"Apa Karena Kami Miskin Tidak Berhak Masuk?"

Perempuan setengah baya itu langsung menyambar toa yang dipegang Hendrik Sirait, pendamping warga eks taman BMW, Jakarta Utara. Dengan lantang, Anna, 55 tahun, langsung berteriak: "Terima kasih atas penghinaan yang bapak berikan kepada kami. Saya doakan semoga Tuhan mengampuni bapak-bapak semua," katanya dengan sorot mata nanar, di depan pintu masuk Ragunan, kemarin. 

Anna bersama 100 warga eks taman BMW yang digusur Pemerintah Daerah DKI Jakarta, Agustus lalu, kecewa. Keinginannya masuk ke Taman Margasatwa Ragunan untuk melepas kepenatan setelah tergusur ditolak pengelola. “Saya memang miskin. Tapi jangan injak harkat dan martabat saya sebagai manusia,” katanya melanjutkan. 

Mereka datang dengan dua metro mini sejak pukul 11.00 WIB. Hingga pukul 13.45 WIB, mereka tetap ditolak masuk. Hendrik lalu bernegosiasi dengan Marzuki, perwakilan dari pengelola Ragunan. Marzuki tetap menolak dengan alasan Ragunan adalah tempat rekreasi, konservasi, dan resapan air. “Apa hubungannya dengan warga yang ingin masuk? Apa bakal ada banjir jika mereka masuk ke dalam?” Hendrik menggugat. 

Ia menjanjikan warga hanya ingin berekreasi lantaran korban butuh hiburan. Spanduk-spanduk pun rela ditinggal di luar. Bahkan warga yang umumnya perempuan tua dan anak-anak itu siap membeli karcis masuk. “Apa lagi keberatan Bapak?” kata Hendrik. “Jika warga masuk, Anda jamin wartawan tidak ada yang meliput?” kata Marzuki. Hendrik pun menyergah. “Wartawan mau meliput atau tidak itu bukan urusan saya,” kata Hendrik. “Jadi saudara bisa jamin tidak?” kata Marzuki lagi. “Itu hak mereka,” Hendrik menukas. “Kalau begitu, warga tidak boleh masuk,” tegas Marzuki. 

Mendengar itu, Hendrik pun menemui warga. Mereka geram lalu berorasi. “Apa karena kami miskin kami ditolak masuk? Warga ingin hiburan, tapi dilarang,” kata seorang warga. “Mereka lebih menghargai binatang ketimbang kami,” kata Anna. AMIRULLAH
 
http://www.korantempo.com/korantempo/koran/2008/10/29/Metro/krn.20081029.146321.id.html

Komentar

Postingan populer dari blog ini

asyura

Tattoo

tes otak, apakah masih logis atau tidak :-)

Gunung Raung

Selaput dara dan gangguannya

Permintaan Maaf yang tak akan diterima

Kumpulan Artikel Tentang ASI

larut