arti perjuangan mereka, berbagai penolakan untuk masuk sebagai mahasiswa di UGM misalnya harus didemo secara besar-besaran oleh teman-teman, penolakan Gus Dur menjadi calon presiden karena dianggap tidak sehat jasmani dan rohani, walah..., serta berbagai diskriminasi lainnya benar-benar membuat bias hak asasi di negara ini.
Apakah kita sudah melek terhadap hak-hak dan kemampuan mereka, karena mungkin dalam hati para difabel itu jika disakiti juga bisa berdoa untuk masa depan kita dan keturunan kita apakah akan sepertinya.... yang tidak punya tangan, pincang, buta, tuli dan lain sebagainya....
memang sangat diharapkan bagi kita semua untuk saling berbagi dengan difabel
baru tau neh arti difabel. taunya sih tuna ...
MARI BANTU SESAMA!!!
Tapi untuk keseluruhan, saya setuju dengan tulisannya.... heuheuheu.........
Oh iya Sur, salah abang yach hue he he ..abis ingat massages mulu sih duh .. makasih Sur, nanti abang edit ...
Salam
@ marsudiyanto : pernah pak, pas ndemo UGM...
@ Rois : mereka memang sepantasnya dihargai mas....
@ mantan kyai : iya mas, super bahaya sekali ...
@ awie : kategorinya berlebihan kali ya mas...
@ attayaya : kalo cewek itu... difabel burung ... kekekeke
@ Syamsul Alam : kita jangan hanya melihat ke depan, tai ke samping juga to... kikiki...
@ dede : kapan-kapan nambah lagi neh, makasih mas dede...
@ casual cutie : marilah jadi manusia yang sempurna dalam kemanusiaan masing-masing...
Akan aq perbaiki sifatku..
Makasih ya om..
dasyat banget ulasannya....
Smart post!
postingan yang menyentuh!
@ ' Li ' : banyak yang lebih baik kok...
@ Kharianto : kadang telinganya juga sulit mendengar juga.. hahaha..
@ sibaho : iya, padahal kan lebih nyaman kalo bisa aksesibel ya mas... thanks hahaha...
@ rampadan : lebih suka kalo diperlakukan sewajarnya manusia biasanya....
@ perlawanan hati : setojo sayah...
@ Baka Kelana : sebenarnya anugrah kehidupan juga...
@ Shanty Mahanani : keterbatasan fisik harus bukan menjadi penghalang...
@ bunda : Tuhan maha tahu dengan rencanaNya...
bener boss. mereka juga manusia.. dan lebih baik yg cacat fisik dari pada mereka cacat moral....
nice post boss...
difable. alias tuna.
kang pesen ikan difable di kecapin satu..
wekekekekekek...
peace yoooooww.. cabut ah mo nonton lagee
dengan karunia yg berlebih, sering saya melupakan hal itu :(
mudah2an aja bisa lebih baek kang utk masing2 personnya, klo kaitannya dgn masalah politik...biasalah kang...sering jegal - menjegal...makanya jadi males milih...wakakakak
mau golgray aja antara item dan putih :D
kaborrrrr...
terlalu banyak kekurangan n terlalu banyak keinginan....
tolong aq Tuhan....
maaf br bisa mampir n' muter2..
setuju...kita semua berbeda dan meiliki kekhasan masing2..gali potensi diri amsing2 untuk kemajuan bangsa...(eh out of topic gk nih ya)..hehe
selamat pagi Dunia.....have a nice day sobat..Yup !..moga sehat semua ya
Indahnya kalau bisa memandang seperti ini. Terus terang saya sendiri masih grogi dan bingung kalau menghadapi mereka yang berbeda, entah beda fisik, entah beda budaya, entah beda jenis. Pada kenyataannya saya sering jadi terlalu hati-hati dalam bersikap dan bertindak, karena takut salah atau menyakiti, akibatnya mungkin hal ini bisa dipandang justru sebagai semacam bentuk 'diskriminasi'? Padahal karena kurang pengertian.
Seperti 'radar', 'rudal', atau 'tilang', hanya salah satu contoh akronim yang tidak semua orang tahu singkatan atau asal muasalnya.
Sorry, om. Agak OOT.
*maaf bang beu OL nih..dari kemaren sibuk didarat..he..he..*
istilah yg pas banget. memang kita gak boleh mengasihani mereka terlalu berlebihan.malah bisa menyinggung mereka. lebih baik perlakukan mereka dengan baik tanpa menunjukkan rasa iba yg berlebihan. misalnya dg memberi pekerjaan yg bisa mereka lakukan.
Abu lebih menyukai ungkapan asli dari Bahasa Melayu. Lebih jujur.
@ indra putu achyar : ini memang bahasa advokasi ndra...
@ fuda : wuahahahha...
@ ADVINTRO : nggak usah repot-repot mas...
@ JALOE : ya mas, kadang kita harus bercermin dari mereka ...
@ ipanks : ada tapi bukan dari negara ...
@ IFOEL : saya juga setuju itu mas...
@ gde: hauhaha.. golgray... kekekek...
@ MATA HATI : ya.. seakan manusia ini hanya benda sajalah..
@ tukang Nggunem : kalo tuhan ya bener terus mas... kekeke...
@ Blog Cantik : makasih juga..
@ elly.s : tuhan pasti menolong, tenang aja... hhihiihi...
@ awan_clickerz : harus sehat dong ya...
@ G : harus belajar memang, asal jangan risih aja ya...
@ ~noe~ : kadang kamus itu memang gak pernah update... hayo...
@ Atca : disriminasi struktural yang mencelakakan kita semua...
@ srex aswinto : aneh juga..., hendikap lebih halus memang...
@ Yusa : sebenarnya apa adanya mas Yusa...
@ gush : betul sekali, guru-gurunya aja gak mau repot sih...
@ yenni : sudah lama, dan harus didemo makanya...
@ FATAMORGANA : itu tindakan nyata yang patut di dukung...
@ boyin : betul mas...
@ Jokky Whylantoro : wah dilarang ngeblog kali di kantor... wuehehe..
@ humor lucu : dan kesombongan sudah jadi hal lumrah juga mas...
@ ipiet : kalo spesifikasi sih boleh-aja...
@ Lyla : hore bisa nyambung...
@ ajeng : bingung juga saya...
@ tengkuputeh : bahasa melayunya apa yah, ini kan bahasa advokasi untuk pembelaan, bukan untuk menunjukkan yang sudah ada...
nyatanya, difable juga mulai bermunculan di blogosphere..., aku agak lupa, tapi pernah dimuat di suara merdeka januari 2008; blogger tunanetra,
link disaya dah ON
Gus Dur itu memang orang yang tidak normal, bahkan sangat tidak normal. Ia punya pikiran yang tidak normal, tidak seperti manusia Indonesia pada umumnya. Ia juga punya sikap dan pendirian yang tidak normal. Keluasan pengetahuannya adalah yang membedakan dengan manusia normal lainnya di negeri ini.
Namun, ia tidak pernah minta dikasihani atas ketidaknormalannya itu. Bahkan, ketidaknormalannya itu adalah kesempurnaan yang tidak dimiliki orang lain. Banyak orang normal lainnya yang justru minta pertolongan dan bantuan darinya. Dan, ia tidak pernah minta balasan.
@ omiyan : iya e mas...
@ Ullyanov : ndak terbantahkan deh,... kopi tak susulkan yah...
@ idotkontji : mereka lumayan diuntungkan dengan tehnologi ...
@ Andy MSE : wah mas, kadang gitu koneksi sekarang, ... aku juga heran...
nice post..
nice post..
@ mama hilda: semoga yang namanya "individual differences" dapat membuka berkah lebih banyak lagi... ya to mbak...
sobat, klo bikin yg bawah itu gmn ya..yg kangen update itu.
thanks
-salam persaHabatan-
Yup !
senoaji
Dalam setiap pemilu, setiap kadidat akan mengincar "difabel" dari kandidat lain untuk menjatuhkan. =(
Bila kita yang telah dikaruniai nikmat sehat dan lengkap jasmani ini memandang remeh terhadap para diff able people ini, celakalah diri kita. Ingat Allah dapat menghinakan diri kita ini melebihi itu semua dengan mudahnya dalam sekejab mata.
setuju, perasaan seperti dikasihani emang sangat tidak mengenakkan kang...
yang paling enak tuh diakui eksistensinya, diakui kebolehannya, dihormati, dicintai, dikagumi, dipuja-puja... (wooo, suwe-suwe malah ngajari narsis...)
Dan emang seharusnya mereka berbaur bebas dengan sesama manusia, lha wong podo menungsane kok...
Difable adalah bukan siapa2.., bukan mahkluk dari planet.. bukan juga barang tontonan..yg mengundang rasa trenyuh... Mereka adalah insan utuh yang mengantongi hak sama dengan yg lain.. mereka adalah KITA-KITA juga...
saya yang normal aja tidak bisa berenang dan menyelam
kuasa Allah tak terkira batasnya
komentar PERTAMAXXXXX dari 80...wkwkwkkwk
ngibrit ngacirrrrr...
@ wewarna : insyaallah, jika insan tersebut juga menerima dan menyadarinya...
@ Senoaji : wekeke.. crots...
@ mercuryfalling : asal bukan alasan untuk menjegal saja ... kikiki...
@ Ersis Warmansyah Abbas : iya pak EWA...
@ Seno 002 : iya juga ya...
@ mama hilda : haus pengetahuan saya mbak... (berharap kecipratan)
@ deden : jadi sangat dalam ya mas...
@ Download Web Template : slamat datang sobat...
@ grubik : setuju mas...
@ sawali tuhusetya : kaadang bikin gemes ya pak sawali...
@ pingin ngeblog : sangat inspiratif dan membuka mata saya juga mas...
@ Baka Kelana : sungguh kelengkapan dunia, dan cermin bathin juga mas...
@ Brigadista : kelemahan kadang adalah kekuatan juga ya...
@ harry seenthing : memang sebuah istilah yang belum umum juga mas...
@ Rosa : iya betapa kita juga sangat kecil dan lemah di hadapanNya...
@ bloggeraddicter : sudah tak kejar tadi mas,... wah jauh juga.. kekekeke...