That today we honour the Indigenous peoples of this land, the oldest continuing cultures in human history.lengkapnya ada di sini dan videonya disini.
We reflect on their past mistreatment.
We reflect in particular on the mistreatment of those who were Stolen Generations—this blemished chapter in our nation’s history.
The time has now come for the nation to turn a new page in Australia’s history by righting the wrongs of the past and so moving forward with confidence to the future.
We apologise for the laws and policies of successive Parliaments and governments that have inflicted profound grief, suffering and loss on these our fellow Australians.
We apologise especially for the removal of Aboriginal and Torres Strait Islander children from their families, their communities and their country.
For the pain, suffering and hurt of these Stolen Generations, their descendants and for their families left behind, we say sorry.
To the mothers and the fathers, the brothers and the sisters, for the breaking up of families and communities, we say sorry.
And for the indignity and degradation thus inflicted on a proud people and a proud culture, we say sorry.
We the Parliament of Australia respectfully request that this apology be received in the spirit in which it is offered as part of the healing of the nation.
Perjuangan kaum aborigin atas diskriminasi dan perlakuan buruk orang kulit putih disana mulai tahun 1770 dan baru sukses pada 13 Februari 2008, meskipun pada tahun 1998 sudah ada laporan dari Komisi hak asasi dan persamaan kesempatan yang bertitel "Bringing them home", yang mencatat kisah-kisah oral history dari para korban. Betapa kata "maaf' menjadi suatu penyembuh meskipun secara simbolik bagi para indigenous people bangsa Aborigin pemilik tanah Australia yang hak, beserta implikasi-implikasi tindak lanjut setelahnya. Dimana mereka menjadi the stolen generation karena dicerabut dari tanah dan keluarganya untuk dimasukkan ke lembaga-lembaga maupun rumah-rumah tangga untuk dididik menjadi seorang kulit putih, sempat difilmkan dalam Rabbit-proof fence sebuah kisah dari buku Follow the Rabbit-Proof Fence oleh Doris Pilkington Garimara.
Tentang seorang anak aborigin yang dicerabut dari keluarganya kemudian setelah besar ingin mengetahui asal-usulnya, namun yang dia ingat hanyalah pagar pembatas kelinci yang ternyata panjangnya ribuan kilometer, hingga dia... entah saya baru akan melihatnya bulan juni besok... wakakaka.... dan musiknya pun yang nggarap Peter Gabriel wah... nggak sabar nih nunggu kirimannya...
Sebelum palentin ini saya berandai-andai jika dinegeri kita bisa melakukan "sorry day" untuk kesalahan-kesalahan yang dilakukannya pada rakyatnya sendiri, memang pernah dilakukan oleh Abdurrahman Wahid tapi malah menjadi alasan untuk melengserkannya... celaka deh, ketika dia meminta maaf untuk permasalahan 65, namun sukses juga meski juga dicaci maki ketika mengganti nama irian (ikut ri anti nederlan) menjadi papua, sang begawan dan bangsa ini memang harus terantuk tembok keras dan senapan untuk menjadi bangsa yang waras dan damai, tanpa anarki yang sudah tiap saat dilirik oleh
Illustrasi comot sini, sini, sini dan sini.
Kampanye Damai Pemilu Indonesia 2009
Hahahahaaaa.... IDE YG SANGAT BAGUS Mas! Sorry day.
ReplyDeleteBeneran niy ga mau ikutan nyaleg, klo daerahnya di Jakarta Selatan saya contreng loh mas.. hihi.. ga isa pindah ke Jogja (^^,)
kerenn..hehehe kalo gitu daku juga ikutan nyaleg ahhh
ReplyDeleteMirip rakyat palestina yang diusir dari rumah dan tanah mereka sendiri oleh orang yahudi bangsat
ReplyDeletekita belum terbiasa minta maaf kali ya....dalam konteks kita,aborigin itu mungkin belum layak disebut merdeka...seorang pemilik dan penghuni sah benua itu dikuasai oleh bangsa lain selama bertahun2..tapi tidak ada yang menyebutnya penjajahan ya...?
ReplyDeleteSorry day...ada ajyah istilahnya....aq jg tar bikin sorry day for blogger...huehueheu
ReplyDeletelha kan Aussie itu berguru ke Amerika. mereka sama2 penjajah yg datang dari Inggris, kan. Coba tuh apa bedanya dgn orang Indian yg juga tinggal dalam settlement dan diperlakukan dgn begitu rendahnya.
ReplyDeletekoq ada Salma hayek sgala yah?apa hubunganya
ReplyDeletebudaya maaf justru yang telah tercerabut dari hati negri ini, jadi gimana mungkin ada kata maaf, mungkin nunggu 103 tahun lagi...mungkin!!!
ReplyDeletedi sini, orang susah minta maaf dan memaafkan. klop kan :P
ReplyDeleteweleh, bulan juni mo ke ostrali nih...uhuyyyyy...bakalan dikirimin daging kangoroo neh...hehehe
ReplyDeletemaapin JUPE juga neh kang...kali aje bise palestine bareng :D
ngacirrrrrr :D
Memberi maaf memang berat, tapi meminta maaf jauh lebih berat. hanya orang2 gentle yang berani meminta maaf. Maaf yang sebenarnya, bukan maaf hanya sebagai pemanis bibir merah merekah tapi kusut. Sorry Day itu lebaran ya he..he..
ReplyDelete@ G : Haoalah... caleh daerh upil kakakak...
ReplyDelete@ ipanks: Halah... kekekke...
@ Pencerah : weh.. iya..
@ esha di birulangit : udah sadar kok mereka...
@ Tips Kecantikan : boleh-boleh...
@ bunda : amerika lebih busuk ya...
@ Girls Corner : wakakaka...gak ada...
@ nirmana : halah suwe temen sob...
@ sibaho : iya.. petarung semua deh..
@ Gde : weks... tuduhanmu...adooh..
memang hari itu tidak terasa ngefek, tapi buat seseorang yang mungkin memendam kata itu, hari seperti ini mungkin ditunggu tunggu.
ReplyDeletewe hhww, selalu mantap postinganya, salut kang! btw ada awards buat mu, tolong di ambil ya kang!
ReplyDeletekeep posting bos .......
ReplyDelete@ seno : itulah, mengapa nggak keluar uang kok berat yah...
ReplyDelete@ Nana Luckzana: iya, banyak sekali, dari korban DI/TII sampe korban Aceh...
@ dede : mas, maturnuwun yah...
@ Ali Munandar: oke sobat..
wayaahh lagi lagi ketinggalan posting teranyar...aku idem aja deh sama yang di atas terserah mau sama siapa di jodohinnya.
ReplyDeleteadooh2 .. kesiangan gw komengnya..
ReplyDeletegara2 ngurusin blog sebelah.. huhuhuhu..
bedegh sorry days... tumben nih enteng artikelnya wakakakaka...
nah iye tu kang. kejadiannya hampir sama denga gosdoor.. tapi kok gosdor ga pidato kyak kevin rudd yah.eh mangapa bgini mengapa bgtu ..!?
"gtu aja kok repot..." WAKAKAKAKKAKA...
nyepam dikid ah.. mo geser dewan kehormatan..
ReplyDeletewakakakakaka..
sundul...
sundul...
sundul...
keren ni mas, infonya banyak bgt..
ReplyDeleteTapi australia baru kena musibah kebakaran ya??(Gak nyambung nich)
ReplyDeletesorry day.. nampaknya perlu dibudidayakan di indonesia. jarang jarang pemimpin di sini minta maaf pada rakyat.
ReplyDeletegimana kalo kita berdayakan maaf dibloger dulu hueheheheh,,,
ReplyDeletebang surya palentinean nih??
wewww....seromantis apakah ya?? apa seromantis kata2 ditiap postingannya???...*hallah...ngga nyambung hehheh..*
susah banget dapat pertamax disini
ReplyDeleteharusnya idul fitri bisa dimanfaatkan pemerintah sebagai sorry day, untuk meminta maaf pada rakyatnya.
ReplyDeletesorrt day yah? heemhhhh,,, Selalu ada dampak besar ternyata dari si sorry itu.
ReplyDeleteHarusnya gak usah nunggu hari tertentu. Kalau salah cepet cepet minta maaf. Jika ditunda, kita gak tau apakah masih sempat minta maaaf
ReplyDelete# antown : yun ada ke 26 deh....heee
ReplyDeletekeep spirit ngeblog kang...
Sorry day? Kata Sorry belum merakyat di Indonesia nih. Tapi seharusnya jangan say sorry aja. Harus ada tindakan nyata. Berubah dari jahat menjadi baik. Jadi, sorry nya harus dari dalam hati. Bukan di bibir saja.
ReplyDeleteketinggalan nih :
ReplyDeletesepertinya yg namanya rasialis itu belum benar2 dibumi hanguskan ya? di Aussie aja yang notebene penduduknya sudah modern masih dibelenggu masalah ini.
sorry mas..
ReplyDeletemohon maaf lahir dan batin ya
Sorry Day.
ReplyDeleteMenarik pak, tapi kayae pengalaman Gus Dur membuat mereka semakin ga berani, apalagi selalu saja dikaitkan dengan masalah politik...
Bukannya dimaafkan, tapi tambah dihajar! :P
Betapa banyak kasus busuk yang terjadi di negeri ini pak..
Lebih dari kata sorry... dengan tindakan nyata tentunya...
Btw pingin liat filmnya juga.. :)
disini siap bertanding tapi tak siap untuk kalah
ReplyDeleteSORRY......^_^
ReplyDeleteMas Surya...
ReplyDeleteYp tulisan warna ijo diatas, artinya apa ya?
Bdw makasih uda berkenan mampir di blog sederhanaku.
Sorry day, lebih baik diperingati tiap tanggal berapa ya?
ReplyDeletekeren nech postingan....nice post
ReplyDelete"Indigenous" dia minta maaf kepada orang Aborigin, kulit putih- yang kini mendominasi disana- aslinya penajajah.. layak dia minta maaf karena mengenyampingkan orang asli, orang pribumi..
ReplyDeletewah..rame pisan kang...bener itu orang memang seperti itu...padahal jangan membeda2kan ras
ReplyDeleteBuatQ, tak perlu ada sorry day untuk saling ber maaf maafan..
ReplyDeleteSemangat ya kang..
membaca artikel ini sy jadi bertanya-tanya pd diri sendiri...
ReplyDeletejadi HAM itu awalnya dari siapa ? untuk siapa ?
kalo gitu sori deh pak raden eh mas suryaden hehe...jadi kpn kita buat sorry day buat para blogger?
ReplyDeletegw ngikut jaloee aja. Bingung juga.
ReplyDeleteSaya juga tdk tahu lho ttg Sorry Day.
ReplyDeleteWalau tidak harus diperingati, biarlah tiap pribadi sadar akan Sorry Day, dan menerapkannya.
That's it!
;)
Ngucap sorry boleh2 aja...tp itu kan biasa dilakukan kalo udh ngeruk keuntungan.,.!
ReplyDeleteNtar kalo tinggal tulang n sisanya br ngucap sorry...
Itu jamak sifat manusia2 oportunis.
he eh palentin nya diganti jadi sorry day aja
ReplyDelete*hari dimana seseorang "disori" banyu*
hehehe
Sorry deh kalo gitu.. baru sempat mengunjungi balik nih... hehehe..
ReplyDeleteSorry Day apa Sorry deyyy... Asal jangan diganti jadi Sorrow Day ya kang. Eh kang, setelah pulang dari Bali aku lewat jogja nih, mau ke tempat mas Whani Darmawan sama Butet. Jogjanya dimana?
ReplyDeleteKalo gitu sory juga ya mas, selalu telat kasih komennya :)
ReplyDeletenamanya kan suryaden..harusnya sorry den..knapa jd sorry day...wah maen tipu-tipu nih..(*pura2 gak ngerti, padahal mmg gak ngerti)!
ReplyDeleteaq doain moga kakak menjadi calon wakil rakyat yang amanah.....
ReplyDeletekagak kayak pendahulunya......
kalo menurut saya sih Sorry day itu hanya keliatannya aja kang, karena bagaimanapun diskriminasi itu tetap berlaku. Mungkin biar negaranya nggak dituntut dan dimonitor oleh organisasi human right watch kali ya, apalagi jika suatu negara sudah meratifikasi perjanjian HAM..
ReplyDeletesaya juga ikutan sorry day.. :)
ReplyDeleteHappy palentin pakdhe..gak nyongko sampeyan yo ikut merayakan to? kadone mesti dudu coklat, ning growol dikasih pita merah jambu...hahahahaha...
ReplyDeletenyaleg butuh dana berapa ya ... trus kira² nanti balik modal ga ;))
ReplyDeletesetuju,, kalo di indonesia "hari memaafkan" kale
ReplyDeletewah seneng banget, soale aku lahir di sorry day
ReplyDeleteWah.... Sory day.....
ReplyDeleteide bagus tuh mas....
kalo mau sory day mah, mulai aja dari sekarang...
hohoho...
Sory mas...
semat Sory day... ^_^
Terharu deh liat gambar yang ke 2....
melasss tenan pancen wong aborigin
ReplyDeleteYap ... perjuangan memang bukan sulapan. Soory deh
ReplyDeletemungkin yang harus ditanamkan pertama kali adalah memaafkan ya mas. karena bila semua orang sudah memiliki kebesaran hati dan kelapangan dada tuk memafkan orang lain. saya kira sorry day dah ngga perlu lagi.
ReplyDeleteSorry Day,,,
ReplyDeleteMantaf BGT kang infonya,,,
Mantap mas aku tambah terinspirasi neh bantu banyak oang yang 'kejepit' top makotop
ReplyDeleteSalam KoMpaaaK
Trims kang sudi berkunjung ke blog saya
ReplyDelete@ abie : wuahahha... bertapa di gunung dulu yah...
ReplyDelete@ fuda : hahahha...
@ Yusa : hayah.. malu aku...
@ Yon : yah.. kasian juga...
@ endar fitrianto : apalagi negaranya... halah...
@ Atca : kucintai loh kamu ... biar kapok.. wahahaha...
@ antown : sante ae mas anton...
@ abdee : ide cerdas...
@ bani risset : iya sob... tidak cukup hanya maaf memang...
@ Erik : stuju mas...
@ Dillah : walah saingan sama mas anton...
@ Sang Cerpenis bercerita : ya harus ada kongkritya...
@ rayearth2601 : saya juga minta maaf lahir bathin yo mas...
@ azaxs : juni baru bisa ngopy saya...
@ omiyan : menyedihkan mas...
@ Susy Ella : kekeke...
@ riosisemut : kopi aja ke translate.google.com kakakka...
@ tante angga : biasnya 26 mei tan...
@ david: hayah...
@ Hendrawan : masih bagus bisa sadar...
@ Ade Suherman : betul mas...
@ rampadan : iyalah...
@ jaloee : ham itu antara negara dengan warganegara mas...
@ Linda Belle : wayaha... kapan ya.. manut saya...
@ Rian Xavier : wekeke...
@ HeLL-dA : di sini belom ada kok...
@ srex aswinto : iya mas...
@ else : haiah ibuk satu ini...
@ IFOEL : sibuk cari duit mlulu kakaka...
@ The Dexter : baiklah ketemu .. sep..
@ ajeng : ah gpp...
@ Nyante Aza Lae : wuahaha.. nyante ae mas...
@ www.katobengke.: amin. kakaka...
@ mama hilda : masih perlu berjoang ma...
@ NoMoreWords Indonesia 2009 : oke sob..
@ tukang Nggunem : wuakakkaa.. gulo jowo ae diukir mas...
@ aRai : gak tau mas... njambret ajalah .. hahahha...
@ herrybj : negara mas...
@ IKHSAN : weh met ultah nanti ya...
@ BlaGaBloGer : iya sama..
@ Ersis Warmansyah Abbas : betul sekali pak... salam buta sigintir...
@ masicang : iya, asal masalahnya juga rampung mas...
@ Kharianto : bukan ide saya loh...
@ GOMBLOH : ayo bantu mereka mas..
Aelalu ada bangsa yang tertindas yang terusik dan terusir dari tanah kelahirannya
ReplyDeletePalestina
Rohingya
ABorigin
dan entah berapa banyak lagi....yang mengalami nasi serupa....?
Semoga mereka mendapat hak mereka kembali
ReplyDeleteBagaimana untuk di pelosok2 negeri kita ? :D
ReplyDeleteSalam :)
kegencet lagi..huh..
ReplyDeleteiy tuh australia nyaris seabad diskriminatif,cenderung rasis malah..parahnya dia mo menhapuskan aborigin..bagozlah berani minta sorry.. ma Indonesia kapan ya dy minta maap..hehe
Pemerintah Indonesia ? disuruh minta maaf..??? Sorry Deeh.... he..he....
ReplyDelete"tiada maaf bagi mu... (rasisme)"
ReplyDeletegitu aja kok repot...hehehehe
Kalau menurut saya sich bisa bang di negara kita diterapkan "sorry day" bukan indonesia loch bang tapi di negara blogger....he..he..he..
ReplyDeleteFilm Rabbit-proof fence ...ini film yang layak di tonton untuk menambah wawasan tentang arti mencintai negara...thanks info dan sahringnya Bang Surya
ReplyDeletelagi-lagi saya mau minta maaf dan nyuwun panganpunten atas resep coklat saya yang masih menjadi misteri. :)
ReplyDeletePostingan blog ini selalu berbobot...!
ReplyDelete"Maaf, Mas.. Sampeyan nginjak kaki saya." :)
ReplyDeleteNgangsu kawruh, Mas Suryaden. Penuh pencerahan, makasih.
sorry dah juga baru sadar ternyata bangasa kita masih beruntung bisa menyatakan diri lepas dari penjajahan.
ReplyDeleteDibandingkan bangsa Aborigin yang jangankan menyatakan kemerdekaannya malah tidak dianggap dijajah
met val day yah kang moga tambah segala -galanya deh amin amin amin ya robal alamin asik dah jadi compikuuuuuuuuuuuuuuu uhuuuuuuuuuy
ReplyDeleteSudah lesayaknya emang tuuhhh begitu,... tapi masa ya cuma maaf doang ya??? kasi susu kaleng gitu,...he he heee
ReplyDeletei am sorry :D
ReplyDeletewah.. ada post sorry day..
ReplyDeletewah bagus juga ya klu sorry day dideklarasikan menjadi gerakan nasional..nunggu mas jd presiden RI kali ya baru bisa hehehhe
ReplyDeletepenjajah, genocide, perampasan, ghasb, ntah apa istilahnya lagi bagi org ausie
ReplyDeletejangan lakukan itu ya ausie
mari meminta maaf
mari memaafkan
Saya hanya mo' ngucapin selamat berakhir pekan dan happy Valentine's
ReplyDeletemungkin negeri ini bisa mencoba "sorry day" he..he..
ReplyDeleteTirani penindasan harus segera dihapuskan...., karena manusia diciptakan dengan hak dan kewajban yang sama....
ReplyDeleteMenurut saya emang perlu satu hari buat sorry-day, tapi itu terutama berlaku buat para mantan presiden dan presiden sekarang, kenapa? Pertama, para mantan presiden dan presiden itu adalah pemimpin bagi pengikutnya baik partai maupun ajarannya. Gimana rakyatnya mau damai kalo sesama pemimpin sudah menimbun dan menumpuk kebencian satu sama lain. Kedua, mereka adalah prototype tingkah-laku yang akan diikuti oleh pengikutnya. Ketiga, dengan tidak bertegur sapa dan saling menyalahkan mereka secara sadar-sadar sudah menanamkan bibit kebencian kepada pengikutnya. Keempat....kelima...*saya bisa bikin banyak pendapat pribadi untuk hal ini, tapi gak usah diteruskan, ntar saya kayak pengamat politik praktis yang banyak berseliweran saat menjelang pemilu ini. saya khawatir nanti mengambil jatahnya para pengamat "jempolan" itu, bahkan bisa-bisa saya nanti jadi panelis, analis atau komentator politik, padahal saya gak bermaksud untuk itu* @ Bang Surya, mainlah ke blog aku buat refresh.
ReplyDeleteSorrday aku setuju itu, tapi harus di buat keppres menjadi hari libur nasional....kan enak tambah liburannya....syukur2 di buat kayk Lebaran, bikin kupat, buat opor ayam...siiip deh!
ReplyDeleteThank atas kunjungannya....
ReplyDeletelagu dikolom sebelah kiri (IjoPunkJutee's Single HITs) atw di kolom kanan (ijopunkjutee's cereativity)
Mohon pertunjuknya....
dewi kekerasan atau dewi persik ?
ReplyDeletebtw mencontoh tidak selalu salah , negara kita kalo tidak mau mencontoh kebiasaan baik negara yg lain yg udah maju ya ndak maju-maju ...
Itu flexi ya kang? okey deh begitu sampai jogja langsung di talipun.
ReplyDeletebagus nie mas infonya bisa buat perbandingan teman-teman semua
ReplyDeleteikutan jadi pendukung sorry day ah...
ReplyDeleteem sori bos... hehehe
andakaita di Indonesia ada sorry day.. ya?? sedangkan say sorry klo ada salah ke ibu, ayah, anak, kakak, adik atau keluarga lain aja kayaknya sulitttt banget ya..??
ReplyDeletehey, mokasi yah ud berkunjung ke Dunia Putri ^.^
ReplyDeletewah, menarik sekali. meski nampak banyak link sanah sinih. memang benar,,,
dalam rangka menjunjung tinggi cinta atas nama Saint Valentine saya mengucapkan : Salam L O V E - universal LOVE ...
This comment has been removed by the author.
ReplyDeleteMet malam bang Surya...
ReplyDeletemalam minggu malam yang panjanggg..
jadi kuapelin kesini dehhh ...hehehehehe
Sorry day, permohonan maaf PM australi kepada suku asli australia itu kan? :-)
ReplyDeletejahhhh abang mase valentinan yakkk :D
ReplyDeleteayam sory yah bang...oppsss i am sorry geto :D
Top posting ...!!!
ReplyDeleteDinegeri ini budaya maaf sangat mahal dan langka yach ...mm
Komentar kok bisa 100... seleb neh!
ReplyDeletememang, kata maaf adalah sesuatu yang sangat-sangat mahal.
ReplyDeletehoalah ternyata kowe dab!!! ternyata aku ra kenal... ha ha ha... biyek sekola nang cerak jokteng kulon sich... nang 7,,,
ReplyDeletetulisan dengan gaya ini menarik sekali ya... dan adalah mahal untuk mendapat informasi semacam ini. ada banyak yang perlu di renungkan mengenai negara kita, tapi juga penting untuk dilakukan tindakan nyata untuk menghilangkan pragmatisme diri dan menjadi penyelamat... ha ha ha macam batman.... atau supardal eh suparman.. eh supermen....
Sanggupkah indonesia melakukan hal seperti itu....
ReplyDeletejawabnya mungkin "mimpi kali yee...."
wah... komentar nya dah banyak.. bingung mau komentar apa neh
ReplyDeletewah... ada jupe mau palentinan... tuh diajak jupe kang mau palentinan... gak ngikut kang hehehe
ReplyDeletekeren kang idenya
ReplyDeleteaku nomer 108, hikz...
ReplyDeleteituh ada pilemnya yah? punya mas?
saat berada di lingkungan yg serba salah, minta maap di gampar ga minta maap di lempar, wkekekkeke, gpp...cuman manusia dan manusia aja, kalo ntar malah digampar Tuhan krn menuruti napsu manusia baru deh...patut takut
kya...mba ipiet bisa aja,
ReplyDeletesetuju soal diatas, Hmm..
jg biarkan bangsa ini menganut paham permisif.
Yup !
Pidato Hari ini judulnya "Kebakaran Hutan". Ehhh... Perdana Menteri sekarang siapa Yahhh?
ReplyDeletebila segampang itu minta maaf, buat apa ada polisi. wekeke...
ReplyDeletebuset... komentare uakeh bangets... kentekan komen aku kih!
ReplyDeleteeh.. amrik pernah sorry juga nggak ya sama indian??
Sorry, Mas Surya. Sorry..ikut ngantri..
ReplyDeletehadahhhh blom update
ReplyDeletepemimpin kita belum terbiasa 'sorry' karena rumusan 3 kata ajaib bagi sikecil belum ada di masa lalu :)
ReplyDelete