still it takes me by surprise
No matter what they say, bukannya tak peduli dengan lingkungan sekitar, sok apatis, bukan namun bagaimanapun juga diri sendiri adalah barang titipan dari yang memiliki kehidupan sekaligus pembuatnya, akankah tidak peduli dengan diri pribadi, ngikut slogan penyesatan mendahulukan kepentingan umum, bwahaha... bukankah yang membuat slogan itu juga dilandasi oleh kepentingannya sendiri untuk menyamankan dirinya pula, bagi yang bermobil agar tidak maen klakson dan misuhi serta mengumpat becak yang digenjot sopirnya dengan lapar serta lemas karena kurang tidur, kelaparan dan bingung mengerjakan teka-teki mau makan apa keluarganya dua jam nanti. Beda jauh dong dengan para beliau yang duduk di kursi empuk dan mampu membayar ratusan ribu demi coretan seseorang pada fotonya di kartu suara yang lalu, pada puluhan ribu orang di dapelnya, cih...
Sekarang malahan saling serang dengan keanehan masing-masing, ada yang mencurigai dengan keyword kekayaan trilyunan rupiah, menjudge bahwa yang sekolahnya Drop out tidak layak untuk berpikir masalah kenegaraan, menuduh sekenanya dengan neoliberalisme, dan lain sebagainya, namun permasalahan akan hak asasi manusia malah seakan berada di bawah keset bertuliskan "WELCOME", yang super keren dan kondang seperti lagu Indomie presidenku itu. Hah,... sudah jadi orang nomer satu di negeri begajul kekayaannya kok hanya enam milyar, hadooh... no matter what they say dah,... kepentingan umum lebih penting sehingga nggak bisa nabung, atau memang hidupnya boros, atau karena pintarnya menyembunyikan kekayaan, (doh)... tepuk jidat nih, cih pula...
Siyap-siyap saja ketika nanti terpilih selama lima tahun hidup ini akan di support Indomie, alias jangankan beli tempe, makan indomie sudah cukuplah, uang selainnya untuk membayar pajak demi kepentingan umum yang lebih baik serta membayar hutang yang kian menumpuk, harus mengencangkan ikat pinggang, kalo perlu copot celana sekalian untuk dijual di pasar senthir terdekat untuk beli indomie, cih..., no matter what i'm say ini hanyalah tepuk jidat semata bukan tepuk tangan apalagi tepuk bokong kuda di depan yang sangat mengganggu kepentingan umum, meski mobil ini mengeluarkan emisi berbahaya lebih banyak daripada kuda yang ekonomis, hanya makan rumput dan tentu saja tidak doyan indomie dengan bungkus plastik yang tidak ramah lingkungan dan nggak pernah ngsih bonus hadiah pada para jawara konsumennya yang terhormat.
Begitulah cinta ini kepada kepentingan umum, seandainya susah dan beratpun ketika para wakil negeri di tingkat RT sudah pidato maka berduyun-duyunlah para warga untuk gotongroyong, meski tidak dibayar dan pulangpun cuma makan indomie sekaligus menambah sampah kota, namun hati dan cinta ini akan selalu tumbuh pada negeri ini meski hanya dibayar dengan kata-kata sederhana dan gestur pidatonya yang seakan membahana dengan aji jaran goyang agar selalu tunduk dan terpesona dengan seakan-akan kebenaran kata-kata yang meluncur dari mulutnya meski kotor, memuakkan, selalu diulang-ulang, (doh) eh cih... akankah kita makan indomie tiap hari nanti... modyar cocote...
Duhai cinta, mengapa singkat kata dan gesturmu yang menenangkanku seakan bisa digeneralisasikan pada kondisi negeri yang sedang menikmati jatuh cinta ini, cinta yang terbeli dengan lunas bahkan untuk mendapatkan haknya pun mereka harus mengerjakan sesuatu kewajiban, dan sedih sekali ketika semua mengamininya, bahkan hanya untuk indomie... yet still it takes me by surprise .... so very sad... neoliberalisme itu arrgghhh.... (haunted by paranoid delussion)
Still it takes me by surprise
- Tony Banks -
It can be strange. In the world we live in. So many things are not how they appear. We sit and talk. Of what it doesn't matter. The meaning of the words we use hides behind the sound. Yet still it takes me by surprise. How the feelings overtake me and fill my mind. With thoughts which even now I can't control. How simple words and gestures. make the world seem right.
No matter what they say
It's hard to believe. That once we met as strangers. Not knowing of the life that we would share. You lead me on. Through new ways unfamiliar. Or down a road we traveled many times before. Yet still it takes me by surprise. How the feelings overtake me and fill my mind. With thoughts which even now I can't control. How simple words and gestures. make the world seem right.
No matter what they say
As the years go by. Older yet no wiser. Our hearts and minds remain as they once were. And after all the time. That we have been together. So many times we must have been this way before. Yet still it takes me by surprise. How the feelings overtake me and fill my mind. With thoughts which even now I can't control. How simple words and gestures. Make the world seem right.
No matter what they say
Sekarang malahan saling serang dengan keanehan masing-masing, ada yang mencurigai dengan keyword kekayaan trilyunan rupiah, menjudge bahwa yang sekolahnya Drop out tidak layak untuk berpikir masalah kenegaraan, menuduh sekenanya dengan neoliberalisme, dan lain sebagainya, namun permasalahan akan hak asasi manusia malah seakan berada di bawah keset bertuliskan "WELCOME", yang super keren dan kondang seperti lagu Indomie presidenku itu. Hah,... sudah jadi orang nomer satu di negeri begajul kekayaannya kok hanya enam milyar, hadooh... no matter what they say dah,... kepentingan umum lebih penting sehingga nggak bisa nabung, atau memang hidupnya boros, atau karena pintarnya menyembunyikan kekayaan, (doh)... tepuk jidat nih, cih pula...
Siyap-siyap saja ketika nanti terpilih selama lima tahun hidup ini akan di support Indomie, alias jangankan beli tempe, makan indomie sudah cukuplah, uang selainnya untuk membayar pajak demi kepentingan umum yang lebih baik serta membayar hutang yang kian menumpuk, harus mengencangkan ikat pinggang, kalo perlu copot celana sekalian untuk dijual di pasar senthir terdekat untuk beli indomie, cih..., no matter what i'm say ini hanyalah tepuk jidat semata bukan tepuk tangan apalagi tepuk bokong kuda di depan yang sangat mengganggu kepentingan umum, meski mobil ini mengeluarkan emisi berbahaya lebih banyak daripada kuda yang ekonomis, hanya makan rumput dan tentu saja tidak doyan indomie dengan bungkus plastik yang tidak ramah lingkungan dan nggak pernah ngsih bonus hadiah pada para jawara konsumennya yang terhormat.
Begitulah cinta ini kepada kepentingan umum, seandainya susah dan beratpun ketika para wakil negeri di tingkat RT sudah pidato maka berduyun-duyunlah para warga untuk gotongroyong, meski tidak dibayar dan pulangpun cuma makan indomie sekaligus menambah sampah kota, namun hati dan cinta ini akan selalu tumbuh pada negeri ini meski hanya dibayar dengan kata-kata sederhana dan gestur pidatonya yang seakan membahana dengan aji jaran goyang agar selalu tunduk dan terpesona dengan seakan-akan kebenaran kata-kata yang meluncur dari mulutnya meski kotor, memuakkan, selalu diulang-ulang, (doh) eh cih... akankah kita makan indomie tiap hari nanti... modyar cocote...
Duhai cinta, mengapa singkat kata dan gesturmu yang menenangkanku seakan bisa digeneralisasikan pada kondisi negeri yang sedang menikmati jatuh cinta ini, cinta yang terbeli dengan lunas bahkan untuk mendapatkan haknya pun mereka harus mengerjakan sesuatu kewajiban, dan sedih sekali ketika semua mengamininya, bahkan hanya untuk indomie... yet still it takes me by surprise .... so very sad... neoliberalisme itu arrgghhh.... (haunted by paranoid delussion)
Still it takes me by surprise
- Tony Banks -
It can be strange. In the world we live in. So many things are not how they appear. We sit and talk. Of what it doesn't matter. The meaning of the words we use hides behind the sound. Yet still it takes me by surprise. How the feelings overtake me and fill my mind. With thoughts which even now I can't control. How simple words and gestures. make the world seem right.
No matter what they say
It's hard to believe. That once we met as strangers. Not knowing of the life that we would share. You lead me on. Through new ways unfamiliar. Or down a road we traveled many times before. Yet still it takes me by surprise. How the feelings overtake me and fill my mind. With thoughts which even now I can't control. How simple words and gestures. make the world seem right.
No matter what they say
As the years go by. Older yet no wiser. Our hearts and minds remain as they once were. And after all the time. That we have been together. So many times we must have been this way before. Yet still it takes me by surprise. How the feelings overtake me and fill my mind. With thoughts which even now I can't control. How simple words and gestures. Make the world seem right.
No matter what they say
ambil pertamaaax duluuu... :D
BalasHapusLagu jingle-nya aja dibikinin sama indomie..so pasti 5 tahun mendatang disponsori oleh indomiee seleeeraku....siapa presidenkuuu??!kakakakakaka
BalasHapushehehehehe... aneh aneh ajah.....
BalasHapusMemang...indomie seleraku....
BalasHapusBiar dah jadi presiden, selera tetap anak kosan...hehe...
iya ya..tau-tau jingle indomie udah bisa buat kampanye.
BalasHapushihihi
es beye... selerakuuuu!!!!! *slurrpp**
BalasHapusHe.he.. padahal indomie jelas2 memeras petani Indonesia hiks. It's impossible, seorang mentri saja sekali tanda tangan 'peresmian' saja nilainya milyaran, selain itu seorang menteri juga mendapatkan posisi sebagai komisaris di BUMN yang bersesuaian dengan bidangnya dan mendapat bayaran minimal 2 Milyard per tahun dari jabatannya sebagai komisaris. Menterinya saja segitu, masak presiden kekayaannya cuma 6 Milyard, kalah sama sekh Puji.
BalasHapushahahah pusssssssiiing ama petinggi negeri kita. mbokya slaing membantu biar negara maju. ini mah saling menjatuhkan.
BalasHapusjd penasaran ama indomie. cerita donk :D
hehehehe, keren lho mas :D,
BalasHapusbisa-bisa aja neeh :D
BalasHapusYups,its still mas..
BalasHapusgak boleh makan yang supermi ya sob... kok indomi terus ya...
BalasHapusutang negeri begajul 2004-2009 bertambah 392 trilyun... artinya, setiap detik penambahan utangnya 2.8juta per detik..
BalasHapussekali lagi... 2.8jt per detik... per detik... per detik... huasyu tenan... begajul polll...
BalasHapusno matter what they say dah,...
hwakaka kok gak kreatif gitu ya
BalasHapusSBY rasa ayam bawang
aku melu ngrasakne yo
BalasHapushehehe.. No matter what they say... Indomie ..presidenkuuuu..... wakakakaka.
BalasHapusDagelan Politik memang asyik...
instan...
BalasHapusya namanya juga 'indomie,, indomie seleraku.. indomie dari dan bagi... indonesia...'
BalasHapuslah kok jadi iklan indomie ini yah??? wah! rugi ndak dibayar jee...
:D
mereka selalu berdalih manuasia tiada yang sempurna.
BalasHapusmemilih yang terbaik dari yang jelek.
koyo ngopo to lagune indomi aku rung tau krungu ik.
BalasHapusketok banget sing golek kekuasaan to. mbiyen mungsuhan saiki koalisi mangsude rak yo nggur golek kekuasaan.
Phew..
BalasHapusJadinya milih siapa dong? Semua punya cacat masing2 niy.. Darimana harus mulai? *hiks*
aduuuh negeri morat-marit...
BalasHapuspiye nek gawe negoro dewe ae pak, qqqq...
Simbiosis mutualisme . . Tapi nanti kalau menang jangan di jadikan Parasitisme oleh pengusaha
BalasHapuskawit wingi sakjane sudah bertanya-tanya... enaknya apa dibuat jadi tulisan aja yaaa...
BalasHapuspancen ruwet... ruwet sembarange...
Wah ku suka banget indomie... (haha)
BalasHapuswhatever dah, banyolan kok nggarai eneg
BalasHapuskl liat fotonya sih, itu dah ada papan "Dilarang buang sampah disini"
BalasHapusmasih tetep sampe nge-gunung gitu..:D
gak mo makan indomie terus mas
BalasHapusbahaya buat kesehatan
enakkan makan nasi plus tempe goreng
lebih sehat tuh
berusaha mengurangi konsumsi mie ...)kok jadi ikut2an ngomong mie hehehe...)
BalasHapusyang penting pilihanku sesuai hati nurani bang...
itu sampah dimana bro?
BalasHapusbukan di x urang khan?
walah kang....indomienya dah laku apa belum..wkwkwkwk, memang bener ntuh....sampah jadi masalah yang berat yah kang. yang penting for next election...i'm not in, because naga bonarnya gag ada...:D
BalasHapusSemoga obral janji bukan janji indomie, instan...!! sekedar guyur air panas dah jadi, setelah "jadi" dibiarkan sebentar biar lumer dengan sendirinya.....,
BalasHapusAku gak seneng jingle iklan Indomie jadi iklan kampanye SBY
BalasHapusgak kreatif, gak ada lagu laen apa..
musalnya lagunya Peter Pan, apa lagunya D'Massive, apa lagunya Afgan
lha gitu kan keren..
Uhm, kaya'nya sering liat deh tu TPA di mana ..??
BalasHapus*berpikir untuk ngecek berapa banyak sampah bungkus indomie*
O iya, by the way deh, indomie itu penyelamat anak kos loh, nyaingin nasi kucing :D
ketimbang perang jargon dan slogan, apalagi menjurus ke arah karakter asinan, memang mending nyantap indomie di satu meja, hehe .... bisa tertawa dan bercanda, tanpa intrik dan konflik.
BalasHapustrima aku apa adanya....
BalasHapusjujur hati yang kita jaga....
mengapa selalu saja,,riak yang kecil mengusik bagai ombak yang besar goyahkan kaki kita....
kedawan, aku ndak moco sampe entek
BalasHapusThank u untuk postingannya..
BalasHapuscurhat sekaligus keprihatinan...
jadi nambah wawasan...
weeekeekekekek.. dah lama kok susah sekali komeng di tempatnya mas Suryaden ini.. gak pernah keluar box komengnya
BalasHapusSalam Sayang