Mimpi aja lah....
Akankah berlangsung damai kampanye pelimu pemilu di Indonesia, sudah barang tentu akan sangat damai, kenapa tidak karena saat ini para pemain bola yang adu jotos di lapangan aja di tangkap polisi. Kecemasan akan konflik sudah menjadi-jadi lantaran kita punya koleksi senopati perang saat ini belum ada yang pengalaman menang perang kecuali menang dalam hal penculikan, penghilangan bukti dan silat lidah di pengadilan dan sebagainya.
Begitupun dengan watak birokrasi yang setali tiga uang dimanapun, meskipun tampak rapi di depan tapi pada puncaknya sepertinya sama saja karena untuk menyaring dan memfilter terjadinya kudeta-kudeta ide yang lebih baik dan waras. Opo tumon ketika sesorang atau banyak orang melakukan demonstrasi yang isinya sangat substansial seperti penurunan harga kebutuhan pokok yang harus berhadapan dahulu dengan para ksatria tingkat bawah yang sama sekali tidak memiliki suara dan dianggap otak udang oleh atasannya.
Seperti watak birokrasi lainnya, menurut Stiglitz, problem mendasar dari birokrasi - birokrasi dunia itu adalah terjadinya penyumbatan aspirasi masyarakat. Para representatif di dalam lembaga-lembaga itu, termasuk PBB, tidak selalu atau bahkan sering bertentangan dengan kebutuhan dan kepentingan orang banyak di negara-negara masingmasing. BD diwakili oleh para gubernur bank sentral, sedangkan IMF diwakili menteri keuangan, sementara WTO oleh menteri perdagangan dari masing-masing negara anggota. Dengan demikian pula, kecuali negara-negara yang “secara gagah berani” menentang peran mereka seperti beberapa negara di Amerika Latin, maka hampir keseluruhan birokrasi negara di dunia adalah kepanjangan tangan dari neoliberasisme.
Stigilitz memperkirakan, kini 80 persen ekonomi dunia dikuasai oleh tidak lebih dari 20 persen orang, sedangkan 20 persen aset dunia terdistribusi kepada 80 penduduk dunia. Sebagian besar rakyat di negara dunia ketiga dan bekas negara komunias berpenghasilan US $ 1 sampai US $ 2 per hari. Komposisi yang sama, menurut Direktur ECONIT Hendri Saparini, tercermin dalam penguasaan aset nasional Indonesia. Jika mesin birokrasi dunia ini terus berjalan seperti sekarang maka mungkin dengan berjalannya waktu komposisi itu tidak semakin adil melainkan semakin senjang.
Tetapi fenomena yang ditunjuk oleh Stigilitz itu sebenarnya persis berbalikan dengan dasar filosofi dari neoliberalisme itu sendiri. Dasar filosofi itu adalah bahwa seluruh kegiatan ekonomi bertumpu pada individu, bahwa semua individu adalah wiraswatawan/ti dimana negara tidak diperlukan, termasuk di dalamnya tentu saja adalah lembaga dunia seperti PBB, WB, IMF maupun WTO (B. Herry Priyono, 2003). Setiap orang diperlakukan sama sebagai pelaku ekonomi, dengan demikian semua orang dan individu akan memanfaatkan pasar bebas yang terbuka tersebut.
Namun dalam sistem neoliberalisme, negara justeru berbalik menjadi monster bagi warga negara dan instrumen telanjang dari neoliberalisme, yaitu menjadi kepanjangan tangan dari birokrasai dunia yang dikuasasi oleh neoliberalisme. Negara atau birokrasi tersebut, dengan demikian, juga menjadi penjaga dan alat bagi neoliberalisme itu sendiri.
Sampai dimanakah kekuasaan atas harta dan akses atas sumberdaya ini bisa merata sampai keseluruh pelosok dunia, atau di negara kita yang kadang sangat berbelit-belit untuk mencari informasi apalagi akses. Betapapun niat para penggoda hati rakyat dengan iming-iming puluhan ribu rupiah dan pameran gombal logo partai serta pamer kenarsisan wajah.
Serta betapa malu seharusnya jika ada juga yang nggak berani narsis lantaran tokoh parte itu tidak memasyarakat sama sekali, akankah kita diatur oleh birokrasi yang memiliki sifat bottle neck sedemikian rupa itu dengan boss penguasa yang sama sekali tidak kenal, bahkan kepribadiannya.
Saya bermimpi memiliki seorang pemimpin yang tidak haus kekuasaan dan mampu memotong akses-akses birokrasi dengan cara yang cerdas dan bermartabat, atau minimal sigab bertindak, peka, dan memiliki ide cemerlang untuk itu. Maka bangunkanlah saya ketika ada orang mulia seperti dalam mimpi ini.
Begitupun dengan watak birokrasi yang setali tiga uang dimanapun, meskipun tampak rapi di depan tapi pada puncaknya sepertinya sama saja karena untuk menyaring dan memfilter terjadinya kudeta-kudeta ide yang lebih baik dan waras. Opo tumon ketika sesorang atau banyak orang melakukan demonstrasi yang isinya sangat substansial seperti penurunan harga kebutuhan pokok yang harus berhadapan dahulu dengan para ksatria tingkat bawah yang sama sekali tidak memiliki suara dan dianggap otak udang oleh atasannya.
Seperti watak birokrasi lainnya, menurut Stiglitz, problem mendasar dari birokrasi - birokrasi dunia itu adalah terjadinya penyumbatan aspirasi masyarakat. Para representatif di dalam lembaga-lembaga itu, termasuk PBB, tidak selalu atau bahkan sering bertentangan dengan kebutuhan dan kepentingan orang banyak di negara-negara masingmasing. BD diwakili oleh para gubernur bank sentral, sedangkan IMF diwakili menteri keuangan, sementara WTO oleh menteri perdagangan dari masing-masing negara anggota. Dengan demikian pula, kecuali negara-negara yang “secara gagah berani” menentang peran mereka seperti beberapa negara di Amerika Latin, maka hampir keseluruhan birokrasi negara di dunia adalah kepanjangan tangan dari neoliberasisme.
Stigilitz memperkirakan, kini 80 persen ekonomi dunia dikuasai oleh tidak lebih dari 20 persen orang, sedangkan 20 persen aset dunia terdistribusi kepada 80 penduduk dunia. Sebagian besar rakyat di negara dunia ketiga dan bekas negara komunias berpenghasilan US $ 1 sampai US $ 2 per hari. Komposisi yang sama, menurut Direktur ECONIT Hendri Saparini, tercermin dalam penguasaan aset nasional Indonesia. Jika mesin birokrasi dunia ini terus berjalan seperti sekarang maka mungkin dengan berjalannya waktu komposisi itu tidak semakin adil melainkan semakin senjang.
Tetapi fenomena yang ditunjuk oleh Stigilitz itu sebenarnya persis berbalikan dengan dasar filosofi dari neoliberalisme itu sendiri. Dasar filosofi itu adalah bahwa seluruh kegiatan ekonomi bertumpu pada individu, bahwa semua individu adalah wiraswatawan/ti dimana negara tidak diperlukan, termasuk di dalamnya tentu saja adalah lembaga dunia seperti PBB, WB, IMF maupun WTO (B. Herry Priyono, 2003). Setiap orang diperlakukan sama sebagai pelaku ekonomi, dengan demikian semua orang dan individu akan memanfaatkan pasar bebas yang terbuka tersebut.
Namun dalam sistem neoliberalisme, negara justeru berbalik menjadi monster bagi warga negara dan instrumen telanjang dari neoliberalisme, yaitu menjadi kepanjangan tangan dari birokrasai dunia yang dikuasasi oleh neoliberalisme. Negara atau birokrasi tersebut, dengan demikian, juga menjadi penjaga dan alat bagi neoliberalisme itu sendiri.
Sampai dimanakah kekuasaan atas harta dan akses atas sumberdaya ini bisa merata sampai keseluruh pelosok dunia, atau di negara kita yang kadang sangat berbelit-belit untuk mencari informasi apalagi akses. Betapapun niat para penggoda hati rakyat dengan iming-iming puluhan ribu rupiah dan pameran gombal logo partai serta pamer kenarsisan wajah.
Serta betapa malu seharusnya jika ada juga yang nggak berani narsis lantaran tokoh parte itu tidak memasyarakat sama sekali, akankah kita diatur oleh birokrasi yang memiliki sifat bottle neck sedemikian rupa itu dengan boss penguasa yang sama sekali tidak kenal, bahkan kepribadiannya.
Saya bermimpi memiliki seorang pemimpin yang tidak haus kekuasaan dan mampu memotong akses-akses birokrasi dengan cara yang cerdas dan bermartabat, atau minimal sigab bertindak, peka, dan memiliki ide cemerlang untuk itu. Maka bangunkanlah saya ketika ada orang mulia seperti dalam mimpi ini.
mimip pertamaxx dulu ahhh
BalasHapushehehe...sampe salah nulis. biar bisa pertamaxxx hehe...
BalasHapussemoga mimpinya kang surya bisa terwujud tp jgn lama2 mimpinya ntar ngiler tuh... bau gulingnya hehehe
Semua yang ada sekarang katanya berawal dari mimpi. SMoga mimpi kita untuk Indonesia dapet terwujudken dengan apa yang dinamaken dari pada pemilu damai 2009 ini, begitu (sambil senyum)
BalasHapusIdemmmm...walau ga peduli siapapun nanti yang terpilih......tetep aja minyak mahal, gula mahal, telor mahal, apa harus saya jual kompi buat beli berasss hikssssss
BalasHapusTidak ada teori ekonomi dan politik apapun yang bisa di jalankan secara murni , bahkan di negara berhaluan komunis sekalipun.
BalasHapusMasyarakat (baca:kaum proletar) memiliki kebutuhan2 yg sangat mendasar, yaitu 'physiological need', sedangkan negara, kadang demi kepentingan strategisnya dalam percaturan politik dan ekonomi dunia, sudah keburu sampai pada taraf 'actualized need', ini jelas akan menimbulkan friksi dg masyrakat.
Masyarakat merasa tidak diperhatikan kebutuhan dasarnya, sementara para elite politik dan ekonomi serasa di kejar setan untuk cepat2 mengejar dan mengimbangi lajunya globalisasi.
Apakah masyarakat harus cukup puas dg demo2 saja?
Percuma ! Masyarakat tidak bisa hanya bertindak sebagai penonton yg cm bs teriak2...harus jd pemainnya jg...bermain ya cantik, solid dan berani menyerang, jangan cuma bertahan...ntar cuma di lecehkan aja ...bahkan oleh negara Jiran tetangga kita. Soal nanti ada 'polisi' masuk lapangan...anggap aja itu sbg shock therapy supaya player (masyarakat) main yg bener! Jangan cuma jago berantem doank!
Tenang aja mimpi sampeyan bakal segera saya wujudkan...hahahaha
BalasHapussemuanya menjual mimpi, toch janji kampanye tak akan ada sanksi jika tak terwujudkan bila menjadi pejabat... :)
BalasHapusDari jaman kuda gigit besi sampai jaman modernisasi yang namanya birokrasi tetap memihak kepada kalangan atas baik itu pengusaha,pejabat,konglomerat maupun birokrat
BalasHapusJangankan rakyat yang makan sehari sekali para blogger pun terbawa mimpi oleh penjual inspirasi...wakakakak
BalasHapusyuk mari kita bermimpi :)
BalasHapussaya ikutan bermimpi aja ahh...
BalasHapusSepertinya mimpi Kang Surya hanya tinggal mimpi....Ini Indonesia gitu loch
BalasHapustangii mas wis sore kiye...
BalasHapusaku yo bar tangi seko topo, hehe...
saya kira mimpi semua teman kita podo karo sampeyan mas...
bangunnnnn...masak mimpi terus bang..
BalasHapusketika kita meimpikan adanya perubahan janganlah kita golput karena pastinya masih ada pemimpin yang punya nurani...langkah naifnya tatkala kita menuntut perubahan itu terjadi tapi kita malah GOLPUT...seakan-akan kita membuka mata ditengah air yang pekat....
BalasHapushayyyyahh..belom selesai koment kok sudah terkirim..
BalasHapusAku juga ikutan mimpi deh bang...ntar bangunin juga ya kalo ada orang mulia seperti yang dimimpinya bang Surya heheheh
gadis rantau datang ntuk membangunkan sahabatku dari mimpi2 yang sama denganku.
BalasHapusMas Suryaden, bangun Mas. Wis meh surup lho :)
BalasHapusSalam hangat
Ben
bwakakaka om daku mau tanya nih.itu kata yang dicoret sebelum pemilu artinya apa yap?bwakakakaka hayooooooooooo mesti ehem-ehem trs mau ehem-ehem dan akhirnya ehem-ehem,iya thooooooo?
BalasHapusneoliberalisme adalah hasil improvement dari liberalisme. artinya setali tiga uang.
BalasHapustapi saya yakin, akan tiba suatu ketika nanti dimana semuanya jadi indah....entah kapan
ikutan tidur ah....
waduh tulisannya berat banget, sampe2 saya harus baca berulang2.. hehe...
BalasHapussalam kenal aja deh mas,,
salam kenal...
saya bermimpi jualan primbon alias primbon saya laku jee...makanya mau ngikut lanjut mimpi.
BalasHapusklo abang kan mimpi aja kali yah..klo saya mimpi kali yeee...hihihi, bang...klo mimpi di primbon nomer brp yakkk? Kalo CD di primbon nomernya brp? mau pasang togelitoz neh biar beli atu dapet dua...wkwkwkwk
mimpi itu akan hanya jadi mimpi yang abadi yang takan pernah jadi kenyataan karena indonesia terutama para birokratnya wuiiiiih melebihi kelakuan setan keparat selamat bermimpi aja yah see you dream
BalasHapuswadih berat nih mas...aq no comment aj....hihihihihi
BalasHapusSelama biaya menjadi pejabat publik...
BalasHapusSulit bermimpi negara bebas korupsi...
masak mencari seorang pemimpin yang tidak haus kekuasaan diantara lebih dari 200 juta kok susah banget ya? lebih baik tanyakan saja pada rumput yang bergoyang.
BalasHapuscak..tangi cak... wes awan ojo ngimpi ae...
BalasHapusaduh berat banget nih bang, soalnya aku bego-bego gituh. Kayaknya harus sering kesini supaya intelijensi ku bertambah ...
BalasHapusKapan ya pemimpin kayak gitu, wah bahaya donk kalau gak pernah ada, nanti bang surya gak ada yang bangunin :D.
Iya mas.. saya juga punya mimpi yang sama kayak mas..
BalasHapusTapi kapan ya bisa terwujud..
bang... lha defisit anggaran makin berat nih. mau ditutup darimana lagi... pertumbuhan juga cuma dibawah 5% ...terburuk sejak 30 tahun silam .. itu krn sistem ekonomi koperasi yg dulu ditawarkan Bung Hatta 'ngga laku..keberpihakan thd UKM KUD atau apapun namanya yg sebenarnya utk memberdayakan ekonomi rakyat ...yang ada malah memperdayakan rakyat.... .yah begitulah kang.......mimpinya kaya'nya masih harus berlanjut nih...
BalasHapusSaya bermimpi memiliki seorang pemimpin yang tidak haus kekuasaan dan mampu memotong akses-akses birokrasi dengan cara yang cerdas dan bermartabat, atau minimal sigab bertindak, peka, dan memiliki ide cemerlang untuk itu.
BalasHapus-------------------------------------------------
Kenapa ndak di ganti
Saya bermimpi MENJADI seorang pemimpin yang tidak haus kekuasaan dan mampu memotong akses-akses birokrasi dengan cara yang cerdas dan bermartabat, atau minimal sigab bertindak, peka, dan memiliki ide cemerlang untuk itu.
Moga-moga tahun ini mas suryaden terbangun karena mimpi ini menjadi kenyataan :)
BalasHapusSaya bermimpi memiliki seorang pemimpin yang tidak haus kekuasaan dan mampu memotong akses-akses birokrasi dengan cara yang cerdas dan bermartabat, atau minimal sigab bertindak, peka, dan memiliki ide cemerlang untuk itu.
BalasHapusHemm saya juga punya mimpi yg sama.
Bangunnnn...bangunnnn
BalasHapuskok masih mandeg ya pelaksanaan bottom-up yang digembar-gemborkan pemerintah.
BalasHapusmalah sebagian anggota dpr gatau apa itu aspirasi bottom-up.
ga ngerti masalah pemerintahan, tapi dpr sok ngritik. aneh dunia ini
damai di jalanan seh mungkin aga mendingan ... tapi ga tau nanti di MA (lmao)
BalasHapusWee hlah... ini malah pad ngumpul para pemimpi..he..he... Aku ikutan mimpi ajalah sambil nunggu tatanan hidup yang "TOTO TITI TENTREM GEMAH RIPAH LOH JINAWI"
BalasHapuswaaayaahh kalo urusan ginian aku gak ngerti mas..karena yang ku tau hutan ku gundul gara gara birokrasi ngawurrrr
BalasHapussemangat pak, terus bermimpi
BalasHapusMimpi adalah suatu bentuk sistim pertahanan diri supaya tetap waras..jadi mimpi utopis macam begitu memang perlu, dan mudah2an gak cuma menjadi impian ;)
BalasHapusbiang keroknya yaa itu..."unholy trinity"..
BalasHapussorry mas nitip : http://kurnia-one75.blogspot.com/2008/05/kado-pahit-di-hari-kebangkitan-100.html
wuallah aku pun bermimpi untuk bisa di nomor urutan 20..
BalasHapusmimpi kita sama kok..
BalasHapustapi ya itu tadi. semua akan selesai cuma dalam mimpi :D
mimpi kita sama kok..
BalasHapustapi ya itu tadi. semua akan selesai cuma dalam mimpi :D
keren amad mimpinya -_-!
BalasHapusklo fuda mimpi basah aja deh . Jgn bangunin yah .. wakakakakaka ...
Keren terus datanya..
BalasHapuswah setujuh...saya juga bermimpi yang sama ama mas, pingin punya pemimpin negara yang punya mental yang bener-bener mau nggak tidur demi rakyatnya..hehehe..maksudnya bener-bener lilahi taala hidupnya diberikan dan didekasikan untuk kepentingan rakyat. yah, semoga saja besok ada pemimpin yang seperti itu. tapi, untuk tahun ini, 2009, tak ada wajah-wajah capres yang menunjukkan wajah mental baja kayak yang saya mimpikan, jadi lebih baik saya tidur lagi dan bermimpi yang lain ajah..hihihihi..Lam kenal ia maz..^^
BalasHapussaat jadi aktivis kita bisa berteriak, saat diangkat menjadi dewan kita tutup telinga. itu banyak ya kasus gituan?
BalasHapusSebelum keluar fatwa atau UU pelarangan mimpi he he
BalasHapusLhao wong saya sendiri juga masih dalam alam mimpi toh pak, bagaimana bisa saya dimintai tolong untuk membangunkan sampeyan.
BalasHapusmimpinya sip, setuju
BalasHapusMasih bingung aku mas kalau membicarakan negara kita yang ruwet ini..
BalasHapusHehehehehe
Mending mikir besok mau nyari kerja apa ya?
*maklumlah, pekerja serabutan*
duh..
BalasHapuspusing juga mikirin bangsa sendiri
kita malah memikirkan bangsa lain
Kita butuh PEmimpin yg tegas bukan seperti sekarang banyak ragunya... tapi klo Megawati ngomong baru langsung di samperin
BalasHapusklo rakyat ngomong diam aja, malahan dibilang org yg demo mengganggu rapat, bukan apa kata org demo!!!!!!!!!!
Kemudian bangsa kita ini terlalu banyak dicampuri oleh pemimpin Agama, seharusnya pemimpin agama itu cukuplah mengurus/membina umatnya. karena bangsa ini bangsa yg majemuk
Mimpi itu memang sangat indah kang,,,
BalasHapusmemang bukan hal yang mudah utk mewujudkan clean government, mas surya. ada banyak lingkaran yang mesti dilalui ketika seseorang hendak menjadi pejabat birokrasi. mimpi indonesia baru mungkin baru bisa terwujud kalau terjadi alih generasi kepemimpinan, baik secara alamiah maupun potong kompas, hehehe ...
BalasHapusYa harus diakui kita sekarang utk mendapat yg seperti kriteria itu kita harus bermimpi dulu...kalo gak dapet2 yah jangan bangun dari mimpi..mimpi forever deh pokokke...
BalasHapusMaka bangunkanlah saya ketika ada orang mulia seperti dalam mimpi ini.
BalasHapusNanti saya bangunin deh. Sekarang tidur aja dulu ya ...
Emang mimpi itu enak .......pak! Apalagi mimpi .....buasah! Uenak tenan....heee!
BalasHapusKang! walaupun kita belum menemukan pemimpin yang rika bilang, tapi suryaden harus tetep bangun heheee
BalasHapusijin mau mimpi basyahhh di siang bolong...wkwkwkwk
BalasHapusCD model apa yang saat ini ngetrend kang?..wekekekek
Bermimpi jangan muluk muluk...
BalasHapusmumpung gratis loh,,,
"karena kita bisa tanpa bermimpi"(by Qorianisme)
bisa apa?:)
mungkin aku masih kecil jadi ga faham dunia perpolitikan kali ya....??/:)
BalasHapustanya jhon lenon aj kang..ak jg nanya ne heuheu
BalasHapusiyah yah...aku kadang berpikir kapan bangsa kita dewasa tidak saling menjatuhkan.....
BalasHapusalangkah baiknya kalau siapapun yang memimpin kita dukung tanpa menjatuhkan mereka.
Dana yang turun dari 100% cuma 70%. Pihak yang menerima 70% mati2an bikin SPJ terlihat 100%
BalasHapusEmang republik sakit jiwa
Mengenai penyaluran bantuan, birokrat kita berpegang pada " talang ki teles". Saluran air tu basah, so saluran dana juga harus "basah". Makanya hati mereka yang tersembunyi kan basah, tau kan akibatnya klo sesuatu basah itu disimpen...?? APEK...!!!! Para birokrat memang APEK...!!!
BalasHapusAnalisis nya mantab tenan.. two thumbs... semuanya kembali ke moral masing2 indivindu
BalasHapusuda pagiii... bangun mas.. dah jgn mimpi lg..
BalasHapuswah kalau saya justru minpi itu tidak menidurkan kang, karena mimpi itu sebuah ambisi hehehe
BalasHapusgrasani Ina ngga ada habis-habisnya, sama seperti saya ngrasani orang-orang Taliban, kesal, marah tapi apa daya..
setidaknya kita masih punya mimpi mas.. bertanda kita masih punya harapan... mudah2an saja terwujud :)
BalasHapusmimpi lagi dan berkunjung lagi, biar dapat angpawsss ...
BalasHapuswaduh...nyampe sini dah jadi buntut!, mimpiku kok sama ya, kayaknya dunia ini mang sudah mu berakhir.
BalasHapusJujur saya ndak ngerti soal yg beginian, Kang..
BalasHapusYg pasti yg saya butuhkan sekarang, gimana caranya ngurus KTP ndak ribet!
Hehehehe.
Koq jadi curhat sih.
Btw, koq blog-nya Kang Suryaden, di kompie-ku berat ya..
:(
Nulis komen aja lama keluarnya tuh huruf-hurufnya.
Yaach brooo,,..bikin aku bangun lagi deeh,.. aku kan juga lagi mimpi seperti itu. Kira kira kapan Ya???
BalasHapusSemoga harapan itu terwujud mas.....apapun bentuknya...barangkali ini memang proses panjang yang mesti dilalui negara kita.....di Yogyakarta semua itu sudah dimulai...setidaknya Yogyakarta mendapat predikat dengan birokrat terbesih di Indonesia menurut Tranparansi Internasional Indonesia
BalasHapusGak salah bermimpi, yang keliru kalau hidup hanya untuk mimpi.
BalasHapusSemoga mimpi mas suryade, dan mimpi kita semua menjadi nyata :)
*kalau mimpi nomer bilang2 ya...hehehe*
~smile4u~
ati2 kelamaan mimpi bisa bikin lier
BalasHapusdi negeri yang birokrasinya pada jadi calo, mana ada pemimpin yang gak nyalo juga! yuk kita tidur semua, mungkin seperti kisah Uzair yang pergi bersama pengikutnya ke gua lalu tidur selama 100 tahun ketika bangun raja dzalim telah berganti.. eh bentar.. bukannya sampeyan sulit tidur? hehe guyon mas
BalasHapussalam
pongpet
mimpi memang indah buanget.
BalasHapusmimpi adalah dunia kita tanpa campur tangan orang laen
memang paling seru kalo apa-apa dimimpiin gitu....
BalasHapus