Tuesday, June 15, 2010

menuju gelap

kebahagiaan itu telah sirna, menghilang dengan serta merta menjadikan titik kebahagian berubah ke pengharapan dimana ketika bisa berharap maka sudah bisa dikatakan bahagia, dan saat inipun kata pengharapan itu sudah tak bisa lagi digunakan, sudah tidak boleh lagi, harapanmu harus hilang... mungkinkah.., bagaimana lagi harus dilantunkan rasa bahagia jika memang sudah demikian, benar-benar sirna, ataukah harus berbahagia ketika tersiksa dalam besutan kegelapan yang bukan hanya malam namun selimut hitam harus terpasung bersama tubuh tak berjiwa ini untuk menanti penantian tak kunjung datang menuju ke pemberhentian terakhir.


tidak menjadi apa jika memang harus begitu serta dengan tanpa anganpun tubuh beroperasi bagai sebuah robot yang hanya bergerak ketika ada perintah dan melakukan rutinitas tanpa arah, bagaikan sebuah tumbuhan atau hewan yang menunggu pemberhentian terakhirnya tanpa harus bermakna pada apa yang diyakininya sendiri karena sudah dijauhkan dari semuanya agar menikmati siksa yang bukan hanya cicilan namun akan berlangsung hingga tanpa ada masa kadaluwarsa.

begitu dalamnya palung itu hingga tak lagi harus berusaha muncul ke atas karena memang sudah tidak mungkin maka jalan satu-satunya adalah mulai menggali dan menggali lebih dalam lagi mencari sesuatu disana di gelap gulita sesuatu yang mungkin sangat tidak ada artinya karena transport penjemputan terakhir tak lagi berada di atas, atau disamping namun ada jauh disana dalam gelapnya palung.

yah.. mungkin sebuah dunia yang baru yang gelap, tanpa hingar suara adalah sebuah pilihan terbaik untuk menjadi terminal terakhir menuju alam tanpa matahari disana, sudah bukan saatnya lagi melanglang buana mencari apa yang sudah tidak lagi terpakai. tinggal dalam kegelapan untuk mendengar dan menjadi saksi atas apa kesalahan yang tak berujung pangkal, datang untuk kemudian pergi lagi meninggalkan siksa tak terperikan, berdiri untuk membantu dan memberikan apa yang dipunyai tanpa harus berharap karena memang sudah tidak bisa lagi. membiarkan semuanya bergemeretak menuju dan menjadi satu menghilang hancur menyatu menuju gelap menghindari segala cahaya... dia telah memenjarakanku disini dalam penjara, hitam gelap tanpa tepi.



7 comments:

  1. silahkan keluar dari penjara yang sebenarnya berasal dari dalam dirimu sendiri

    ReplyDelete
  2. Setuju dengan komentar kedua, surga dan neraka hakikatnya dari dalam jiwa kita sendiri,Selamat sore Bos :)

    ReplyDelete
  3. ...And now I do believe...
    That even in the storm we'll find some light.....

    (youtube, Looking through the eyes of love, Melissa Manchester)

    Semangat ...sobat hebat...!!

    ReplyDelete
  4. Sepenggal terminal dalam perjalanan kembali pulang.

    ReplyDelete
  5. Lebih memilih dunia terang tanpa hingar bingar suara ;)
    anuuuh.. saya takut gelap :P

    ReplyDelete
  6. jadi inget buku GODLOB, ekspresif... puitis...

    ReplyDelete

Message from the green side