Thursday, November 6, 2008

Krisis ekonomi Amerika bukti kehebatan komunisme

Kapitalisme Amerika menelan pil pahit sejak ketamakannya membabi buta dalam prime mortgage produk property di Amerika, yang sebenarnya adalah praktek kapitalisme untuk mendapatkan laba yang sebesar-besarnya dengan menjual rumah sebagai barang yang investasinya semakin tinggi - teorinya - tapi sekarang harga rumah di Amerika menurun hingga 60 persen.

Lehman Brother ambruk, inipun memang disengaja oleh pemerintah Amerika untuk mengeruk dana dari nasabahnya yang sebagian besar dari luar Amerika khususnya Asia, sehingga sekuritas ini tidak ditolong oleh FED - Federal Bank nya Amerika - karena memberi makan orang lain, jahat sekali memang, ini mungkin di luar konteks kapitalis - komunis tapi bentuk kejahatan ekonomi yang lainya.

Memang krisis ini dibuat sendiri oleh ketamakan Amerika dan Eropa dalam segala hal, dan lucunya sebagian besar dollar ada di China, sebagai negara komunis yang bercokol hingga saat ini, dalam hal ini bentuk sistem ekonomi yang menang adalah di china meskipun komunis, namun guru ekonomi mereka sama yaitu Karl Marx, dalam masterpiecenya "Das Kapital". Saat ini raksasa dunia adalah China.

Meskipun Muslim, tapi melihat hal seperti ini, memang Komunisme China berhasil, dan kapitalisme entah sampai kapan bisa bangkit lagi - namun sepertinya tidak mungkin bangkit lagi -. Melihat reaksi Iran si Ahmadinejad yang menyalahkan krisis Amerika, namun rupanya dia tidak melihat punggungnya sendiri karena seharusnya negara-negara Muslim yang dikaruniai berkah, tanah dan hasil bumi yang melimpah oleh Allah SWT, seharusnya sejak dahulu kaya dan rakyatnya tidak terkenal dengan kemiskinan, yaitu dimana ada Islam maka disitu ada kemiskinan dan kebodohan. Ahmadinejad mungkin benar karena Iran tetap bagus ekonominya, namun negara-negara muslim lainnya?.

Memang negara-negara muslim kaya raya dengan hasil bumi dan minyaknya namun hal itu tidak pernah memenuhi keadilan bagi rakyatnya, karena seperti diatas. dan kumpulan kekayaan itu hanya dinikmati oleh orang-orang tertentu seperti misalnya Syeh Puji di Semarang Indonesia yang kekayaannya hanya untuk menumpuk barang-barang hasil kapitalisme - mobil-mobil mewah - dan kepuasan seksualnya saja, tidak pernah memikirkan saudara-saudaranya setanah air bahkan se kota yang tidak memiliki apa-apa.

Jadi memang dibutuhkan pemikiran yang mendalam untuk dapat mendapatkan sesuatu yang membahagiakan untuk semua, mungkin saat ini sistem perbankan syariah yang lebih baik, tapi melihat siapa yang menginvestasikan uang disana, jelas sekali hanya menguntungkan kalangan atas.

Hari-hari yang lalu harga melonjak tinggi mencekik rakyat miskin, namun ketika saat ini dimana harga-harga harus turun untuk memompa hasrat ekonomi, mereka rela menanggung rugi yang besar, memangkas produksi dan mem-PHK karyawannya demi mempertahankan agar harga tidak turun. Bukankah ini sebuah kenyataan yang cukup membuat orang waras jadi gila.

Jadi perintah-perintah SBY dalam mengatasi krisis hanyalah teriakan orang ketakutan akan adanya krisis tapi tidak memberikan jalan keluar bagi negaranya. seharusnya sebagai pemimpin dia bisa melakukan penurunan semua harga komoditas dan kebutuhan pokok dalam negeri, stop import dari Amerika dan luar negeri, Beli saham-saham BUMN negara lain, kurangi pajak, batasi kekayaan individual bagikan kepada yang miskin.

Dan yang perlu dipikirkan adalah permainan nilai alat tukar yang selama ini menjadi alat kapitalis untuk menyedot darah dan keringat manusia lainnya yang lebih miskin darinya.

No comments:

Post a Comment

Message from the green side