Mimpi aja lah....
Table of Contents

Begitupun dengan watak birokrasi yang setali tiga uang dimanapun, meskipun tampak rapi di depan tapi pada puncaknya sepertinya sama saja karena untuk menyaring dan memfilter terjadinya kudeta-kudeta ide yang lebih baik dan waras. Opo tumon ketika sesorang atau banyak orang melakukan demonstrasi yang isinya sangat substansial seperti penurunan harga kebutuhan pokok yang harus berhadapan dahulu dengan para ksatria tingkat bawah yang sama sekali tidak memiliki suara dan dianggap otak udang oleh atasannya.
Seperti watak birokrasi lainnya, menurut Stiglitz, problem mendasar dari birokrasi - birokrasi dunia itu adalah terjadinya penyumbatan aspirasi masyarakat. Para representatif di dalam lembaga-lembaga itu, termasuk PBB, tidak selalu atau bahkan sering bertentangan dengan kebutuhan dan kepentingan orang banyak di negara-negara masingmasing. BD diwakili oleh para gubernur bank sentral, sedangkan IMF diwakili menteri keuangan, sementara WTO oleh menteri perdagangan dari masing-masing negara anggota. Dengan demikian pula, kecuali negara-negara yang “secara gagah berani” menentang peran mereka seperti beberapa negara di Amerika Latin, maka hampir keseluruhan birokrasi negara di dunia adalah kepanjangan tangan dari neoliberasisme.
Stigilitz memperkirakan, kini 80 persen ekonomi dunia dikuasai oleh tidak lebih dari 20 persen orang, sedangkan 20 persen aset dunia terdistribusi kepada 80 penduduk dunia. Sebagian besar rakyat di negara dunia ketiga dan bekas negara komunias berpenghasilan US $ 1 sampai US $ 2 per hari. Komposisi yang sama, menurut Direktur ECONIT Hendri Saparini, tercermin dalam penguasaan aset nasional Indonesia. Jika mesin birokrasi dunia ini terus berjalan seperti sekarang maka mungkin dengan berjalannya waktu komposisi itu tidak semakin adil melainkan semakin senjang.
Tetapi fenomena yang ditunjuk oleh Stigilitz itu sebenarnya persis berbalikan dengan dasar filosofi dari neoliberalisme itu sendiri. Dasar filosofi itu adalah bahwa seluruh kegiatan ekonomi bertumpu pada individu, bahwa semua individu adalah wiraswatawan/ti dimana negara tidak diperlukan, termasuk di dalamnya tentu saja adalah lembaga dunia seperti PBB, WB, IMF maupun WTO (B. Herry Priyono, 2003). Setiap orang diperlakukan sama sebagai pelaku ekonomi, dengan demikian semua orang dan individu akan memanfaatkan pasar bebas yang terbuka tersebut.
Namun dalam sistem neoliberalisme, negara justeru berbalik menjadi monster bagi warga negara dan instrumen telanjang dari neoliberalisme, yaitu menjadi kepanjangan tangan dari birokrasai dunia yang dikuasasi oleh neoliberalisme. Negara atau birokrasi tersebut, dengan demikian, juga menjadi penjaga dan alat bagi neoliberalisme itu sendiri.
Sampai dimanakah kekuasaan atas harta dan akses atas sumberdaya ini bisa merata sampai keseluruh pelosok dunia, atau di negara kita yang kadang sangat berbelit-belit untuk mencari informasi apalagi akses. Betapapun niat para penggoda hati rakyat dengan iming-iming puluhan ribu rupiah dan pameran gombal logo partai serta pamer kenarsisan wajah.
Serta betapa malu seharusnya jika ada juga yang nggak berani narsis lantaran tokoh parte itu tidak memasyarakat sama sekali, akankah kita diatur oleh birokrasi yang memiliki sifat bottle neck sedemikian rupa itu dengan boss penguasa yang sama sekali tidak kenal, bahkan kepribadiannya.
Saya bermimpi memiliki seorang pemimpin yang tidak haus kekuasaan dan mampu memotong akses-akses birokrasi dengan cara yang cerdas dan bermartabat, atau minimal sigab bertindak, peka, dan memiliki ide cemerlang untuk itu. Maka bangunkanlah saya ketika ada orang mulia seperti dalam mimpi ini.
semoga mimpinya kang surya bisa terwujud tp jgn lama2 mimpinya ntar ngiler tuh... bau gulingnya hehehe
Masyarakat (baca:kaum proletar) memiliki kebutuhan2 yg sangat mendasar, yaitu 'physiological need', sedangkan negara, kadang demi kepentingan strategisnya dalam percaturan politik dan ekonomi dunia, sudah keburu sampai pada taraf 'actualized need', ini jelas akan menimbulkan friksi dg masyrakat.
Masyarakat merasa tidak diperhatikan kebutuhan dasarnya, sementara para elite politik dan ekonomi serasa di kejar setan untuk cepat2 mengejar dan mengimbangi lajunya globalisasi.
Apakah masyarakat harus cukup puas dg demo2 saja?
Percuma ! Masyarakat tidak bisa hanya bertindak sebagai penonton yg cm bs teriak2...harus jd pemainnya jg...bermain ya cantik, solid dan berani menyerang, jangan cuma bertahan...ntar cuma di lecehkan aja ...bahkan oleh negara Jiran tetangga kita. Soal nanti ada 'polisi' masuk lapangan...anggap aja itu sbg shock therapy supaya player (masyarakat) main yg bener! Jangan cuma jago berantem doank!
aku yo bar tangi seko topo, hehe...
saya kira mimpi semua teman kita podo karo sampeyan mas...
Aku juga ikutan mimpi deh bang...ntar bangunin juga ya kalo ada orang mulia seperti yang dimimpinya bang Surya heheheh
Salam hangat
Ben
tapi saya yakin, akan tiba suatu ketika nanti dimana semuanya jadi indah....entah kapan
ikutan tidur ah....
salam kenal aja deh mas,,
salam kenal...
klo abang kan mimpi aja kali yah..klo saya mimpi kali yeee...hihihi, bang...klo mimpi di primbon nomer brp yakkk? Kalo CD di primbon nomernya brp? mau pasang togelitoz neh biar beli atu dapet dua...wkwkwkwk
Sulit bermimpi negara bebas korupsi...
Kapan ya pemimpin kayak gitu, wah bahaya donk kalau gak pernah ada, nanti bang surya gak ada yang bangunin :D.
Tapi kapan ya bisa terwujud..
-------------------------------------------------
Kenapa ndak di ganti
Saya bermimpi MENJADI seorang pemimpin yang tidak haus kekuasaan dan mampu memotong akses-akses birokrasi dengan cara yang cerdas dan bermartabat, atau minimal sigab bertindak, peka, dan memiliki ide cemerlang untuk itu.
Hemm saya juga punya mimpi yg sama.
malah sebagian anggota dpr gatau apa itu aspirasi bottom-up.
ga ngerti masalah pemerintahan, tapi dpr sok ngritik. aneh dunia ini
sorry mas nitip : http://kurnia-one75.blogspot.com/2008/05/kado-pahit-di-hari-kebangkitan-100.html
tapi ya itu tadi. semua akan selesai cuma dalam mimpi :D
tapi ya itu tadi. semua akan selesai cuma dalam mimpi :D
klo fuda mimpi basah aja deh . Jgn bangunin yah .. wakakakakaka ...
Hehehehehe
Mending mikir besok mau nyari kerja apa ya?
*maklumlah, pekerja serabutan*
pusing juga mikirin bangsa sendiri
kita malah memikirkan bangsa lain
klo rakyat ngomong diam aja, malahan dibilang org yg demo mengganggu rapat, bukan apa kata org demo!!!!!!!!!!
Kemudian bangsa kita ini terlalu banyak dicampuri oleh pemimpin Agama, seharusnya pemimpin agama itu cukuplah mengurus/membina umatnya. karena bangsa ini bangsa yg majemuk
Nanti saya bangunin deh. Sekarang tidur aja dulu ya ...
CD model apa yang saat ini ngetrend kang?..wekekekek
mumpung gratis loh,,,
"karena kita bisa tanpa bermimpi"(by Qorianisme)
bisa apa?:)
alangkah baiknya kalau siapapun yang memimpin kita dukung tanpa menjatuhkan mereka.
Emang republik sakit jiwa
grasani Ina ngga ada habis-habisnya, sama seperti saya ngrasani orang-orang Taliban, kesal, marah tapi apa daya..
Yg pasti yg saya butuhkan sekarang, gimana caranya ngurus KTP ndak ribet!
Hehehehe.
Koq jadi curhat sih.
Btw, koq blog-nya Kang Suryaden, di kompie-ku berat ya..
:(
Nulis komen aja lama keluarnya tuh huruf-hurufnya.
Semoga mimpi mas suryade, dan mimpi kita semua menjadi nyata :)
*kalau mimpi nomer bilang2 ya...hehehe*
~smile4u~
salam
pongpet
mimpi adalah dunia kita tanpa campur tangan orang laen