Tuesday, October 26, 2010

teguh

Ketahuilah kau, sang pencerah, bukannya terlalu memuja namun begitulah adanya, betapa tiadanya cahaya akan apa terjadi bukanlah sesuatu menyakitkan. Kehilangan apapun tak akan membuat segundah segulana kehidupan di sini yang nyaris berantakan, tanpa lagi ada kemilau di depan untuk sekedar pemancing harap, pemancing rahsa, pemancing jantung untuk selalu berdegup. Bilakah itu bisa terjadi, segala kuasa terasa tiada lagi, hanya kosong ataukah begitu lebatnya rimba raya tanpa lagi pemantik untuk retas semua jemu dan sunyi. Tiada lagi teracik ramuan meski terasa pahit apalagi yang meneduhkan rahsa untuk selalu bercahaya memandang hari demi hari, detik demi detik, bahkan deru nafas pun seakan telah hilang rohnya. Nafas, jiwa, cipta tanpa rahsa seakan sudah roboh seiring semua kabar bencana, meski mencincang harap tak kutemukan lagi sebuah penanda arah sepertimu.

Zaman terus berlanjut, sebagaimana titah untukmu, tak pelak tak ayal hanya dirimu sang cahaya hati penuntun menuju lautan asa. Selalu menanti bahkan ketika kau entah berada dimana, beruntunglah duniaku ketika masih ada harap sebagai pemantik segala semangat kehidupan, meski perang besar kan melanda, bersujud ku padamu dalam segumpal teguh berpercik cahaya. Pahit getir hanyalah diluar, didalamnya terhampar lautan dan angkasa keindahan, siapa lagi kan memberi keteduhan macam ini, meski sengsara sebagai alat tukarnya, akankah kau tega melihat kepapaan dan gelayut sendu penuh airmata hanya dan hanya untuk kuasamu merengkuhku.

Teguh yang menjadi nenek moyang kita, meski derajatmu seakan ribuan kali lipat kebodohanku. Sang pelita hati penyedia anggur kehidupan, setiap hari kuteguk bahkan tanpa hitung, janganlah sangsikan keteguhan ini hanya karena keadaan lahiriah menantang hidup yang terombang-ambing selalu, ketahuilah bahwa sanubari hanyalah menuju keteguhan bersamamu dalam setiap derajat pergeseran bumi dan bergantinya siang malam, semoga usia tak memberi kontribusi perubahan untuk menujumu bersama insan lain yang mengetahui akanmu dan mencintaimu dengan jutaan harap hanya untuk menuju keteguhan bersamamu menuju embun pagi yang menetes setiap hari, apapun bayarannya.

Bersinarlah selalu, tanpa harus mengada-ada. Tak perlu rasa kagum atau jutaan perias dan pewangi, hanya untukmulah diri ini dihadirkan disini, mengharap, memuja, dan mencintaimu.




Onward | YES

Contained in everything I do
There's a love, I feel for you
Proclaimed in everything I write
You're the light
Burning, brightly
Onward through the night
Onward through the night
Onward through the night of my life

Displayed in all the things I see
There's a love you show to me
Portrayed in all the things you say
You're the day
Leading the way
Onward through the night
Onward through the night
Onward through the night of my life

Onward through the night
Onward through the night
Onward through the night of my life 

16 comments:

  1. berarti harus dicari dan ditemukan "sang pencerah" sejati yang akan membangkitkan semangat bangsa ini untuk mau lebih baik lagi..
    artikel yang bagus...

    ReplyDelete
  2. fast reading... langsung ngrungokake lagune... :-D

    ReplyDelete
  3. baru tau kalo mario teguh itu kakek moyangku *heuheuheu*

    ReplyDelete
  4. kayak mbah Marijan...mau dibilang "meleleh" atau "watuk"....pokoke tetap "nge-Joss"...hehe...

    ReplyDelete
  5. kayak mbah Marijan...mau dibilang "meleleh" atau "watuk"....pokoke tetap "nge-Joss"...hehe...

    ReplyDelete
  6. Sejati yang akan membangkitkan semangat bangsa ini untuk mau lebih baik lagi..

    ReplyDelete
  7. mantap nih... lagunya juga bikin tambah mantap...

    ReplyDelete

Message from the green side